CHAPTER 3 [BERDETAK KENCANG]

2K 180 2
                                    

Becky sedang dalam perjalanan menuju sekolah, ia pun asik menikmati pemandangan jalanan ibu kota, di pagi hari.

Pemandangan yang selalu ia lihat setiap hari, ketika ia berangkat ke sekolah menggunakan bus.

Seketika gadis belasteran itu tertegun, saat melihat seseorang yang ia kenal tengah berdiri di samping mobil, yang terlihat sedang mogok di pinggir jalan.

Freen, itu adalah Freen.

Bus yang dinaiki Becky masih melaju, hingga akhirnya ia menekan bell untuk berhenti, padahal jarak tempuh untuk sampai ke sekolah masih sangat jauh.

Becky berlari menghampiri Freen, yang baru saja turun dari bus lain, sepertinya Freen mencoba untuk naik bus namun ia salah dengan jurusan bus itu.

"Freen?" Ucap Becky napasnya terpenggal.

"Oi Bec, kau muncul dari mana? kau seperti setan saja!" Freen terkejut saat melihat Becky yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Jika aku setan, lalu kau apa? Iblis?" Gumam batin Becky.

Becky tersenyum dengan terpaksa "Aku tadi tidak sengaja melihat kamu, Freen! Emm apa mobil mu mogok?"

"Aku yakin matamu masih bisa melihat dengan normal bukan? Apa aku masih harus menjawabnya?"

"Emm, lalu apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu akan terus di sini?"

"Bus nomor berapa untuk pergi ke sekolah? Dan bagaimana aku bisa mendapatkan kartu? Mereka tidak menerima pembayaran melalui ATM!"

Becky menatap Freen tak percaya, meskipun Freen terlahir kaya raya, namun apa kah hal kecil seperti ini, ia tidak tahu sama sekali?.

"Bus jurusan ke sekolah kita itu nomor 8! ATM? kamu pikir, ah sudahlah" Becky menyerah, dan mengakhiri kalimatnya.

Freen melempar tasnya kepada Becky, lalu berjalan menghampiri bus, yang baru saja berhenti di depan mereka.

"Bawakan tas ku!" Freen tersenyum lebar.

"Tap-i Freen!" Nada bicara Becky kali ini sedikit naik.

Saat masuk ke dalam bus, langkah Freen terhenti, dan menoleh ke arah Becky, yang ada di belakangnya.

Becky membayar ongkos bus untuk dua orang dengan kartunya, ia pun mentap Freen dengan sinis lalu berjalan, dan memilih tempat duduk di barisan belakang.

"Bye bye pororo!" Ucap Freen kepada mobil kesayangannya, yang ia tinggal begitu saja, dan bus pun mulai melaju.

Ini adalah kali pertama bagi Freen, menaiki angkutan umum seperti bus, untuk berangkat ke sekolah.

Becky merasa kesal dengan sikap Freen, ia malah seenaknya, menyuruh Becky untuk membawakan tasnya.

Padahal Becky sudah rela turun dari bus, hanya untuk membantu Freen, tahu begitu ia tidak akan menghampirinya.

"Huaaa..." Freen menguap.

Tanpa sadar ia pun tertidur, kepalanya bersandar tepat di bahu Becky.

Becky melirik wajah Freen sekilas, pipinya terlihat memerah, jantungnya mulai berdegup kencang.

"Oh, mengapa jantungku, ah tidak-tidak!" Ucap Becky pada dirinya sendiri, Ia pun menggeleng, geli.

Jari telunjuk Becky menyentuh kepala Freen, dan menggesernya agar Freen tidak bersandar di bahunya.

"Apa dia ini kelelawar? Ini masih sangat pagi untuk tidur" gumamnya.

Untuk kesekian kali, Becky menggeleng.

Kembali, Freen menjatuhkan kepalanya di bahu Becky, seketika Becky pun, memandang wajah cantik Freen, dari jarak yang begitu dekat.

Untuk beberapa detik, ia masih memandang wajah Freen, sambil tersenyum.

"AH.. Becky apa yang kau lakukan!" Becky menampar pipinya sendiri, lalu membuang muka.

***

"Fon..." panggil Becky pelan.

Mereka berdua sedang asik melihat pertandingan bola di pinggir lapangan, saat jam istirahat.

"Mmm, Bec?" Balas Fon, yang masih asik memakan snack sambil melihat anak laki-laki bermain bola di lapangan.

"Aku boleh minta tolong?"

"Mm, minta tolong?"

"Ya," Becky tersenyum.

"Apa itu?"

Becky meminta Fon untuk menyandar di bahunya, ia hanya ingin memastikan bahwa jantungnya bisa berdetak kencang, seperti tadi.

"BERSANDAR?"

"Oii Fon, bisa pelankan suara mu!!" Becky menutup mulut Fon, panik.

"Tapi Bec, untuk apa aku bersandar di bahu mu?" Wajah Fon terlihat bingung.

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu, Fon! Bantu aku"

Fon pun dengan terpaksa menyandarkan kepalanya di bahu Becky, namun jantung gadis itu tak bereaksi apa-apa.

"FON!!!" Teriak Becky kencang.

"Oii... Bec jantung ku hampir copot!! Kau mengagetkan saja,"

"Bagaimana ini Fon, jantungku tidak berdetak kencang seperti tadi!!"

"Seperti tadi? Apa maksud mu?" Fon terlihat semakin bingung dan tidak mengerti.

Tanpa menjawab, Becky pergi begitu saja meninggalkan Fon sendiri di pinggir lapangan, hingga membuat Fon bingung.

📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!

THANK YOU!!

My Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang