28.MENIKAH

577 30 0
                                    

🥀

Clarisa membuka matanya perlahan, tampak Angga tertidur di sebelahnya dengan posisi duduk sambil menggengam tangannya.

Clarisa tersenyum lembut, segera melepaskan kain yang berada di atas kepalanya. Tubuhnya terasa segar kembali setelah beristirahat dengan baik.

Langit tampak gelap, tanda sudah hampir malam. Perlahan Clarisa turun dari ranjangnya lalu memasangkan selimut di bahu Angga.

"Selamat tidur, Angga" bisik Clarisa pelan segera berkemas dan meninggalkan sepucuk surat di atas meja.

Gadis itu segera menuruni tangga dan melangkah hendak keluar, sesampainya di luar tampak Wala yang sedang menyirami tanamannya menatapnya heran.

"Sayang, kamu mau kemana? Udah mendingan?" Tanya Wala membuat Clarisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menyengir.

"Clarisa mau pulang bun, heheh" ucap Clarisa. "Gak enak kalau Clarisa tinggal di sini sama kalian, Clarisa mau pulang aja nemenin ibu"

Wala menatap Clarisa dengan wajah lesu. "Yah, jangan begitu. Kamu kan bagian keluarga bunda juga, jangan merasa sungkan" ucap Wala memegang kedua tangan gadis itu lembut.

"Tapi jika kamu benar-benar ingin pulang, bunda gak bisa ngapa-ngapain juga, bawalah ini. Hati-hati di jalan sayang" ucap Wala memberikan sebuah kunci mobil kepada Clarisa.

Clarisa terdiam sejenak, apa-apaan ini. Kunci mobil BMW koleksi terbaru. Clarisa terdiam cukup lama membuat Wala menepuk bahu gadis itu pelan menyadarkannya dari lamunannya.

"Mobilnya gak perlu di balikin. Ini balasan ayas mobil Rubicon kamu yang kemarin abis penyok gara-gara ngejar maling" ucap Wala terkekeh pelan membuat senyuman Clarisa mengembang.

"Makasih bunda"

🥀

Clarisa melajukan mobilnya cepat menuju kediaman miliknya, tampak sebuah mobil asing berada di depan rumah membuat Clarisa menyirit bingung.

"Pak, itu siapa ya yang datang ke rumah?" Tanya Clarisa kepada seorang satpam.

"Ah, nona sudah pulang? Itu den Daniel" jawab satpam itu sopan. "Nona tidak tahu ya? Nyonya dan den Daniel sudah berbaikan"

DEG

Jantung Clarisa seketika berdetak lebih kencang, tangannya tampak gemetar memegang kunci mobil.

"Be—begitu, sejak kapan mereka berbaikan?" Tanya Clarisa pelan. "Apa semua orang tau tentang hal ini?"

Satpam itu mengangguk cepat. "Beberapa minggu yang lalu, nyonya tidak sengaja menabrak motor den Daniel, jadi beberapa hari setelahnya den Daniel harus di rawat di rumah sakit"

"Lalu? Ibu merawatnya?" Tanya Clarisa terdengar lirih.

"Iya, nyonya merawatnya beberapa kali namun seminggu setelahnya den Daniel keluar dari rumah sakit dan tak masuk sekolah selama seminggu, hal itu membuat nyonya khawatir"

Clarisa tersenyum kecut mendengarnya. "Ah, begitu"

Bagaimana ibu bisa merindukan putra yang jauh darinya selama satu minggu. sedangkan gue pergi selama satu bulan, dia bahkan tidak perduli

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang