Proses pencarian bukti-bukti terus berlangsung hingga siang hari. dimana Diki adalah orang pertama yang menjadi saksi, bermodal plat mobil orang yang sengaja menabrak majikannya sempat dia ambil gambar.
Berdasarkan plat mobil, polisipun melacak dan dengan mudah menemukan mobil yang tersangka
Setelahnya, polisi kembali melakukan pengenalan sidik jari pada mobil tersebut, namun nihil, ternyata pelaku lebih cerdik. dia menghapus semua sidik jari mobil itu, hingga polisi tidak bisa semberono menodong tanpa ada bukti
Mereka frustasi, rasa penasaran atas dalang dibalik kecelakaan itu meronta, namun mereka bisa apa?
Sangkutannya dengan polisi pun terputus saat Raffa yang menghentikan proses tersebut. Baginya itu juga sia-sia, dimana lagi mereka akan menemukan bukti?
"Kita doakan yang terbaik saja, untuk ayah" ucap Raffa melihat dari luar ayahnya yang terlentang didalam sana, berbagai alat canggih telah menempel ditubuh beliau
"Penasaran banget, siapa orang jahat itu" semua mata lansung melirik kearah Fara yang berkata demikian
Mereka semua mengangguk. "Rasanya gak adil kalau dia hidup nyaman disana, setelah buat orang kecelakaan separah ini"
Rahma yang mendengar celoteh orang-orang sekitarnya hanya bisa meneguk ludah kasar. jelas dia tahu sekali siapa pelakunya
Berbeda dengan Irfan yang bermuka datar. bagai orang yang tak bersalah sama sekali, Rahma yang melihat itu tentu kesal sendiri
***
Sehari, dua hari, tiga hari, hingga tujuh hari yang datang. sepertinya mereka semua sudah berdamai dengan rasa penasaran yang bergejolak. tidak ada satupun orang yang membahas masalah itu lagi, mereka semua kembali fokus dengan kesembuhan Athar yang semakin hari syukur nya semakin membaik. bahkan, dua hari setelah kecelakaan itu Athar dinyatakan telah melewati masa kritisnya
Karna semakin hari semakin membaik, dimana Athar sudah bisa kembali berbicara dengan jelas, Farida memantapkan diri bertanya padanya hari itu
"Ayah ingat gak, detik-detik terakhir sebelum kecelakaan?" Ternyata ada satu orang yang masih dilanda penasaran, Farida sepertinya ingin sekali mengetahui siapa orang itu
"Ayah gak amnesia bun"
Wanita itu mengangguk mantap. Syukurlah, katanya dalam hati. dengan begitu dia bisa bertanya, kali saja suaminya tahu orang yang menabraknya, toh, Diki yang sebagai saksi mata hari itu mengatakan bahwa dijalanan malam itu sepi, hanya ada tiga mobil termasuk mobil yang dia kendarai, itupun jauh dari dua mobil yang salah satunya ditumpangi Athar
"Mobil kamu didetik-detik terakhir kecelakaan itu, ada satu mobil kan yah?, gak kenal sama yang ada di mobil itu?"
"Kenal lah, Bun. orang itu bodyguard papanya Fara"
Deg!
Semua terkejut mendengar kata yang bercampur kekehan itu,
"Iya kan, Irfan?" mata Athar mengarah pada Irfan yang berdiri anteng disela barisan orang-orang yang mengelilingi brankar yang kini Athar tiduri
Semua mata kini tertuju pada Irfan. Pria itu seketika merasa terpojokkan sekarang, bertepatan pula ponselnya berdering. Dia keluar dari sana tanpa berkata apapun
Farida kini menatap tajam kepergian Irfan. begitupun yang lain, tapi lebih ketatapan tak menyangka
"Berarti perlakunya bodyguard Irfan!" Seru Farida dengan wajah merah padam. Sedangkan yang lain masih pada posisi pertama (tak menyangka)
"Maksudnya?"
"Bisa cerita mulai awal, yah?" Sela Raffa yang kini masih percaya-tidak percaya dengan semuanya
Athar mengangguk. "Malam itu, diperjalanan menuju cafe yang dimaksud papamu, Fara" berbagai ekspresi yang ditimbulkan dari mereka saat menatap Fara, hanya wajah teduh dari Raffa dan Athar yang membuat Fara sedikit lebih tenang
"Tiba-tiba saja dia menelfon kalau dia ada disebuah tempat yang nyaman, dia menunda pertemuan di cafe dan meminta saya untuk menghampirinya disana, saya tanyakanlah dimana lokasinya..
"Begitu saya mengetahuinya, sayapun berniat menyusul beliau kesana, diperjalanan satu mobil hitam datang, didalamnya ada dua orang. Mereka menyapa saya sementara mobil berjalan, mereka memperkenalkan jika mereka adalah bodyguard Irfan. selang beberapa detik, sepertinya mobil saya oleng-
"Gimana gak oleng kalau ditabrak" sela Farida dengan emosi yang tak bisa dia kontrol
"Berarti sudah jelas. kita sudah tahu pelakunya" wanita itu melirik satu persatu wajah dari orang-orang disana. mata tajamnya tertuju pada Rahma dan Fara yang sudah tak mampu membalas tatapannya
"Saya gak nyangka Rahma, suami kamu sejahat itu"
Hening...
Tak ada suara sama sekali. Ingin rasanya Rahma menghilang dari mereka sekarang juga, membawa Fara yang juga termasuk"Papa kamu sejahat itu," Farida menatap Fara lalu beralih menatap anak laki-lakinya "dan mertuamu sejahat itu"
Fara diam membeku. dia benar-benar tak menyangka orang yang di sebut jahat ternyata ayahnya sendiri
Tatapan yang tak mengenakkan dari Farida yang sepertinya sangat dendam dengan keduanya
"Pergi dari sini! saya benci kalian!"
Semua orang seketika melempar tatapan terkejut, satu air mata lolos membasahi pipi Fara "Bunda"
"Jangan panggil saya bunda, saya bukan bunda mu"
"Bunda" kali ini Raffa yang menyahut
"Istigfar bunda" Raisya ikut menimpali
"Kenapa kalian masih disini? bukan kah saya sudah mengusir?" Farida menghiraukan teguran dari kedua anaknya. Dia sangat dikuasai oleh emosi saat ini
"Bun-
Rahma lebih dulu menarik tangan anaknya keluar dari sana sebelum Fara kembali memanggil seseorang yang sudah tak ingin dipanggil olehnya
"Fara" Raffa yang ingin menyusul tiba-tiba ditahan oleh ibunya
"Biarkan dia pergi,"
Disisi lain Fara sudah berderai air mata, dia tidak bisa melihat jernih sesuatu apapun saat ini
"Kenapa papa sejahat itu ma!???" teriaknya dengan suara gemetar, yang mana ibunya tak memberi respon.
Rahma terus menarik tangannya, disepanjang jalan tanpa mengeluarkan kata satupun. jauh didalam hati sebenarnya dia juga iba melihat anaknya terkena imbas dari kelakuan jahat Irfan
Tanpa berbalik Rahma mengeluarkan suara "Bereskan semua barang mu, kita berangkat ke Amerika malam ini"
****
HAYOLOHHHHHHHH
2 BAB LAGI END😘
BAGAIMANA KONPLIKKKKNYA? SERU GAK PREN??
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFAR [END]✔️
AcakYUK FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Bagaimana jadinya jika Raffasya yang dikenal lelaki baik-baik, harus menikahi sosok gadis nakal, pemilik wajah judes, serta ucapan yang tak memiliki etika pilihan orang tua? Sebagian orang bisa menebak kisah mereka yang kat...