Becky tengah berada di dalam kelas, menyendiri, ia merenung memandang ke arah luar jendela, meratapi nasib buruknya yang tak pernah berakhir.
Clay, gadis gila itu selalu mengganggunya, kini pipi kanan Becky terlihat merah, ia baru saja ditampar oleh Clay, hanya karena Becky berontak enggan mengikuti perintahnya.
Becky mencoba melawan saat Clay menyuruhnya, untuk mengambil lembar jawaban yang berada di ruang guru.
Freen dan kedua temannya yang selalu mengekor, datang menghampiri Becky, ia membawa minuman milk tea, tanpa mengatakan sepatah kata, Freen menyimpan minuman itu tepat di depan Becky.
"Oh" ucap Becky menatap minuman itu, lalu memandang wajah Freen dengan bingung.
"Untuk mu!" Seperti biasa wajah Freen sangat datar.
"Tap-i aku tidak suk..."
Freen kembali mengambil minuman itu, lalu menusukkan sedotan, dan memaksa Becky untuk meminumnya.
"Minum!!" Titahnya.
Becky menggeleng, ia sungguh tidak menyukai milk tea.
"Sudah Bec, kamu tidak perlu menolak! Minum saja, lagi pula Freen tidak memberinya racun" kata Ellyn.
"Betul itu!" Timpal Mona.
"Tap-i aku tidak menyukai..."
"MINUM!!" Freen melotot, ia menyodorkannya ke mulut Becky.
Dengan terpaksa Becky pun mulai meminumnya, seketika matanya membelalak tak percaya, minuman ini sungguh enak, batinnya.
"Anggap saja minuman ini, untuk mengganti ongkos bus tadi pagi!!" Ujar Freen seraya pergi.
Langkahnya terhenti saat mengingat sesuatu, ia berbalik, memandang Becky untuk beberapa saat.
"Oh ya, aku melupakan sesuatu!" Freen menggaruk samping kepalanya yang tak gatal.
Freen melempar kunci loker, Becky pun refleks menangkap kunci itu, dengan tatapan bingung.
"Tolong siapkan seragam latihan ku! Dan jangan lupa.. " Freen melirik jam yang melingkar di tangan kirinya " 13.15 baju itu, harus sudah ada padaku"
Tanpa mau mendengar jawaban dari Becky, Freen pun segera pergi meninggalkannya.
Kesal, Becky menghembuskan napas kasar, menatap punggung Freen yang mulai menjauh.
"Apa kah dia tidak memiliki tangan? Mengapa dia terus menyuruhku" Becky berdiri.
"Bukan kah ini berlebihan, hanya karena sebuah jus aku harus menjadi budaknya!!"
Becky kembali menjatuhkan tubuhnya ke kursi, menghela napas panjang, namun sekian detik ia tersenyum menatap minuman itu, dan kembali meminumnya.
"Waah ini enak sekali, aku baru tahu jika milk tea rasanya sangat enak !" Becky memeluk cup minuman itu, suasana hatinya yang buruk menjadi lebih baik.
"Mulai hari ini, kamu akan menjadi minuman favoriteku!" Ujar Becky, girang.
"Kau gila!!" Ucap seseorang, membuat gadis belasteran itu terkejut.
"Oii, Fon! Dari mana kau muncul! Jantungku hampir copot"
"Aku sudah berdiri di sini sejak tiga puluh detik yang lalu, Bec! Mengapa kau berbicara dengan cup minuman? Seperti orang gila saja."
"Fon, milk tea!" Becky tersenyum lebar "Mengapa kau tidak pernah memberi tahu ku, jika ada minuman seenak ini!"
"Becky! Aku pernah memintamu untuk mencobanya, apa kau lupa, kau selalu menjawab, bahwa kau tidak menyukai minuman itu!"
"Oh, ya?"
"Mm.. " Fon mengangguk "oh, tadi Freen mencarimu, Kamu bertemu dengannya?"
"Mm.. " angguknya lesu.
"Apa dia menganggumu lagi?"
"Mm.."
"Apa yang dia lakukan padamu, Bec? Katakan?"
"Dia hanya menyuruhku un.." Becky menghentikan kalimatnya.
Gawat ia baru mengingatnya, Freen! Freen menyuruhnya untuk menyiapkan baju Taekwondo, dan segera membawanya sebelum pukul 13.15.
"FON!!!" Teriak Becky, bangun dari duduknya.
"Oii Bec, kau mengagetkan saja!" Fon masih berdiri di samping meja Becky.
"Fon, jam berapa ini?" Tanya Becky, panik.
Fon melirik jam tangannya "tiga belas dua lima!"
"Oii..!" Becky berlari begitu saja meninggalkan Fon.
"Bec.. Bec!!" Teriak Fon, kesal "sial, mengapa dia selalu meninggalkan ku!!" Keluh Fon.
Becky berlari kencang menuju loker milik Freen, dan mengambil baju Taekwondo, segera ia kembali berlari menuju base camp, gadis itu mencoba berlari secepat mungkin hingga tak peduli sudah berapa banyak orang yang ia tabrak.
Kini ia menunduk di depan Freen, yang sejak tadi menatapnya kesal.
"Tiga belas tiga lima!!" Freen menyilangkan ke dua tangannya di dada "Mengapa kau telat?"
"Maaf Freen, tadi aku.. mm ah tadi aku dipanggil oleh pak heng!" Becky berbogong.
Freen perlahan menarik dagu Becky, jarak wajah mereka pun kini terlihat sangat dekat, untuk beberapa saat kedua bola mata mereka bertemu, Freen terus memandang wajahnya.
Hingga ia menyadari sesuatu, pipi kanan Becky masih terlihat merah.
"Apa kau memakai make up?" Tanya Freen.
Becky menggeleng cepat "Tidak, Freen!!"
"Lalu mengapa pipi kanan mu berwarna merah?" Freen masih memandang wajah Becky, hingga membuat gadis itu gugup.
Becky memalingkan wajahnya, mencoba menyembunyikan pipinya.
"In-i bajumu!" Becky memberikan baju itu, lalu mencoba untuk pergi.
Freen menahan lengan Becky, tak membiarkannya pergi begitu saja, ia penasaran mengapa pipi gadis lugu itu berwarna merah, Freen menyadari ada sesuatu yang tidak beres.
"Kau mengabaikan, pertanyaanku?" Freen sengaja menekan kalimatnya.
Freen tidak akan membiarkan Becky pergi, sebelum gadis itu memberitahu apa yang terjadi.
Akhirnya dengan terpaksa, Becky menceritakan mengenai alasan mengapa pipinya bisa merah seperti udang rebus, ya Clay pelakunya.
"APA KAU PATUNG??" Nada bicara Freen meninggi.
"MENGAPA KAU HANYA DIAM!!" Freen menatap mata Becky tajam "GUNAKAN, TANGANMU!! UNTUK MELAWAN"
Freen menarik tangan Becky kencang, hingga membuatnya kesakitan.
"Freen, lepaskan!" Pinta Becky.
"Freen, lepas! Tangan Becky kesakitan" Mona mencoba melepaskan tangan Freen.
"Oii, wah Bec! Tangan mu merah, Freen tenangkan dirimu"
Mata Becky berkaca-kaca "Mengapa kau marah Freen? Apa pedulimu, aku sudah terbiasa dengan ini semua, di tampar, dijambak, didorong, semua yang dilakukan Clay kepadaku sudah jadi makanan sehari-hari untukku"
Kedua tangan Becky bergetar, menahan tangis, ia pun segera pergi meninggalkan Freen.
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...