Masuk di trisemester ke 2. Fara pikir gejala orang hamil tak akan dia dapatkan sampai persalinan tiba
Ternyata dia salah besar, ditrismester ke 2 dia mengalami semua masalah ibu hamil. Mulai dari menyosotan makan, mual, bahkan dia sempat susah untuk sekedar bangkit dari tempat tidur
Ngidamnya yang aneh-aneh juga kadang membuat Raffa frustasi. Teh mate, masih ingat dengan teh mate? itu juga menjadi musuh Raffa yang dimana dia harus pulang balik Amerika- Indonesia hanya untuk Fara bisa menikmati minuman itu
Hampir setiap waktu perempuan itu merengek, sampai kadang tak kenal pada siapa dia merengek
Cimi, Cimi.. kucing yang selalu dia manja sekarang dibiarkan begitu saja, dirinya saja tidak bisa dia diurusi apalagi hanya kucing
Bi Isna. Sebagai pembantu juga tak jarang menjadi tempat Fara bergelayut manja. Apalagi urusan kantor yang juga semakin padat
Fara kesal. mulutnya selalu memaki rekan kantor yang selalu saja membuat handphone Raffa bergetar. sedikit-sedikit, meeting. Meeting, meeting, meeting. rasanya Fara ingin memusnahkan kata itu dari muka bumi
Saat ini, matahari sudah terbenam sekitar dua jam yang lalu, tapi Raffa belum juga pulang. lantaran kesal, Fara menonaktifkan handphonenya. Dia juga sering merasa kasihan, karna dia yakin Raffa pasti selalu menghubunginya, tapi dia juga jengkel dengan sesuatu yang berbau kantor
"Bi, kalau aku ngidam dibikinin sesuatu.. bibi mau turutin gak?" Tanya Fara yang saat ini berbaring dikasur dan bi Isna yang terduduk dibibir kasur itu
"Pasti non.. mau apa? nanti bibi bikinin"
Fara nampak berpikir "aku mau makan bakso,"
"Oh, gampang itu" seru permbantu itu
"Tapi isiannya warna pink" sanggah Fara membuat bi Isna mengerut kening
"Pink?"
Dengan semangat Fara mengangguk "iya, aku mau baksonya isi pink-pink gitu bi.. kayaknya enak deh"
Allahu Rabbi.. ada-ada saja
Pembantu itu diam seribu bahasa
"Bisa gak, bi?" tatapan penuh harap tersirat, bi Isna dibuat tak tega melihatnya
"Aku beberapa hari ini gak nafsu makan, kali aja makan bakso pink jadi nafsu" lanjutnya
"Assalamualaikum" belum mendapat jawaban apapun dari bi Isna, suara Briton dari pintu utama terdengar
Bi Isna bangkit dan berjalan membukakan pintu untuk orang itu. Raffa. Ya, dia orangnya
Dengan stelan baju kemeja putih serta jas yang digantung ditangan kanan, laki-laki itu berjalan masuk setelah membuka sepatu hitamnya
"Fara belum pernah bangun, bi?" Ehm, maksudnya disini dia bertanya apakah Fara belum pernah meninggalkan kasur sedari tadi
Bi Isna menggeleng mendapat pertanyaan itu, dengan rasa khawatir Raffa melanjutkan langkahnya. laki-laki itu sedikit berlari dan membuka pintu kamar
Baru masuk kedalam sana, suara rengekan kembali terdengar "Raf"
"Sebentar ya,"
Hanya menyimpan semua apa yang dia bawa, mengambil handuk, lalu kemudian masuk kekamar mandi guna membersihkan diri
Setelah laki-laki itu menyelesaikan ritualnya, dia memakai baju dan lansung kembali kekasur, dimana dia sudah disambut tangan Fara yang membentang lebar, meminta dipeluk. dengan senang hati Raffa mendekat dan memeluk perempuan itu erat
Belum ada semenit, Fara menjauhkan badannya dan berlari kearah kamar mandi,
Huekkk
Raffa yang merasa panik ikut masuk kedalam sana, baru akan mendekat, Fara sudah menahan dadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
RandomYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...