CHAPTER 23 [MEMELUK MU]

1.2K 129 1
                                    

Freen dan Emma berjalan mengekor di belakang pak Saint, mereka berdua sepertinya akan diberikan hukuman oleh pak Saint, diperjalanan menuju ruang guru, Freen dan Emma terlihat berbincang.

"Mengapa kau tersenyum seperti orang gila!" ucap Freen, ketika tak sengaja melihat Emma tersenyum.

"Aku hanya teringat dengan kenangan kita dulu!" Emma menoleh, Freen hanya mengerutkan dahinya.

"Apa kau tidak mengingatnya Freen?"

Freen hanya menggeleng, malas menanggapi.

"Eyy kau berbohong? Kita berdua pernah dihukum karena melakukan kesalahan yang sama, bedanya dulu kita tertidur di rooftop sekolah Freen" Emma tersenyum lebar.

Freen mencoba mengingat, lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum, kenangan bersama Emma melintas di kepalanya.

"Oii lihat!" Emma menujuk wajahnya " Kau tersenyum, kau mengingatnya kan?"

"AKU TIDAK TERSENYUM!" Ekspresi wajah Freen kembali datar. "Oh dan aku tidak memiliki, kenangan apapun denganmu!"

"Eyy!!" Emma melotot tak terima "Kau jahat sekali Freen!!"

Pak Saint yang sedang berjalan di depan mereka, sengaja menghentikan langkahnya, hingga membuat Freen dan Emma menabrak punggungnya.

"Kalian ini, sudah tidak masuk pelajaran saya lalu sekarang malah bertengkar?" Pak Saint membalik.

"Maaf pak!!" ucap Freen dan Emma.

Lima belas menit berlalu, akhirnya mereka berdua keluar dari ruang guru, Becky, gadis itu tengah berdiri di dekat pintu, menunggu Freen keluar sejak tadi.

"Oh, Bec sedang apa kau di sini?" tanya Freen.

Becky mengulurkan sebotol minuman, gadis itu pun tersenyum menerimanya.

"Aku sedang menunggumu!"

"Eyy, kau tak perlu repot-repot Bec! Tapi terima kasih" Freen mengusap lembut kepala Becky.

Emma baru saja keluar dengan membawa beberapa lembar kertas, lalu melambaikan tangan menyapa Becky yang masih berdiri dengan Freen di dekat pintu, sebelum akhirnya dia pamit pergi lebih dulu.

Freen dan Becky berjalan di lorong untuk kembali ke kelas mereka, ada beribu pertanyaan di dalam benaknya, mengenai Freen dan Emma, namun gadis itu masih bungkam.

Padahal sejak tadi Becky sudah sangat penasaran, mengapa Freen dan Emma bisa tidur di perpustakaan.

"Freen bolehkah aku bertanya?"

"Emm!" Angguk Freen "Tentu saja!"

"Mengapa kamu bisa bersama Emma?" tanya Becky, dengan hati-hati.

"Ah, aku tidak tahu!" Freen menggeleng "Aku hanya tidur diperpustakaan, lalu ketika aku bangun, rupanya dia masih berada di sana"

"Masih?"

"Emm!" Angguknya lagi "Ah, tadi dia sedang merapikan buku di sana! Lalu mungkin dia pun tertidur" Freen mengerjatkan pundaknya.

Freen tidak berbohong itu semua hanya kebetulan, Freen lebih dulu tidur di sana, entah bagaimana ceritanya, ketika Freen bangun, Emma sedang tertidur di depannya.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu, Bec?"

"Ah, tidak! aku hanya bertanya saja" Becky tersenyum.

Mereka berdua kembali berjalan, meski masih ada yang mengganjal di hati Becky, namun dia mencoba untuk percaya dengan apa yang dikatakan Freen.

Freen dan Emma dihukum untuk mengerjakan beberapa tugas yang diberikan oleh pak Saint.

***

Freen merebahkan tubuhnya di atas Kasur, menatap langit-langit kamarnya, gadis itu memikirkan hubungannya dengan Becky, yang kian hari kian memburuk, mereka lebih sering bertengkar, Freen selalu cemburu dan salah paham.

My Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang