21.ANGGA DAN CLARISA

521 28 0
                                    

🥀

Hanya dalam sekejap, SMA Cakrawala heboh atas berita besar tersebut. Tak hanya siswa dan siswi, para guru hingga kepala sekolah SMA Cakrawala yang mendengar rumor itu sempat tak bisa bernapas karena terkejut. Sementara kehebohan yang terjadi di SMA Cakrawala, keluarga Cakrawala yang sempat mendapatkan kabar langsung bersorak heboh karena bahagia.

"Sial, awas aja lo Angga" ucap Diego mengumpat kesal saat melihat Angga dan Clarisa masuk ke dalam mobil dan pergi keluar dari pekarangan sekolah.

Sementara itu Clarisa dan Angga yang berada di dalam mobil tampak diam saja, tak berbicara sepatah katapun. Keduanya hanyut dalam pikiran mereka masing-masing, hingga Clarisa memulai topic pembicaraan.

"sebenarnya gue ngajak lo pulang bareng buat nanya sesuatu sama lo" ucap Clarisa membuat Angga menoleh sekilas.

"kenapa?"

"Aiko meminta tolong sama gue buat nanyain sama lo, hadiah apa yang bagus buat ulang tahun Erlan, besok" ucap Claris.

Angga mengangkat alisnya naik seraya berpikir. "mungkin Aiko bisa beli Figure anim"

"kenapa Figure anim?" Tanya Clarisa.

"Dulu gue pernah denger dia bilang 'Maaf ada Waifu yang harus gue jaga' sama cewek yang nembak dia di koridor sekolah" ucap Angga. "mungkin dia wibu" ujarnya tanpa rasa bersalah membuat Clarisa tertawa lepas.

"bukan begitu" ucap Clarisa menghentikan tawanya dengan menyeka air matanya. "Waifu itu panggilan buat Aiko semasa mereka pacaran diam-diam"

"Kalau begitu belikan dia high heels aja" ucap Angga membuat Clarisa menoleh seketika.

"kenapa?"

"lo gak tau?" ucap Angga di balas gelengan oleh Clarisa. "kata orang Erlan itu blasteran. tapi gue gak percaya soalnya dia pendek. apalagi anaknya suka tebar pesona, mirip cewek"

Clarisa terkekeh mendengarnya, sejujurnya ia juga baru pertama kali mendengar bahwa Erlan blasteran. namun apa yang Angga katakan terasa benar, karena Erlan merupakan anggota paling pendek di Alvarez.

"kalau Erlan pendek, yang paling tinggi berarti Daniel, ya?" gumam Clarisa pelan. "di antara mereka cuman daniel yang memakai sepatu dengan tapak rendah, berbeda dengan sepatu lain yang rata-rata tinggi"

Angga menoleh menatap Clarisa dengan raut wajah kaget. "Hah?!" kagetnya menghiraukan stir mobil yang sedang ia kendarai.

"ANGGA LIAT JALAN LO!" pekik Clarisa saat melihat seorang pria berbaju hitam secara tiba-tiba melintasi jalan raya.

BRAKKK

Angga terdiam, raut wajah Clarisa tampak pucat pasi. Keduanya segera keluar dari mobil untuk mengecek ke adaan pria tersebut.

"Gila, dia gak mati kan?" Tanya Clarisa.

Angga segera mengecek napas pria itu. "sayangnya belum" jawabnya tanpa dosa membuat Clarisa menjambak rabutnya frustasi.

"sekarang kita harus gimana?" panik Clarisa.

"Dia gak papa kok, kayaknya dia cuma keserempet dikit terus jatuh pingsan karena kaget" jelas Angga panjang lebar.

Clarisa memijit pelipisnya lelah. "Dari mana lo tau? Jangan self diagnosa, kalau salah dia bisa mati" ucap Clarisa.

"engga kok, lihat aja ga ada luka apapun pada tubuhnya selain benjol" ucap Angga tanpa dosa. "eh, tunggu apa ini?"

Clarisa menoleh menatap Angga yang sedang membongkar isi tas pria itu yang tampak sangat berat. Clarisa sontak terkejut atas prilaku Angga.

"Lo ngapain!?"

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang