Sore ini jalanan ibu kota terlihat cukup kondusif, lampu-lampu yang berada di pinggir jalan mulai dihidupkan, Freen dan Becky berada di sebuah restaurant sushi, makanan favorite mereka berrdua.
Pelayan restaurant datang dengan beberapa menu yang dipesan mereka berdua, lebih tepatnya Freen yang memesan semua makanan itu.
Semua makanan tertata rapi di atas meja.
Becky melotot menatap sajian sushi yang memenuhi meja mereka, hingga membuatnya menggeleng beberapa kali.
"Freen.." ucap Becky, matanya mengedar dari ujung meja sebelah kanan, hingga kiri.
"Emm?" kata Freen.
"Bu-bukankah ini terlalu banyak untuk kita berdua?" Becky mengerutkan dahinya.
Freen ikut mengedarkan pandangannya, menatap semua menu yang ia pesan, ekspresinya mengernyit, menyadari jika makanan yang ada di meja, ternyata begitu banyak.
"Ah.." Freen menggaruk kepalanya yang tak gatal "Apa.. yang kau katakan sepertinya benar, ini terlalu banyak"
Becky hanya menggeleng, melihat tingkah laku Freen yang selalu saja, membuatnya tak habis pikir.
Gadis bergigi kelinci itu mengambil salmon, lalu meletakannya di atas piring milik Becky.
Freen selalu melakukan hal-hal kecil, yang membuat gadis itu tersenyum.
Usai memakan sushi, Becky mengajak Freen ke suatu tempat yang berada tak jauh dari restaurant, tempat yang selalu ia datangi bersama keluarganya.
Sebuah pasar malam, di mana semua pedagang makanan ada, serta beberapa wahana permainan pun lengkap di sana.
Tempat ini adalah tempat baru bagi gadis bergigi kelinci itu, tempat di mana ia pertama kali melihatnya.
Mereka berdua, kini berada tepat di depan gerbang masuk, kedua bola mata Freen membelalak, melihat suasana pasar malam yang begitu indah, dihiasi lampu-lampu yang menggantung di sepanjang jalan.
Orang-orang berlalu lalang, tempat itu ramai sekali oleh pengunjung.
"Di mana tempat untuk memesan tiket?" ucap Freen, semangat.
"Tiket?" Becky menatapnya bingung " Tiket untuk apa?"
"Untuk masuk ke dalam?" Tunjuk Freen, polos.
Becky tertawa sambil menatapnya lucu, sedangkan Freen mengerutkan dahinya.
"Mengapa kamu tertawa?"
"Kau lucu sekali, Freen!" Becky menyentuh ujung hidungnya "Kita tidak memerlukan tiket untuk masuk ke dalam!"
Becky kembali menggenggam jemari tangan Freen, seraya menuntunnya ke dalam, ekspresi gadis itu terlihat sangat bahagia.
Disepanjang jalan Becky terus menatap dan memperhatikan, Freen.
Freen menunjuk ke segala arah, gadis itu benar-benar senang berada di sana, ini adalah salah satu tempat, yang belum pernah sama sekali dikunjunginya.
Becky, gadis itu melepaskan genggamannya, membiarkan Freen berjalan ke tempat yang ia inginkan.
Gadis itu berlari ke sana ke mari, mendatangi beberapa kedai.
Freen melambaikan tangannya, meminta Becky agar segera menghampirinya, entah apa yang sedang dilihat gadis itu, ekspresinya terlihat bersemangat, Becky, ia pun segera mempercepat langkahnya.
"Becky!!! Lihat.." tunjuk Freen, ke arah aquarium yang berada di depannya, udang-udang kecil yang masih hidup, berenang di dalamnya.
"Haruskah kita membelinya?" Seru Freen menepuk-nepuk kedua tangannya, tak sabar menunggu jawaban dari Becky.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...