CHAPTER 6 [BOLA]

1.7K 183 4
                                    

Pagi ini, suasana sekolah masih terlihat sepi, hanya terlihat beberapa murid saja yang baru datang, termasuk gadis bule, yang kini sedang berjalan menuju kelasnya.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, saat ia melihat loker.

Becky pun berjalan menghampiri loker milik Freen.

"FREEEN!!'" Ucap Becky penuh tekanan.

"KAU PIKIR KAU SIAPA, HAH?" Tunjuknya pada loker, seolah ia sedang berbicara dengan Freen.

"FREEN KAU BRENGSEK!!"

"FREEN KAU SIALAN!!"

"KAMU TAHU, KAMU ADALAH MANUSIA PALING MENYEBALKAN, YANG PERNAH KU TEMUI!!" Gadis itu semakin menjadi, kali ini ia memukul loker itu.

"MENGAPA AKU HARUS BERURUSAN DENGANMU!!! arrgghh..."

"AKU BENCI PADAMU FREEN, SUATU SAAT AKU PASTI AKAN MEMBALASMU!!"

"DASAR PENYIHIR!!"

Tanpa disangka-sangka, seseorang tengah berdiri sejak tadi, memperhatikan setiap ocehan, yang keluar dari mulut gadis berdarah bule itu.

Awalnya Freen masih tersenyum melihat tingkah laku Becky, yang sedari tadi mengomel di depan lokernya, ia pun merekamnya.

Sampai akhirnya Freen kesal, saat Becky memanggil dirinya dengan sebutan penyihir.

"PENYIHIR!!" Suara Freen membuat Becky sangat terkejut.

Gadis itu kemudian menatap Freen dengan rawut wajah panik, jantungnya bedegup kencang, tamatlah riwayat Becky hari ini.

"AHHHHH!!!!!" Becky berteriak kencang "Oii.. Freen sejak kapan kamu di sini?" Tanya Becky, mencoba untuk tenang.

"Sejak kau mengumpat tentangku!!"

"Oii, tid-tidak ada yang mengumpat tentang dirimu Freen!" Becky tersenyum canggung "Ah tadi aku hanya mampir, untuk melihat-lihat"

Freen tak menjawab, ia mengeluarkan smartphone dari saku roknya, lalu memperlihat video ketika Becky mengoceh tentang dirinya.

"Kau bahkan memukul dan menendang lokerku Bec! Bukankah seharusnya kau langsung saja berbicara padaku, daripada berbicara dengan benda mati!"

Mulut gadis itu menganga lebar, ia menggeleng beberapa kali, Freen merekamnya sejak tadi.

Bagaimana ini?.

Raut wajah Becky pun berubah menjadi pucat, ia melirik Freen sekilas.

Sial, mengapa Becky harus ketahuan, padahal ini masih sangat pagi, dan mengapa Freen sudah berada di sekolah pagi buta begini.

"PENYIHIR? KAU MENYEBUTKU PENYIHIR!" Freen melotot.

"Freen kau salah paham! Aku tidak mengatakan apapun sejak tadi" Becky kembali mencoba untuk tenang, ia pun tersenyum lebar.

"Handphone mu sepertinya rusak!"

"Oii, FREEN AKU BENCI PADAMU!!" Freen memeragakan ucapan Becky tadi.

"FREEN KAU BRENG..."

Becky memotong kalimat Freen, ia sudah tak sanggup untuk mendengar kalimat berikutnya.

"SELAMAT PAGI GURU HENG!!" ucap Becky.

Freen menoleh ke belakang, rupanya tidak ada siapa-siapa di sana, gadis itu membohongi Freen agar ia bisa kabur.

Punggung Becky semakin menjauh, gadis itu berlari kencang, meninggalkan Freen yang masih berdiri di sana, dengan raut wajah sebal.

"OII BEC!! KEMBALI, BUKANKAH KAU SEHARUSNYA MEMINTA MAAF" teriak Freen.

"Wah Gadis itu sungguh aneh!!" Freen tersenyum kecil.

~~~

Bell istirahat telah berbunyi, seperti biasa anak-anak bersorak dan berlomba ke luar kelas, begitu pun dengan Becky, ia segera ke luar takut berhadapan dengan Freen.

Menyadari Becky menghindar darinya, Freen pun berlari mengejar gadis itu, hingga akhirnya Becky terpaksa diam, karena Freen berhasil mengejarnya.

"Kau menghindariku?" Freen masih memegang lengannya.

"Tidak ada yang menghindarimu Freen, ini jam istirahat aku hanya ingin pergi ke kantin" balas Becky.

Mereka berdua berdiri di lorong kelas, dekat lapangan.

"Emm, apa..." kalimat Freen terhenti.

"Apa?"

"Apa pergelangan tanganmu, masih sakit?"

Becky mengangguk memandang pergelangan tangannya, tentu saja itu masih terasa sakit, Freen menggenggamnya sangat kuat kemarin.

"Sedikit!"

"Emm.. aku ing..." kalimat Freen kembali terhenti, matanya fokus melihat ke arah lapangan.

Sebuah bola melambung ke arah mereka berdua, anak-anak kelas lain baru saja selesai dengan mata pelajaran olahraga, namun beberapa anak laki-laki masih asik bermain bola.

"Ohh.. ohh... Becky I'm sorry!!" Ucap Freen, seraya menarik tubuh Becky ke depan.

Bhukk!!

Bola itu mendarat tepat di belakang kepala Becky, gadis bergigi kelinci itu pun memejamkan matanya, lalu perlahan membuka sebelah matanya, memastikan bola itu tak mengenai dirinya.

Fyuhhh...

"Oi Bec!! Kau tidak apa-apa?" Tanya Freen tanpa rasa bersalah.

Becky memandangnya tak percaya, bagaimana bisa, Freen mengorbankan Becky? Oh tidak, gadis ini benar-benar menyebalkan.

"Bagaimana bisa, kau masih bertanya Freen?" Becky menatap Freen, kosong.

Kepala Becky mulai terasa pusing sekarang.

Kasihan sekali gadis ini, hari-harinya selalu saja sial.

"Sorry!! Apa kau baik-baik saja?" Tanya salah satu anak laki-laki, menghampiri mereka.

"Aku tidak sengaja! Aku minta maaf" Ucapnya lagi.

"OIII!!! jika kau tidak bisa bermain bola, lebih baik diam! Lihat dia, kepalanya terbentur bola, bagimana jika dia hilang ingatan?" Omel Freen.

"Cihhh, kau yang membuatku terkena bola Freen!" Ucap Becky sangat pelan.

Becky memandangnya tak percaya, ia pun segera pergi meninggalkan Freen, sambil memegang kepalanya.


*Freen lu bener-bener nyebelin ya Freen, Becky yang sabar ya Bec*




📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!

THANK YOU!!








My Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang