Tidak ada rasa khawatir sama sekali. jam sudah menunjukkan pukul 22.00 tapi istrinya belum juga pulang. bahkan sepertinya Raffa lupa jika dirinya sudah beristri. acuh, Raffa terlihat acuh, terserah perempuan itu pulang jam berapa, atau bahkan tak pulang pun Raffa tak peduli
"Non Fara belum pulang tuan?" Meski hanya pembantu, bi Isna juga merasa khawatir
Pembantu itu tak habis fikir, kenapa bisa majikannya setenang itu? bahkan saat ditanya Raffa hanya menggeleng dan melenggang pergi begitu saja
Hembusan nafas kasar terdengar. rasa sedikit kecewa ada terhadap dirinya sendiri. apakah dia jahat? bagaimana pun Fara itu istrinya, sebar-bar nya Fara, dia tetap istrinya. mau tidak sesuka apapun, Fara tetap istrinya. apa dia jahat terhadap perempuan? dan itu istrinya sendiri. apa perempuan itu baik-baik saja?
Tidak Raffa, kamu tidak salah. kamu seperti ini karna tidak mencintainya! Ya, perjodohan ini konyol, kamu tidak perlu menganggapnya ada! Jangan ambil pusing, jika memang tidak mencintainya ya biarkan saja seperti ini, kamu tidak jahat. Ini semua karna kamu tidak mencintainya, ingat itu. Bisik setan mungkin
Disisi lain Ella dan Giska melanjutkan sesi bermainnya diclub. ia meminum alkohol yang cukup banyak hingga membuatnya teler
"Eh bab*!, lo kalau udah gak sanggup mending berhenti deh.. gue yang repot lagi nantinya" omel Giska saat melihat Ella kembali menuangkan satu cangkir alkohol
"Bentar." ucapnya. Giska memilih diam sambil memperhatikan pergerakan perempuan itu
"Lo mau pulang jam berapa?"
"Jam tiga. gue udah gak tinggal dirumah orang tua lagi, aman."
***
3:00 dini hari. sesuai permintaan Ella, dijam itu pula mereka baru pulang. saat ini dia dibawa pulang oleh Giska yang sedari tadi menggerutu. untung saja anak itu sudah tidak bersama orang tuanya, jika masih, Giska tak akan berani mengantar nya. apalagi jika bertemu Rahma? bisa pulang tinggal nama dia
"El, sadar anj*r!!!! ini udah sampai dirumah lo" Giska membangunkan Ella yang tertidur disampingnya, sudah tidak terhitung berapa banyak kata umpatan yang keluar dari mulutnya
Mau tak mau ia menarik badan Ella keluar mobil, dari pada ikut pulang bersamanya? tentu menyusahkan. "El, sandi rumah lo apa?" Giska yang kesusahan membantu Ella untuk masuk kerumahnya, tapi tak tahu pula sandinya
"Woi Ellaaaaa"
"El, gue tinggal disini lo ya!"
Ella bergumam. "Gue gak tau" jawabnya lemah. Benar, dia memang tak pernah menanyakan sandinya pada Raffa
"Lah? gimana ceritanya? Ini rumah lo nj*ng! yakali sandinya gak tau!"
"Ketuk aja ada orang, didalem"
Ella masih menutup mata. sakit kepala begitu dasyat membuat matanya terus terpejam
"Permisi"
"Pembantu Ellaaaa! ni majikan lo balik mabokkk"
Hening
Giska berdecak "pembantu lo manasih"
Dengan lunglai, Ella mendekat kearah pintu mengetuknya dengan kasar
"WOI! buka pintu!"
"BUKA!"
Raffa baru saja selesai shalat malam. mendengar suara samar-samar dari luar alisnya mengerut, siapa? tanpa pikir panjang ia berjalan kearah pintu, disana sudah ada bi Isna yang siap membuka pintu, namun urung saat Raffa menghentikan dan memintanya pergi saja
"Udah deh. capek gue sama drama lo! Gue mau balik" pungkas Giska ingin pergi, tapi suara knop pintu membuat nya terhenti. matanya menatap tak percaya seorang laki-laki lengkap dengan baju kokoh juga sarung. rambutnya masih basah, menatap kearah mereka dengan wajah datar
"Nah. terbuka juga akhirnya, lo kalau mau pulang, pulang sana" usir Ella
"Bentar-bentar, ini gue salah rumah kayaknya antar lo El" ucapnya dengan pandangan tak dialihkan. Giska masih mengamati wajah laki-laki yang berdiri pas dipintu itu
Ella berdecak "enggak, udah sana lo balik!"
"M maaf ustadz, kayaknya kami salah rumah" Giska cepat-cepat menarik tangan Ella, namun perempuan itu menghempasnya kasar
"Ini rumah gue!"
"Kita salah rumah Ella! ini rumah ustadz, bukan rumah lo!"
"Ini rumah gue sama dia!"
Giska memejamkan matanya lama-lama. Ella anj*ngg! lo ngawur "sekali lagi maaf ya ustadz.. dia ngawur, lagi mabuk soalnya hehe" Giska menyengir kuda
"Ini rumah gue, pulang lo"
"Gak El! ini bukan rumah lo!"
"Siapa? Ella?" Tanya Raffa saat keduanya sibuk berdebat
"Iya ustadz, teman saya ini namanya Ella"
"Ustadz gak kenal kan?" Tanya Giska lagi
"Iya. seperti nya kalian memang salah rumah" hanya wajah saja seperti nya yang sama, itu bukan Fara tapi Ella pikir Raffa
Ella menghembus nafas kasar "ini gue Fara!!"
"Fara atau Ella?"
"Fara Ella sama aja anj*nggg!!!!" desah Ella, demi apapun kepalanya sakit sekali, ditambah dua manusia yang menyebalkan seperti yang berada dihadapannya, ingin sekali rasanya dia lempar keneraka!
***
Setelah drama tadi subuh dimana Fara tidak sanggup naik kekamarnya, ia tertidur disofa dengan Raffa yang tak memedulikannya. jangan fikir Raffa akan mengangkat nya naik kekamar, itu tidak akan terjadi. dia hanya perempuan asing dirumah ini, ingat itu!Dengan menuruni anak tangga satu persatu Raffa berhenti sejenak saat melihat Fara yang sudah duduk anteng dengan mengunyah makanan diatas meja itu
"Sudah bangun?"
"Pake nanya" ketus Fara kembali memakan makanannya. ia tak ingin diganggu, penglihatannya masih berputar sekarang, mohon dimengerti.
Drtttt drtttt
Fara berdecak saat menyadari ponselnya berdering. Dengan kasar dia menekan tombol merah "ganggu lo bab*!" umpatnya lagi-lagi membuat Raffa menggeleng. Astagfirullah
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
RandomYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...