BAB 14

2.3K 133 4
                                    

"Dibilangin gak usah ngeyel, sok kuat bisa kekantor, sakit sendiri kan"

"Kalo tangan lo infeksi, trus diamputasi, lo gak punya tangan lagi, bakal gue tinggalin lo!"

Sedari tadi Fara menggerutu saat mengobati tangan suaminya yang masih terluka itu, belum sampai dikantor tadi darah ditangannya kembali mengalir deras, al hasil dia memutuskan kembali lagi kerumahnya

"Shhhhhh" entah sudah berapa kali Raffa meringis saat perempuan itu seperti sengaja mengobatinya dengan tidak telaten. melainkan, kasar

"Biar saya" saat hendak mengambil alih kapas yang berada ditangan Fara, perempuan itu lebih dulu menjauhkannya

"Gak! Biar gue"

"Kamu tidak bisa pelan-pelan, kamu pikir ini tidak sakit?!" kesal Raffa membuat sang empu memutar bola matanya malas

"Lebay" cibirnya

***

Siang yang amat gersang, perut Fara sedari tadi berbunyi, mengingat bi Isna dan pak Aston sedang izin pulang kampung tiga hari yang lalu, jadilah kondisi meja makan tak seperti biasanya

Semenjak tidak ada bi Isna, semua pekerjaan rumah memang sudah menjadi tugas Raffa, mulai dari menyapu, mengepel, memasak dan semua pekerjaan rumah lainnya

Sekarang karna Raffa sedang sakit, Fara berinisiatif memesan lewat online makanan "Lo mau apa? gue pesanin"

"Gak lucu tinggal dirumah, tapi kelaperan" lanjutnya masih mengotak atik keyboard

"Samakan dengan punyamu saja"

"Oke."

Tingggtonggg

Suara bel berbunyi membuat Fara mengerut kening, baru beberapa detik dia memesan masa iya makanannya sudah datang?

"Cepet bener Gilak" perempuan itu menggeleng tak habis pikir, dia bangkit dan berlari membuka pintu

"Assalamualaikum"

Saat baru membuka pintu, Fara sudah bisa melihat jelas sosok perempuan dengan seragam putih abu-abu

"Lo siapa? Pengantar makanan bukan?"

"Ih, bukan" jawab perempuan itu,
"ini Raisya kak"

"Raisya?"

"Siapa Raisya?" sejauh ini Fara tak merasa tak memiliki teman yang bernama Raisya, apalagi anak SMA seperti perempuan yang berada dihadapannya

"Adeknya Raffa"

"Emang Raffa punya adek?"

"Punya lah! masa gak tau!?" Raisya memegangi ranselnya, dia sangat merasa kecewa mengetahui iparnya tak tahu dia hidup

"Oh,"

Perempuan itu cengo mendapat respon itu, "gini amat jodoh kakakku astagfirullahhh"

"Oh doang? Raisya gak disuruh masuk, kak?"

"Gue persen makanan cuma dua porsi, kalo lo kesini mau dateng cuma numpang makan, lain kali aja. atau mau masuk buat liatin orang makan juga boleh" jelas Fara lagi-lagi membuat Raisya menganga

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang