Malam sudah mulai larut, namun pembukaan baru naik ke dua. Fara terlihat sangat tersiksa dengan itu, orang-orang yang berada disana ikut tersiksa melihatnya
Rahma, Farida, Athar, dan Irfan. Mereka semua datang setelah diberitahu bahwa Fara akan melahirkan
"Caesar aja ya, nak?" entah sudah berapa kali Rahma menawarkan, tapi lagi-lagi Fara menggeleng
Dia ingin melahirkan normal. keputusannya sudah bulat. siapapun yang membujuk, dia tak akan luluh. walaupun Raffa juga tadi membujuknya
"Raf, es cream" tak ada angin tak ada hujan. tiba-tiba Fara berkata demikian
"Es cream?" Tanya ulang dari mereka semua dengan bersamaan
Fara mengangguk mantap "aku mau es cream"
"Emang ada didepan?"
"Aku mau es cream yang biasa dibeli sama Raffa, yang dekat dari taman Awdiya, kamu ingat kan Raf?"
Dia yang diberi pertanyaan itu mengangguk dan menatap jam yang bertenger ditangannya "sudah jam 23:32. semoga belum tutup, ya?"
Kaki laki-laki itupun berjalan keluar dari kawasan rumah sakit dengan harapan besar kedai ditepi taman itu belum tutup. sampai ditempat yang dia tuju, harapan besar itu seketika sirna melihat kedai tersebut sudah sepi, lampunya pun kini telah padam
Dengan hati yang berat Raffa memutar arah menuju alfam*rt yang 24 jam terbuka. dia juga biasa membelikan Fara es cream dialfam*rt, pikirnya yang terpenting sama-sama es cream
"Tutup ya?" Pertanyaan yang tiba-tiba disuguhkan saat kembali kesana. yang mana membuat Raffa tentu mengangguk
"Tapi aku" Raffa mengeluarkan sebuah es cream dari paperbag berwarna merah "beliin kamu ini" lanjutnya
Fara menghendus "tapi aku gak mau itu"
"Terus mau gimana Fara? masa iya suamimu kembali kekedai terus bangunin penjualnya?" sahut Rahma yang kini kasihan dengan menantunya.
Mata sayu milik laki-laki itu tercetak jelas. dia lelah, Rahma bisa mengetahui itu. apalagi Raffa memang baru pulang kantor 30 menit dan kembali bergegas kerumah sakit tadi
Fara kini hanya diam dan meninggalkan orang-orang disana. langkahnya diikuti oleh Raffa
"Mau kemana?" Tanya laki-laki itu
Tanpa menoleh Fara menjawab "jalan-jalan aja, biar cepet naik pembukaan"
"Marah?"
"Engga"
"Masa?"
"Gak percayaan banget jadi orang"
Raffa dibuat mati topik jika responnya begini
"Beneran gak mau makan ini?" dia kembali menawarkan es cream yang dibeli tadi
"Hm,"
"Terus mau apa sayang?, jangan gini dong" Raffa terlihat lelah menghadapi itu, ingin rasanya dia berteriak tanda frustasinya
"Gak mau apa-apa, mending kamu istirahat sama yang lain," Imbuh Fara yang bisa melihat dari jauh orang-orang yang kini beristirahat diruangannya
Bukan terlalu santai atau tidak khawatir dengan Fara, tapi mereka bergantian. lagipun Fara juga yang menyuruh mereka istirahat, bahkan menyuruh pulang dulu. Dalam artian bukan diusir
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
De TodoYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...