BAB 22

2.2K 124 14
                                    

Satu acara yang cukup sederhana sudah selesai dalam seharian itu, Fara bernafas lega melihat semua tamu sudah mulai berpulangan kerumah masing-masing

"Kita pulang," Fara mendelik mendengar ajakan itu

Ia berbalik menghadap Raffa yang kini juga menatapnya "ayo" ajak laki-laki itu lagi

"Acaranya baru selesai,"

Raffa berdecak, "yang punya acara bunda, bukan kamu"

"Dih, tapikan-

"Ayo sekarang, saya punya tamu dirumah"

***

Mata Fara memicing melihat mobil berwarna putih bersih terparkir rapi didepan rumahnya, dari dalam mobil perempuan itu bisa melihat seorang laki-laki dengan seragam loreng kini duduk santai diteras rumah bersama pak Aston

"Dia siapa?" Tanya Fara saat mobil baru saja berhenti. dia mengumpat saat menyadari Raffa sudah lebih dulu turun dari sana

"Fara, saya pergi dulu," perempuan itu menolehkan kepalanya mendengar perkataan itu

Mulutnya masih terbuka menyaksikan interaksi antara dua laki-laki yang asyik berbicara. yang mana mereka berjalan masuk kedalam mobil laki-laki berseragam loreng itu. bahkan Fara bisa mendengar jelas suara tawa dari laki-laki yang hobi berwajah datar itu

Iya, dia Raffasya Azzam, laki-laki berwajah datar dan hobi berbicara formal,

Fara mengangkat bahu acuh melihat mobil putih itu pergi, dia melanjutkan langkahnya, namun baru beberapa langkah, dia kembali berhenti saat seseorang memanggil namanya


"El!"

"Giska!?"

Nafas Giska masih ter engah-engah, namun senyum mengembang dari bibirnya membuat Fara terkekeh

"I'm coming!"

Fara berdecih "gak ada yang nunggu, padahal"

"Jujur banget jadi manusia!" Giska menyamakan langkahnya dengan Fara yang sudah mulai memasuki rumah

***

"Terus disana gue-

"Stop! Gi, gue gak mau denger cerita lo lagi," entah sudah berapa ribu kata yang keluar dari mulut Giska, jika saja ada sabun dimulut perempuan itu, mungkin mulutnya sudah berbusa

"Katanya tadi mau denger" protes Giska meneguk minuman yang dia bawa, apalagi kalau bukan minuman ber-alkohol?

"Panjang bener, gue yang ngap-ngapan anj*r"

"Itu baru seperempat dari cerita yang sebenarnya El"

Fara melongo mendengar itu "Buset dah, ribet amat hidup lo"

"Yaaa," Giska menaikkan kedua bahunya "broken home nih boss senggol dong"

***

Sementara dilain tempat, Raffa dan laki-laki berseragam loreng itu kini berada dipantai,

Walaupun mereka tidak bisa melihat secara jelas air yang terkapar dibibir pantai, tapi dua laki-laki itu bisa merasakan bagaimana suasana angin yang berhembus

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang