BAB 17

2K 131 10
                                    

Rumah yang tadinya sepi, kini sudah ramai karna kedatangan orang tua dan adek Raffa. Saat laki-laki itu pingsan tadi, Fara kepanikan dan tidak bisa mengurusinya sendiri, jadilah dia menelepon mertuanya untuk kesini

Beruntung, keluarga Raffa siap siaga kemari. jika tidak, mungkin Fara juga akan ikut pingsan. bukan lebay tapi kakinya memang belum terlalu pulih, ditambah beberapa goresan benda tajam pada tangan dan kakinya karna laki-laki tadi,

Sekarang ini luka perempuan itu sedang diobati oleh Raisya yang sedikit berpengalaman. iya, Raisya adalah perempuan yang memiliki impian ingin menjadi dokter muda

"Yaampuuun kok bisa sih kak"

"Pelan-pelan, perihhh" ringis Fara, di kasur sana Raffa masih setia memajamkan mata

"Bagaimana kalau itu selamanya? Astaga! gue bakal jadi janda muda, bakal gue pirang nanti rambut gue, uhuuuu, janda pierrangggg"

"Eh, tapi jangan. gak boleh, dia gak boleh mati dulu, dia belum cinta sama gue"

"Tunggu-tunggu, apa gue cinta sama dia? oh gak, gak! Gue gak cinta, serius! lo pada percaya kan?'

"Kakak lo kenapa gak sadar-sadar sih?" Protes Fara setelah lama melamun, Raisya mengikuti pandangannya yang menatap fokus pada Raffa yang terbaring di ranjang

Raisya mengangkat bahu "gak tau"

"Lo gak khawatir apa?"

"Nggak"

Fara cengo mendengar itu "Lah?"

"Dia itu nyebelin"

"Astgaa, tapi emang nyebelin si"

"Kenapa rambutnya Raffa basah seperti ini?" Tanya Farida menoleh pada Fara

"Raffa habis keluar bunda,"

"Hujan-hujan?" Dia yang diberi pertanyaan itu mengangguk. Farida, Athar, dan Raisya. Ketiga orang itu saling tatap dan menggeleng, terdengar hembusan nafas dari mereka

"Pantas!" Seru mereka yang tentunya membuat Fara bingung sendiri

"Emang nya kenapa?" Tanyanya

"Raffa pingsan karna hujan"

"Maksudnya?"

"Sejak kecil, Raffa elergi dengan air hujan. setiap terkena air hujan beberapa tetes pun.. dia akan bersin. ketika terkena banyak hingga kepalanya basah seperti ini.." Farida mengusak-usak kepala Raffa "dia akan pingsan sendiri" lanjut Farida setelah menjelaskan

"Kok bisa?"

"Bunda juga tidak tau" jawab Farida dengan sedikit kekehan

"Yasudah kita pamit saja, ayah masih punya banyak kerjaan.. sebentar lagi Raffa juga akan sadar" pungkas Athar beranjak dari duduknya

"Kalau gak sadar gimana Sya?" Tanya Fara dengan suara pelan, dan masih didengar oleh Raisya yang ikut bangkit

"Tenang aja kak. gak apa-apa, biasa" ucap Raisya tersenyum.

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang