BAB 16

2.2K 141 19
                                    

Raffa melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju kamar dimana ada Fara yang sedang menikmati makanan sambil menatap bingung kearahnya "lo kenapa?"

"Saya ada urusan mendadak dikantor" bohongnya lagi.

"Tapi ini hujannya deras, semendadak apa sih?"

"Tidak usah banyak tanya!" Sarkas Raffa keluar dari kamar itu

Fara. Perempuan itu hanya mengangkat bahu acuh "santai dong"

🌸🌸🌸

Sampai ditempat yang dimaksud Erika, Raffa mengerut kening saat tak melihat keberadaan keduanya

Dimana?

"Halo assalamualaikum. kalian dimana?" tanya Raffa saat menyambungkan telefon dengan Erika yang notabenenya sahabat Salma

"Dirumah sakit kak"

".."

"Tadi ada kak Daffa yang kebetulan lewat didepan taman itu, jadinya dia yang bawa kita kesini" jelas Erika

Raffa menghela nafas. ceritanya buru-burunya sia-sia? terlambat? ia rasa tidak

Raffa sudah berusaha secepat mungkin untuk sampai ditempat ini. namun? hanya hujan yang didapatinya, yang mana itu membuat dirinya kembali bersin seperti tadi

Laki-laki itu mendongak menatap awan yang masih setia menurunkan bebannya, tetesan air yang sangat deras hingga sakit bila mengenai tubuh

Haccuhhhh

"Bagaimana keadaan Salma?"

"Alhamdulillah cuma keseleo biasa kak, udah mau pulang juga kok, ini"


"Yasudah saya kesana-

"Tidak usah gus, biar saya yang mengantar nya pulang" sahut laki-laki dari balik telefon, Daffa. Ya laki-laki itu adalah Daffa

Diam sejenak, kemudian mengangguk. kepala yang sangat pusing, dan perasaan yang memanas juga tak memungkinkan juga laki-laki itu sampai dirumah sakit dengan baik-baik saja.

Setelah mematikan telefon Raffa melangkahkan kakinya menuju parkiran, dimana mobilnya masih setia disana

Dia memaksakan dirinya untuk menjalankan mobil itu, walaupun badan yang terasa ingin ambruk sekarang juga

Disisi lain Fara terus saja mengompres kakinya agar panasnya reda. bicara masalah bengkak, entah kenapa bengkaknya tiba-tiba saja hilang, mungkin ia mendengar tutur Fara yang tidak suka dengan keberadaan nya

"Buruan sembuh aelah," omelnya pada kaki sendiri.

Fara bangkit saat dirinya merasa kehausan, air yang diberikan Raffa sangat sedikit. "Orang kalo gak gak niat ambilin, ya gitu"

Dengan pelan-pelan dia melangkah keluar kamar. seisi rumah sangat sepi, perempuan itu menyisir setiap sudut rumah tersebut.

Hal aneh kembali terjadi, dimana ada dua orang bertopeng sama persis seperti malam itu, bulu kuduknya naik dengan sendirinya

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang