BAB 23

2.1K 122 22
                                    

Fara menatap kosong kedepan, mimpi subuh tadi benar-benar membuatnya merinding. tangisan orang-orang yang disiksa membuat nyalinya mencuit

"Apa gue harus tobat?"

"Ngeri coy, takut gue"

"Takut apa?" tanya Raffa yang tiba-tiba saja datang entah dari mana

"Kepo!"

Fara berjalan meninggalkan Raffa yang masih ditempat "aneh"

***

"Raf, gantian deh. gue yang disana lo yang disini"

Raffa yang sudah bersiap untuk tidurpun menoleh "maksudnya?"

"Gak capek apa disana mulu?, badan lo gak sakit?" satu fakta bahwa mereka memang sekamar, tapi tidak dengan se-ranjang

"Tidur! saya ada meeting penting besok pagi"

Perempuan itu berjalan mendekat "sekali-kali gue yang disini" Ucap Fara saat sampai didepan laki-laki yang membaringkan tubuh diatas sofa

"Tidak apa-apa, saya sudah terbiasa begini, kamu jangan"

Mendengar itu Fara mendengus  "seranjang aja gimana?"

Hening

"Raf,"

"Lagian kita juga suami istri," lanjutnya membuat Raffa menaikkan satu alis

"Kamu sudah menganggap?"

"Pertanyaan bodoh! buruan kekasur!" Dia berjalan mendahului laki-laki itu. saat Fara merebahkan badannya, dia kembali melanjutkan ucapannya "kalo lo gak mau seranjang sama gue, berarti elo yang gak nganggap pernikahan ini,"

Raffa dibuat bungkam mendengarnya, tak ada pilihan lain baginya selain bergerak menyusul istrinya kekasur itu

"Seharusnya kita kayak gini udah lama, tapi orang kayak lo mana mau kalo gak dimulai dulu"

***

Banyak diam, sikapnya begitu berubah. selain dia kesal pada Raffa, perempuan itu juga masih terngiang-ngiang dengan mimpinya

Rasanya.. hatinya mendesak untuk segera bertaubat, tapi dengan raganya Fara masih pasif

"Saya minta maaf," ia menoleh mendengar perkataan itu,

"Buat?"

Raffa mengambil duduk disampingnya "segala-galanya"

"Gak jelas," cibirnya membuat laki-laki itu terkekeh

"Yang jelas mau kekantor"

"Pamit ceritanya?"

Raffa mengangguk, dan bangkit. dia mengusap puncak kepala perempuan itu

"Ngapain lo ngusap pala gue?" tanya Fara terdengar ketus, namun lagi-lagi membuat lelaki itu terkekeh dan melenggang pergi

"Manusia aneh!"

***

Hiruk pikuk mulai berhembus sore hari ini, Fara yang berada di balkon pun bisa merasakan bagaimana angin menyapu lembut wajahnya, bahkan rambut coklatnya sudah mengayun pelan

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang