BAB 21

2.1K 117 18
                                    

Hari terus berlalu, hingga tak terasa hari ini adalah hari pernikahan Nindia Alviraisya adik perempuan Raffa satu-satunya.

Saat ini Fara terbangun dengan menghembus nafas lelah. ingin rasanya melanjutkan tidur, tapi mengingat hari ini hari bahagia adek iparnya, ia harus bangkit dari ranjang yang nyaman itu.

Dengan jalan lunglai perempuan itu mengambil handuk dan bersandar pada tembok samping pintu kamar mandi

Matanya masih senantiasa terpejam, berat sekali rasanya untuk melawan rasa kantuk ini. mencoba menggeser badan untuk masuk kedalam kamar mandi. sejenak, Fara kembali menyandarkan punggungnya kepintu kamar mandi

Siapa sangka ternyata pintu itu terbuka akibat sandarannya, badannya masuk kedalam kamar mandi itu. awalnya dia pikir dia akan menabrak westafel, atau bahthub didalam kamar mandi

Namun ternyata salah. ia menubruk tubuh kakap laki-laki yang bertelanjang dada, spontan matanya membelalak

Kantuknya seketika hilang sekarang juga, Fara memukul dada laki-laki itu "Lo kenapa bisa disini?!"

"Saya yang seharusnya bertanya, kenapa kamu masuk tiba-tiba?"

"Apa kamu ingin mengintip?" Todongnya membuat Fara tak terima

"Sembarangan! siapa juga yang mau ngintip"

Raffa berjalan dengan santai keluar dari sana "lalu?"

"Salah lo, kenapa gak gunci" gerutu perempuan itu, namun entah suaminya mendengar atau tidak

***

"Fara"

"Hm" Fara hanya bergumam mendengar panggilannya, perempuan itu sibuk memperhatikan wajahnya yang sudah dipoles make up tivisss

"Nanti diluar sana ganti kosa katamu" ucap Raffa ikut duduk

"Maksud lo?"

"Ubah gue-lo jadi aku-kamu"

"Buat?"

"Saya Tidak ingin mengundang perhatian orang banyak. saya malas menjelaskan ketika ada orang yang bertanya kenapa bahasa kamu begini, begitu dan blablabla" jelas Raffa

"Hm"

"Eh, keluarnya barengan lah, biar kayak romantis" imbuhnya melihat laki-laki itu sudah beranjak

Raffa berdecak, "Cepat!"

"Sabar, sayang"

"Apa katamu?"

"Sayang" jawab Fara dengan polosnya

"Saya hanya meminta kamu untuk mengganti lo gue"

"Emang salah? elo kan suami gue"

***

"Raf gue laper" bisik Fara saat baru saja keluar dari kamar itu

Raffa melirik tak percaya perempuan yang tingginya hanya sampai dipundaknya "Kamu ini, baru saja keluar kamar"

Perempuan itu terkikik, "lo mau bunuh gue? gak kasih makan?"

"Acaranya belum dimulai, lebih baik kamu kebunda, sana! saya ingin bertemu dengan rekan-rekan ayah"

"Bukannya kita harus romantis?"

"Tidak sampai begini jugaaaa" keluh laki-laki itu saat Fara memeluk lengannya

"Kenapa? akukan istrimu" balas Fara dengan mengganti logat bahasanya

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang