Setelah melaksanakan shalat shubuh, Raffa kembali bersiap-siap kekantor. sudah dikatakan sebelumnya bahwa perusahaan ayahnya sedang naik daun.
Malah, sekarang semakin meningkat hingga Raffa lebih banyak menghabiskan waktu dikantor dari pada dirumah
Dia hanya bertemu dengan istri dan anaknya dimalam, dan kembali pergi saat jam sudah hampir pagi
Alesha yang seperti tahu jika Raffa selalu berangkat pagi, dia juga selalu bangun sebelum shubuh. Dengan begitu dia lebih leluasa bermain dengan bapaknya, tak jarang mereka main hanya berdua. Fara? memilih tidur lah, nanti setelah adzan baru bangun
"Alesha.. nanti mau dibeliin apa?"
"Es cream, pa" jawab Fara dengan suara serak.
Raffa tertawa mendengar itu "kalau itu mau kamu,"
"Tuh, tau.." celetuk Fara. Yang mana dia mengubah posisinya menjadi duduk, "Alesha gak usah ditanyain aneh-aneh, gimanapun dia gak bisa jawab"
***
"Arghhhhh!!!" Erang Irfan membanting semua map yang diberikan oleh managernya keatas meja
Perusahaannya kini berbanding balik dengan perusahaan besannya. semakin hari semakin menurun, bahkan sekarang dia sudah menjual beberapa cabang perusahaannya demi menutupi kerugian yang dia alami
"Yang becus kerjanya!" Cecar pria itu menatap kesal.
"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, pak."
Irfan berjalan kearah jendela, menatap dari atas bangunan-bangunan dibawah sana dengan kosong.
Satu penyesalan terbesar karna telah mengajak besannya bekerja sama. dia menyesal, sungguh! Jika saja dia tak bekerja sama, untung yang diperoleh juga tak perlu dibagi, apalagi dia hanya mendapat seperempat dari kerjasama itu
Kalau ada yang bertanya kenapa? jawabannya itu adalah kesepakatan bersama, yang mana modal dan peralatan apapun dari perusahaan Athar sendiri
Rasa tersaingi kini muncul didalam hatinya. diseperkian detik rencana licik membuatnya tersenyum smirk
***
"Alesha, besar nanti kamu jangan kayak mama dulu ya?"
"Pokoknya kamu harus jadi anak shalihah! kamu harus mondok di pesantren"
"Jangan jadi kayak mama, keras kepala" Fara tertawa hambar. "Tapi kalau masalah kuat, kamu harus sekuat mama! dan harga diri kamu gak boleh diinjak-injak oleh siapapun itu"
"Hm" Alesha hanya menyahuti layaknya bayi-bayi pada umumnya. Dia melihat ibunya dengan mata yang berbinar. wajah Fara begitu serius menasehatinya yang belum mengerti apa-apa
Fara begitu gemas melihat itu, diam-diam juga suka menggigit pipi Alesha ketika Raffa tak ada dirumah
"Assalamualaikum" bel berbunyi. suara yang begitu dikenali terdengar ditelinga Fara
"Wa'alaikumussalam"
Bi Isna membukakan perempuan itu pintu. "Ecaaaa" sapa Raisya begitu melihat Fara keluar dari kamar dengan menggendong Alesha
"Eh Zayn!"
"Ganteng banget sih Zayn, yaAllah.. jadi jodohnya Alesha aja ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
RandomYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...