BAB 19

2K 117 8
                                    


Pagi-pagi sekali kicauan burung yang sangat berisik membuat Fara yang masih memejamkan mata itu terusik. ia menghembus nafas dan mengubah posisi menjadi duduk.

Perempuan itu meregangkan otot-ototnya lalu beranjak bersih-bersih terlebih dahulu.

Cepolan rambut asal yang mana perempuan itu menuruni anak tangga, matanya berbinar melihat beberapa menu favorit nya tersaji rapi diatas meja, dengan senang hati ia mendudukkan dirinya dan menyantap makanan itu dengan rakus

Disisi lain Raffa berjalan beriringan dengan dua orang perempuan, sudah sekitaran tiga jam lamanya mereka bercengkrama ditaman kampus ini

Bukan kah Raffa sudah tidak kuliah? lalu kenapa dia dikampus?

"Makasih banyak ya Raf, aku gak tau gimana nasib aku kalo gak ada kamu" ujar Salma. Ya laki-laki itu ke kampus bukan untuk dirinya, tapi untuk orang yang ia cintai. Raffa tidak bisa berbohong jika ia masih mencintai sepupunya itu

Terdengar gila, apalagi Raffa sudah tau hubungan Salma dan Daffa, tapi kenapa laki-laki itu masih bersikap demikian?

Bahkan jauh-jauh hari, dia selalu kesini, tidak ada yang mengetahui kecuali dirinya sendiri, Salma, dan Erika sahabat Salma.

Entah itu membawa makanan, membawa barang, atau bahkan hanya untuk membantu Salma mengerjakan tugas kampus yang tidak ia mengerti

Jika selama ini Raffa berangkat kantor pagi dengan alasan ada meeting penting, itu bohong! semuanya bohong. pagi-pagi dia selalu bertemu Salma di belakang gedung fakultas ekonomi, atau kadang hanya bertemu Erika pagi-pagi. karna jarak antara kos an Erika dengan kampus memang lumayan dekat, jadilah ia menitipkan saja jika memang pekerjaan kantor sangat mendesak

Menurut pandangan Salma, sepupunya itu sangat perhatian namun ia tidak pernah berfikiran jika ternyata Raffa mencintainya

"Kalau ada yang tidak dimengerti lagi bilang sama saya"

"Siapp"

"Saya kekantor dulu assalamualaikum" pamitnya pergi dengan senyum yang mengarah pada Salma

***

"Nona ada tamu, mau ketemu"

"Siapa bi?" Tanya Fara, perempuan itu sedang duduk sambil memakan keripik setelah makan tadi

Bi Isna menggeleng, "gak tau"

"cewe cowo?"

"Cewe"

Mendengar itu mata Fara berbinar, apakah itu Giska? Jujur saja dia merindukan temannya yang hilang bak ditelan bumi

Tapi saat melihat perempuan bergamis berwarna putih, serta khimar yang senada tersenyum padanya, binataran matanya kini berubah menjadi sinis

Iya, itu bukan Giska tapi Zaifa

"Assalamualaikum" ucapnya tersenyum padanya yang bermuka masam

"Ngapain lo!?"

Terlihat Zaifa tersenyum dan menelan ludahnya sendiri "aku kesini cuma mau minta maaf, Ra" ujarnya dengan suara yang amat lembut

RAFFAR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang