Suatu malam yang menunjukkan pukul 23.30 Fara terus saja memeluk Raffa yang kini berada didepan pintu
Laki-laki itu memiliki pertemuan di luar negeri. untuk yang pertama kalinya dia yang diamanahkan menjadi perwakilan ayahnya
Sebenarnya dia masih ragu, tapi Athar selalu meyakinkan dan Raffa harus terbiasa. bagaimanapun, yang menjadi penerus nanti adalah Raffa sendiri
Walaupun perusahaanya belum bisa disebut terbesar, tapi perusahaan yang ayahnya bangun sudah masuk kategori sebagai perusahaan yang terus maju dan berkembang
"Aku pamit, ya?"
"Gak lama kan?"
"Aku kan udah bilang seminggu, cuma semingguuu Faradibaaa" Raffa mencubit hidup perempuan itu gemas
Saat pak Aston sudah memasukkan semua barang kedalam mobil, Raffa kembali memeluk Fara dengan erat.
Raffa tak mengizinkan perempuan itu mengantarnya kebandara dijam yang sudah larut seperti ini, dia hanya menyuruh pak Aston saja tidak dengan istrinya
"Kalau aku pulang, mau dibeliin apa, hm?"
Fara mendongak menatap Raffa dan sedikit menjinjit, membisik ketelinga laki-laki itu "cotton candy!"
"Cotton candy?"
Perempuan itu mengangguk
"Gak mau yang lain? disekitaran sini, cotton candy juga bisa kebeli kok, sayang" Raffa tertawa
Fara berdecak kesal "tapi aku maunya dari luar negeri!"
Raffa kembali tertawa melihat wajah yang ditekuk kesal itu, dia merengkuh perempuan itu kembali tanpa berkata
Lima detik berlalu, Raffa melerai pelukan itu, dia mencium seluruh wajah perempuan nya "iya, nanti dibeliin"
"Kalau ada pesanan lain, bilang aja ya? telfon aku"
Dirasa cukup dengan perpisahannya, Raffapun pamit, sekali lagi dia mencium puncak perempuan itu.
Kakinya melangkah dengan tangan yang tak berhenti melambai, senyum Fara membuat sudut bibirnya tak berhenti terangkat, rasanya dia ingin kembali memeluk perempuan itu
"Jangan selingkuh disana!" teriak Fara saat mobil mulai berjalan.
Raffa tertawa begitupun pak Aston, "Fara, disana buat kerja bukan cari wanita"
***
Dipagi harinya, Fara lengkap dengan baju berwarna silver dan Khimar yang senada, dia akan kembali mengunjungi bayi Raisya yang sampai saat ini masih berada dirumah sakit.
Berbeda dengan Raisya yang sudah diperboleh kan pulang, bayi kecil itu belum memiliki tanda akan keluar dalam waktu dekat ini, bahkan bayi itu sudah hampir dinyatakan meninggal
"Bi, aku gak tau nanti bakal pulang atau nginep disana, jadi masaknya gak usah banyak-banyak ya" pesan Fara pada bi Isna yang sudah menyiapkan nya sarapan pagi
"Oh, baik nona"
Saat kembali membereskan piring didapur, sesekali bi Isna melirik kearah Fara yang tak sesemangat biasanya, diam-diam bi Isna tertawa. menertawai majikan yang dia tau budak cinta
Dia sudah menganggap Raffa dan Fara anaknya, dia juga tahu bagaimana alur cinta majikannya itu
Jika diingat dari awal mereka sama-sama, bi Isna pun tak menyangka mereka akan secinta ini akhirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
RandomYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...