🥀
Daniel memarkirkan motornya tepat di depan masion Dirgantara, raut wajahnya berubah dingin saat memasuki mansion itu.
Tampak seorang pria dengan rambut setengah putih tengah menyalakan puntung rokoknya di sofa.
Carles Dirgantara, itulah nama pria tersebut. Ekor matanya memincing curiga saat melihat putranya melangkah dengan buru-buru masuk ke dalam kamarnya.
"DANIEL!"
Ucapan itu mampu membuat langkah Daniel terhenti, lelaki itu berbalik menatap pria paruh baya dari atas tangga menatap sofa.
"Kenapa wajahmu begitu kusut? Apa yang telah terjadi di sekolah?" Tanya Carles, ayah Daniel.
"Ayah, Ibu dan Clarisa, tampaknya sedang berada di indonesia" ucap Daniel mampu membuat Clarles berhenti menghisap puntung rokoknya. Rautnya berubah dingin seketika.
"Omong kosong apa yang kamu katakan Daniel? Tidak mungkin mereka kembali" kesal Carles membuang puntung rokoknya asal lalu berdiri tegap mengibas jas miliknya agar tidak kusut.
"Kamu yakin dengan apa yang sudah kamu lihat Daniel?" tanya Carles dibalas anggukan pasti dari anaknya.
"Bagaimana? Apa kamu merindukan mereka?"
Daniel terdiam, rasanya ia tak berhak menjawab pertanyaan itu. Wajahnya kembali dingin segera melangkah menuju kamarnya di lantai atas, mengabaikan pertanyaan yang di lontarkan ayahnya terakhir kali.
Cih, anak itu tidak berubah sama sekali gumam Carles menggelengkan kepalanya heran dengan prilaku putranya itu.
Sementara itu, Daniel menutup pintu kamarnya dengan kesal, tangannya mengepal erat, napasnya memburu. Marah, rasanya ia tak dapat membendung segala kemarahannya, sedih. Tak bisa di pungkiri kesedihan hatinya saat melihat kembali adiknya setelah sekian tahun lamanya berpisah.
"Aku rindu kalian" ucap Daniel menatap sebuah foto yang ia simpan di bawah kasurnya.
Di dalam foto itu, tampak Clarisa yang sedang di gendong ayahnya sambil menenteng boneka. Sedangkan ia bergandengan tangan dengan ibunya, Flora.
Seandainya aku tak membuat kesalahan waktu itu. apa kita masih akan tetap bersama?
Tidak
Tidak ada kata seandainya
Memang sudah takdir kita, untuk berpisah seperti ini.
🥀
Daniel melangkah keluar dari masion dengan menenteng kunci mobil di tangannya, sudah bisa di tebak jika ia akan keluar sore hari ini. Dengan setelan jas rapi lelaki itu segera melajukan mobilnya menuju sebuah gedung bertingkat di tengah-tengah kota.
Terpampang jelas tulisan DIRGANTARA di depan bangunan megah tersebut. Sontak seorang satpam dengan sigap langsung membukakan pintu mobil untuk Daniel, siapa yang tidak mengenal Daniel di kantor ini, dialah calon pewaris pemilik DIRGANTARA di masa depan.
"Saya ingin bertemu kakek" ucap Daniel dingin penuh penegasan.
Seorang wanita yang mendampingi Daniel berhenti sejenak mendengar perkataan Daniel. Wanita itu membungkuk hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARISA
Teen FictionJika kalian sudah sering melihat adu kemiskinan di sekolah kalian, kalian harus sesekali datang ke SMA CAKRAWALA. Untuk melihat pertengkaran hebat antara dua keluarga ternama di dunia ini. "Gue Clarisa Flora Dirgantara, butuh berapa banyak hingga gu...