Seperti biasa Becky dan sahabat satu-satunya itu, tengah duduk di pinggir lapangan, di jam istirahat, setelah selesai makan siang.
Raut wajah dari gadis bule itu, masih terlihat kesal, karena kejadian tadi, di mana Freen membuatnya terkena pantulan bola.
Fon tertawa kencang begitu mendengar ceritanya, sedang Becky menatapnya datar.
"Bisakah kau berhenti tertawa?" ucapnya.
"HAHAHA itu lucu sekali Bec! Lagi pula mengapa kau tadi meninggalkan ku?"
"Aku menghindari Freen, aku tidak mau bertemu dengannya."
"Mengapa?"
"Aku tertangkap basah Fon, saat aku mengumpat di depan lokernya." Keluh Becky.
"Loker?" Fon merasa bingung, tak mengerti.
"Emm, aku menendang dan memukul loker milik Freen, dan juga mengatainya berengsek!!" Becky meraut rambutnya, menyesal.
~~~
Usai bell masuk berbunyi, Becky dan Fon terlihat berjalan menuju kelasnya, namun mereka berdua kini berdiri di samping mejanya.
Kedua bola mata mereka, memandang ke arah cup minuman yang berisi milk tea, yang berada di atas meja, lengkap dengan secarik kertas yang bertuliskan kata "Sorry!".
Becky dan Fon kompak terlihat bingung, mereka berdua bertanya-tanya, tentang siapa yang memberi minuman ini.
"Oooowh, Bec! Siapa yang memberi mu ini?"
"Aku tidak tahu, Fon!" Becky mengambil cup minuman itu.
"Ah, Ken? Ya, mungkin dia Bec!"
"Fon... tidak mungkin!" Becky menggeleng.
"Bec, kau ingat! kemarin dia tak sengaja menyenggol minuman mu di kantin, dan lihat ini.." tunjuk Fon, ke arah minuman yang masih di pegang Becky "Dan lihat ada kata "sorry","
"Oiii Bec, mungkin kah Ken menyukaimu!!" Goda Fon, membuat gadis bule itu geli mendengarnya.
BRAAAAK....
Seseorang menggebrak meja, hingga anak-anak lain yang baru masuk ke kelas terkejut, begitu pun dengan Becky dan Fon.
Mereka menoleh ke arah suara, gebrakkan meja itu rupanya berasal dari meja Freen yang berada di barisan paling belakang sebelah kanan.
Gadis bergigi kelinci itu menatap sinis ke arah Becky, kemudian ia mulai berjalan ke arahnya.
"KEN??" Teriak Freen.
Mereka berdua hanya diam, ketika mendengar Freen menyebut nama Ken.
"MINUMAN ITU DARI KU!" ucap Freen.
"Ooo...oii Freen! Wah, kau serius?" Tanya Fon tak percata.
"Emm!!!" Angguk Freen.
"Eyyy, aneh sekali rasanya. Seorang Freen bersikap manis!" Ejek Fon "Untuk apa kau meminta maaf, kepada Becky? Oh kau menyakitinya lagi? Iya"
"Bukan urusanmu!... Bec, ah sudahlah, jika kau tak mau meminumnya kau bisa membuangnya!" Kata Freen seraya pergi, untuk kembali duduk, di kursinya.
Gengsi yang ada di dalam tubuh Freen, begitu besar, hingga membuatnya sulit untuk mengungkapkan sesuatu.
Sebenarnya ia ingin sekali meminta maaf kepada Becky, karena telah membuat pergelangan tangannya sakit, namun lihat, apa yang dilakukan gadis ini sangat tidak jelas.
Namun Becky mengerti, mengapa Freen memberinya minuman ini, ia pun tersenyum kecil, meski sedikit bingung dengan sikap Freen.
***
Freen sedang duduk di bangku milik Becky, ia sengaja menunggu gadis itu kembali dari kantin, sambil melihat-lihat tulisan di buku catatan, milik gadis belasteran itu.
Beberapa kali ia tersenyum, dan memuji tulisan Becky, yang terlihat sangat bagus dan rapi.
Saat sedang asik, ia menyadari Becky telah kembali.
"Oii... Bec..." kalimatnya terhenti, ketika melihat Becky.
Ia pun berdiri dan masih menatap Becky, yang berada kurang lebih dua meter darinya, untuk beberapa saat mereka bersitatap, lalu Freen berjalan, mendekat ke arahnya.
Bibir Becky bergetar, matanya berkaca-kaca menahan tangis, seluruh tubuhnya basah kuyup dan kotor, semua pasang mata kini tertuju padanya.
"Ap... apa yang terjadi padamu Bec?" Tanya Freen, yang sedari tadi menatapnya penasaran.
Hanya menatap mata Freen sekilas, Becky tak menjawab, ia berjalan cepat melewati Freen begitu saja.
Tak kalah cepat, Freen menahan lengan Becky, namun tiba-tiba Fon datang, ia berhenti diambang pintu.
"BEC!!" ucap Fon, napasnya terdengar purau, ia pun terlihat begitu khawtir.
Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis ini?
"Aku bertanya padamu Bec!!!" Freen menekan kalimatnya.
"Lepas!!" Becky menepis tangan Freen kasar.
Gadis itu sekuat tenaga, menahan air matanya agar tak jatuh.
Becky segera memasukan semua alat tulis miliknya ke dalam tas, lalu berjalan pergi, namun lagi-lagi Freen berhasil menahannya.
"Apa Clay yang membuatmu seperti ini?" Freen menatap mata Becky tajam.
"LEPASKAN FREEN!!" Becky mencoba melepaskan genggaman Freen, namun menggenggamnya begitu kuat.
"APA CLAY YANG MEMBUATMU SEPERTI INI? JAWAB!!" Freen berteriak kencang, kedua bola matanya memerah.
"JIKA IYA, APA PEDULI MU!! ... LEPAS!!" Kali ini Becky menatap Freen tajam.
"JIKA IYA, MENGAPA KAU SELALU DIAM DAN MEMBIARKAN DIA MELAKUKAN INI PADAMU! APA KAU SEORANG PENCUNDANG? KAU BISA MELAWANNYA!!"
"AKU MEMANG PECUNDANG, AKU TIDAK MEMILIKI KEBERANIAN UNTUK MELAWAN CLAY DAN TEMAN-TEMANNYA!"
Pada akhirnya air mata Becky jatuh, tangisnya pecah.
"KAU PIKIR, SELAMA INI AKU HANYA DIAM? AKU SUDAH MENCOBA MELAWAN MEREKA, FREEN! TAPI KAU TAHU, PADA AKHIRNYA AKU TETAP KALAH.." tangis Becky semakin pecah.
"DAN SATU HAL LAGI, KAMU..." Becky menahan kalimatnya "DAN CLAY ITU SAMA!!"
"APA!!!" Freen menatap kedua bola mata Becky, tak percaya "JANGAN PERNAH SAMAKAN AKU DENGAN DIA!"
Becky tersenyum getir "Apa yang kau lakukan kepadaku selama ini, tak jauh beda dengan apa yang dilakukan Clay padaku!"
"Aku benci dirimu Freen! Aku tidak ingin melihatmu lagi!
Becky menepis tangan Freen dengan kuat, lalu pergi meninggalkannya.
*Maaf guys kalau ada banyak yang kurang, aku baru balik kerja, langsung nulis huhu, nanti ku benahi ya*
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
YANG BACA DOANG MALES NGEVOTE, KITA GAK TEMENAN!!! TITIK.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...