25.SIAPA YANG JAHAT?

499 26 0
                                    

"Gue jalan pake mata kok, kalian aja yang ngehalangin jalan. Pake acara gerombolan segala kayak anak ayam" ucap Angga melipat kedua tangannya di dada.

"Sialan, pergi sana mood gue lagi bagus!" kesal Wendy mengusir Angga.

"Lo yang pergi, bukannya masuk ke kelas malah keliling koridor kayak anak SD" ucap Angga membuat Erlan mendorong bahu Angga menjauh.

"Jangan deket-deket kita, nanti kita tertular sikap lo" ucap Erlan membuat Angga mengangkat satu alisnya naik.

"Emangnya kenapa sikap gue?" Tanya Angga membuat Diego terkekeh kecil.

"Lo benar-benar gak tau atau pura-pura gak tau?" ucap Diego melangkah maju mendekati Angga.

"Lo itu bener-bener sampah. Ibu lo pasti menyesal sudah melahirkan anak seperti lo" ucap Diego pelan, berbisik di telinga Angga.

Angga menatap Diego dengan raut wajah dingin, tatapannya berubah tajam seketika saat mendengar ucapan itu. Tanpa aba-aba Angga menonjok Diego membuat siswi yang melihat kejadian itu memekik kaget.

BRUGHHH

"Sialan!" ucap Diego menonjok balik Angga.

Perkelahian itu tak dapat di hindari, Diego segera menarik Angga ke tengah lapangan agar dapat leluasa dalam berkelahir. Raut wajah Daniel tampak dingin saat melihat perkelahian itu, ia tak ingin ikut campur. Perlahan Daniel pergi meninggalkan keramaian itu, meninggalkan perkelahian sengit antara Diego dan Angga. Seluruh siswa SMA Cakrawala segera mengerumuni lapangan menonton perkelahian Angga dan Diego.

"Brengsek, lo kira gue takut sama bocah cupu kayak lo" ucap Diego tampak terengah-engah.

"Lo pikir gue dipanggil sebagai pembuat onar keluarga Cakrawala tanpa alasan?" ucap Angga menyeringai. "Lo salah besar"

BUGHHH

Diego tumbang tak berdaya dengan darah yang bercucuran dari hidung dan kepalanya. Hujan mendadak turun membasahi Angga yang tengah mengatur napasnya sambil menatap Diego yang sudah terkulai lemas tak berdaya. Seluruh siswa SMA Cakrawala segera berhamburan pergi meninggalkan lapangan menghindari hujan. Sementara Angga tetap berdiri tegak di bawah rintik hujan yang membasahi seragam putih abu miliknya.

Seorang siswi yang dari tadi menonton pertunjukan itu dari jauh mengangkat satu sudut bibirnya naik. Sambil membawa sebuah payung, siswi itu melangkah mendekati Angga menutup tubuh Angga dengan payungnya agar lelaki itu tak terus basah karena hujan.

"Sudah lama gue gak melihat orang sejahat lo, gue terpukau" ujar gadis itu membuat Angga menoleh.

"Clarisa!" ujarnya tampak kaget saat melihat Clarisa setelah sekian lamanya.

"Angga, jadilah pacar gue" ucap Clarisa membuat tubuh Angga menegang.

"Ap—apa?" kagetnya terbata-bata.

"Gue gak menerima penolakan, jam pulang sekolah anter gue pulang" ucap Clarisa segera melangkah pergi meninggalkan Angga bersama payungnya.

"DIEGOO!!!" Pekik Wendy dan Erlan segera berlari menghampiri Diego.

"Hey sialan! Kalau Diego mati gimana, lo mau tanggung jawab! Lo bisa masuk penjara dasar bodoh!" kesal Wendy tampak gemetar saat berbicara dengan Angga, jujur saja di antara mereka Diego adalah yang paling kuat. Jika Diego yang unggul itu saja bisa terkapar nyaris mati, bagaimana dengan mereka.

"Bukan urusan gue, gue juga sudah pernah membunuh orang. Kalian juga tau" jawab Angga tampak santai.

Erlan mengepalkan tangannya kesal. "Itu berbeda bangsat! Saat itu Helena bunuh diri karena Diego memutuskan dia dengan kejam. Itu bukan karena lo!"

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang