BAB 33

2.2K 115 1
                                    

Setelah Raffa menyetujui ajakan beberapa hari yang lalu, yang mana sudah tepat satu minggu juga dia disana

Fara menunggu laki-laki itu dibandara dengan rasa yang tak sabaran. dia sangat merindukan sosok Raffa setelah satu minggu lamanya mereka tidak bersama

Begitu pesawat mendarat, orang-orang berhamburan. Farapun juga ikut mencari orang yang dia tunggu sedari tadi

Tangannya disampirkan kepinggang saat beberapa menit berputar tapi tak menemukan Raffa

"Mana sih" keluhnya yang tak berlangsung lama

"FARAAA" ia berbalik mendengar namanya dipanggil oleh suara yang dia sangat kenali

Senyum Fara melebar dan lansung berlari memeluk laki-laki itu dengan eratttt "kemana aja sih" omelnya yang didalam pelukan itu

Raffa terkekeh, "habis antar pak Faris dan yang lain dulu ke taxi"

Fara ber-oh ria. merekapun berjalan beriringan menuju mobil

"Capek gak?"

"Tadi si iya, capek banget malah. tapi liat kamu capeknya ilang"

Fara tertawa "paan si"

"Seriusan, gak boong loh"

"Iyain"

***

Kata Raffa hari itu, mereka akan berangkat setelah dia kembali ke Indonesia. dia juga diberi cuti oleh ayahnya karna telah menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik diluar negeri

Waktu cuti itu tak dia sia-siakan, dong. Kesempatan emas untuknya bisa mengajak Fara keliling dunia. Ekhmm, terlalu berlebihan, padahal hanya ke Amerika, itupun hanya tiket pemberian🙏

Sebelum berangkat, mereka ingin berpamitan pada orang tua. Fara meminta diantar kerumah ibunya dulu

"Lama-lamain disana.. sampai cucu mama jadi,"

Mata Fara melotot mendengar perkataan Rahma "mama ih,"

Irfan tertawa mendengarnya, pria itu mengusap pundak anaknya "aamiin"

"Aamiin" timpal Raffa

Mulut Fara ternganga melihat itu, "aamiin" katanya juga didalam hati

Perbicangan dirumah besar itu tak berlangsung lama, mereka hanya mengatakan tujuan dan ikut makan sebentar

Sebenarnya mereka tidak lapar, karna sebelum pergi mereka sudah makan lebih dulu, tapi lagi-lagi perintah Rahma tak bisa dibantah

"Berangkatnya kapan, kah?" tanya Rahma disela-sela makan

Keduanya pun bersamaan menjawab "besok."

***

Rumah orang tua Raffa kali ini ramai, karna Raisya juga ada disana. bayinya keluar dari rumah sakit semalam, yang dimana rumah pertama yang mereka singgahi adalah rumah orang tuanya

"Beratnya udah berapa kilo, Sya?" tanya Fara pada perempuan yang duduk disampingnya

"2,5 kak"

"Oh, udah naik ya"

Raisya mengangguk, "Alhamdulillah"

"Siapa namanya?" tanya Raffa yang ikut menimpali

"Zayn Fayyad Alfarendra"

"Oh Zayn, helo Zayn" sapa Fara mulai menyentuh tangan kecil bayi yang berada dipangkuan Farida

Lama berbincang disana. merekapun menyampaikan niat mereka yang ingin berliburan, tentu respon dirumah orang itu tak jauh beda dengan orang tua Fara tadi

"Oleh-olehnya Raisya ponakan aja ya, kak" ucap Raisya sedikit berbisik, membuat Fara tertawa

"Terlalu berat, itu kan kehendak Allah. gak bisa dibeli disana Sya"

"Tapi bisa diusaha"

***

Begitu mereka kembali kerumah, jam sudah menunjukkan pukul 20:00. rasanya waktu tak cukup jika harus kepondok, apalagi mereka juga ingin bertemu dengan Giska dimall yang tidak terlalu jauh dari rumah mereka

Ke empatnya yang tak lain adalah Raffa, Fara, Giska dan Faizar bertemu dipelataran mall malam itu. setelahnya mereka menghabiskan waktu satu jam sepuluh menit berputar dijejeran beberapa pakaian yang tertata

Selain Fara dan Raffa yang ingin membeli sebuah perlengkapan untuk besok, Giska dan Faizar juga memilih beberapa baju hamil, kehamilan Giska yang memang sudah besar pakaiannya otomatis mengecil.

Terakhir, Giska memasuki lorong yang memang dikhususkan untuk peralatan bayi. perempuan itu berjalan untuk melihat-lihat baju disana

"Ini buat anak lo" dia berbalik, dimana Fara lansung menyondorkan sepasang baju yang begitu terlihat elegant

"Lucu beutt, apalagi kembar, kan?" lanjutnya membuat Giska menerima baju itu dengan melihat harga

"Busettt, mahal bener ini" protes perempuan itu ingin mengembalikan ketempat yang diambil Fara

"Gak usah dikembaliin, Gi. nanti gue yang bayar" sejak dahulu kala Giska memang anak yang iritunnn, tak heran lagi jika baju bayi seharga puluhan juta sedikit srettt dimatanya, padahal suaminya juga terbilang kaya

Giska ya Giska. dia tipe orang yang tak suka membeli sesuatu berlebihan. Jika dipikir-pikir, baju bayi sepasang dengan harga puluhan juta sangat bisa membeli kebutuhan lain, kan? tak perlu terlalu mahal, yang penting ada. Itu katanya

"Ini mahal El, bisa buat beli cilok lebihnya" balasnya membuat Fara cengo

"Cilok harga lima ribu!???"

Giska mengangguk, yang mana Fara menggeleng "rada laen tah"

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang