🥀
Suasana rumah sakit tampak ramai, dunia segera di hebohkan dengan kabar bahwa pemilik perusahaan Flo jatuh pingsan saat berada di pesta.
"Marco, lo heandle keamanan rumah sakit. Jangan biarkan satupun wartawan lolos dan mengetahui kabar tentang kesehatan nona!" Tegas Jeremy di balas anggukan oleh Marco.
"Apa Clarisa bakalan baik-baik aja?" Cemas Aiko menangis dalam pelukan Tifany.
"Dia bakalan baik-baik aja, lo tau Clarisa adalah gadis yang kuat" ucap Tifany mencoba menenangkannya.
CEKLEK...
Dokter segera keluar dari ruang ICU, raut wajahnya tampak muram membuat Angga sontak menghampiri dokter itu dan menahannya.
"Dok, bagaimana keadaan Clarisa? Apa dia baik-baik saja?" Ucap Angga namun dokter itu menunduk, merasa menyesal.
"Ini adalah masa gentingnya, saya tidak yakin kami dapat menyelamatkannya kali ini" ucap Dokter itu tampak pasrah membuat Angga mengepalkan tinjunya kearah dinding rumah sakit.
Mengalir darah segar dari tangannya saat meninju dinding yang sangat keras. Wajahnya tampak cepas sekaligus kesal.
"Apa maksud anda! Anda harus menyelamatkannya!" Bentak kasar Angga.
Diego segera menahan Angga menariknya dari dokter itu agar menjauh.
Wendy dan Erlan menghela napas mereka panjang sambil menyandar di dinding rumah sakit.
"Gue gak menyangka akan merasakan hal seperti ini" ucap Wendy pelan di balas anggukan oleh Erlan.
Air mata Angga jatuh dari pipinya, ia benar-benar menangis paru. Teman-temannya hanya bisa menatap dengan sedih. Hal ini tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
"ANGGA!" Ucap Flora segera menghampiri Angga yang terduduk menangis di lantai.
"Diego? Dimana Clarisa?" Ucap Daniel yang baru saja datang tampak panik.
"Dia masih di dalam ruang ICU" jawan Diego terdengar lemah. "Sudah sejak tadi kami menunggu, tapi saat dokter keluar, dia mengatakan akan menyerah"
Tangis Flora seketika pecah saat mendengarnya, wanita itu segera menangis dalam pelukan Charles.
Charles memeluk Flora erat, ikut merasakan kesedihan atas Clarisa.
"Cucuku! Dimana dia!" Dirgantara tampak berlari menghampiri Diego dan Angga, melihat semua orang yang sudah menangis membuat ia tak kuasa menahan air matanya.
"Kepada Dirgantara dan Daniel Dirgantara, silahkan masuk" ucap seorang suster membuka pintu ruang ICU membuat kedua nama yang di panggil segera beranjak dan masuk kedalam.
Tak lama suster itu kembali keluar sambil memanggil nama teman-temannya kecuali Angga membuat tubuh lelaki itu serasa lemas.
"Apa Clarisa tak ingin melihat gue? Kenapa gue gak bisa masuk!" Kesal Angga duduk di kursi tunggu dengan mata sembab menahan tangis.
Flora yang sudah mulai tenang menepuk bahu Angga pelan mencoba menenangkannya.
"Clarisa gak mungkin gak mau ketemu kamu, mau bagaimana pun. Kamu pacarnya, nak" ucap Flora membuat kecemasan Angga sedikit berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARISA
Teen FictionJika kalian sudah sering melihat adu kemiskinan di sekolah kalian, kalian harus sesekali datang ke SMA CAKRAWALA. Untuk melihat pertengkaran hebat antara dua keluarga ternama di dunia ini. "Gue Clarisa Flora Dirgantara, butuh berapa banyak hingga gu...