DI BAB INI SAYA MINTA KELEN JANGAN JADI PEMBACA GELAP, BOLEH?
KALAU GAK MAU VOTE GAK PPA, YANG PENTING KOMENTAR TENTANG CERITA INI YA!
"Egois, dibalas dengan egois, bukan kah itu imbas?"
-Muhammad Raffasya Azzam-
"Jangan tidur, Sya" tegur Daffa saat dia menyelesaikan shalat berjamaah, perempuan dibelakangnya lansung membentangkan seluruh badan diatas sajadah
"Sya"
"Iya enggak kok, Gus. Raisya cuma pengen baring-baring aja, bentar" Daffa melanjutkan dzikirnya mendengar jawaban perempuan itu
Ucapan yang tak sesuai dengan apa yang dia lakukan. perlahan Raisya menutup mata, kantuk tiba-tiba datang membuat dzikir dari mulut orang didepannya semakin lama semakin samar
"Kami percayakan Alesha padamu, Sya"
"Jaga dia"
"Rawat dia hingga dewasa"
"Kami pergi, bukan berarti dia akan menjadi anak yang tidak memiliki orang tua,"
"Kamu dan Daffa, akan menjadi orang tua Alesha"
Raisya tersentak mendapati ucapan yang terasa begitu nyata beberapa detik yang lalu. entah dia benar-benar tidur atau tidak, yang jelas dia mendengar ucapan itu setelah dzikir samar dari Daffa tak terdengar lagi
Diapun meneguk ludahnya dengan wajah yang tak biasa. Raffa dan Fara. ada apa dengan mereka? Raisya memejamkan mata, mengusir pikiran tak baik diotaknya
"Kita kerumah kak Fara sekarang Gus" pungkasnya bangkit dan berlari kearah lemari, dia memakai pakaian dengan terburu-buru
Sedangkan Daffa, laki-laki itu berbalik dengan wajah penuh tanya "Tapi ini masih shubuh,"
"Kita harus kerumah mereka sekarang."
"Ayo Gus" dia menarik tangan Daffa yang masih duduk anteng ditempat.Mau tak mau Daffa ikut bersamanya. sampai diambang pintu rumah, Daffa mengingat sesuatu, dia melepas tangannya dari cekatan Raisya "Zayn bagaimana?"
"Titip sama umma dulu, ayo dong gus" Daffa mengerut kening melihat wajah penuh khawatir perempuan itu
"Kamu kenapa si?"
Raisya menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Bertepatan pula saat itu Daffi datang
"Kalian mau kemana? shubuh-shubuh begini," Daffi yang tak lain adalah kembaran Daffa itu tiba-tiba datang setelah melaksanakan shalat shubuh dimasjid. jarak rumah Daffa dan Raisya dengan masjid pondok memang lumayan dekat.
"Pas banget" seru Raisya "titip Zayn bentar ya, Raisya mau keluar dulu sama Gus Daffa"
"Tap-
"Buruan Gus!" Desak Raisya tak mengindahkan ucapan orang didepannya
Daffa yang tak punya pilihan lain, hanya bisa menurut. dia berjalan masuk kembali, dengan niat mengambil gunci mobil
"GUS, GAK USAH NAIK MOBIL!" Raisya berteriak membuat anaknya yang masih tertidur pulas didalam rumah itu terkejut dan menangis
Raisya menepuk jidatnya mendengar Zayn menangis. begitu Daffa kembali, dia menggendong Zayn yang masih dengan sisa-sisa menangisnya
Raisya mengambil alih anak itu "buruan keluarin motor!" Desaknya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
RandomYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...