BAB 2

4.3K 180 9
                                    

"Dengan tujuan yang berbeda, dan rasa yang tak akan pernah sama. aku penasaran, sampai kapan pernikahan ini bertahan?"
-Faradiba azzahra

Pukul 22.00. Fara keluar dari mobil hitam milik suaminya itu. pandangannya dia edarkan kedepan, bisa dia lihat bangunan bertingkat dua dihadapannya

"Lumayan" gumamnya sendiri

Mulai detik ini, dia akan tinggal disini. bangunan bertingkat dua dihadapannya adalah rumah yang dibeli Raffa jauh sebelum mereka dijodohkan. tentu itu memakai uangnya sendiri

Bukan tanpa alasan membeli rumah minimalis tapi mewah itu, jarak kantor dan rumah orang tuanya lumayan jauh, jadi Raffa memutuskan membeli rumah yang dekat dari kantornya. Terlalu malas Raffa menempuh jarak jauh hanya untuk kantor

"Selamat datang nyonya" sambut satu perempuan paruh baya saat Fara baru saja melangkahkan kakinya masuk kedalam

"Pembantu?"

"Benar" jawab perempuan itu dengan senyum mengembang

Fara hanya mengangguk "tolong jangan panggil aku nyonya, nona aja" katanya membuat pembantu itu mengangguk patuh dan berpamitan saat Fara menyuruhnya pergi

Sibuk mengamati isi rumah, perkataan Raffa sukses mengalihkan perhatiannya "kamarmu ada diatas, sebelah kanan"

"Pisah kan?"

"Pasti"

***

Pagi-pagi sekali Fara dikejutkan dengan ketukan pintu keras dari luar seperti ingin merusak pintu. perempuan itu berdecak saat tersadar sekarang dia bukan lagi dirumah orang tuanya

"BANGUN!!"

"SHALAT"

Suara itu.. suara suami jadi-jadiannya. ingin sekali rasanya Fara mencakar wajah laki-laki itu sekarang juga

"GUE PMS!" alibinya. Raffa tak tahu perempuan itu berbohong atau tidak, kalaupun memang berbohong, itu bukan urusannya, yang terpenting dia sudah mengingatkan

Dengan langkah lebar laki-laki itu melangkah menuju masjid. tak berpamitan karna yakin istrinya pasti kembali tertidur.

Setelah shalat shubuh, Raffa Kembali berjalan menuju rumahnya yang hanya terpaut 5 bangunan dari sana

Ada rasa resah ketika mengingat sekarang ia sudah memiliki istri, Dann.., semua diluar ekspektasi. bayangan-bayangan menikah dengan seseorang yang ia cintai hancur. shalat berjamaah, murajaah hafalan, dan belajar ilmu agama bersama harus dikubur begitu saja saat dia dijodohkan dengan perempuan itu

Sebenarnya dia heran dengan ayah dan ibunya, kenapa bisa mereka menjodohkan anaknya dengan perempuan semacam itu?

Sosok perempuan nakal, pemilik wajah ketus, serta ucapan yang tak memiliki etika

Jika bukan karna kasihan terhadap orang tua, demi apapun Raffa akan menolak perjodohan ini mentah-mentah.

Maaf kan Raffa yang mungkin tidak akan bersemangat membimbing Fara kejalan yang baik nantinya. terlihat acuh, karna pada dasarnya dia memang tak mencintai perempuan itu.

***

"Hoammmmmm" Fara menggeliat. pandangannya lansung tertuju pada jam yang menunjukkan pukul 12:00. Dengan hembusan nafas malas, perempuan itu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih disana

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang