5.WEWENANG CLARISA

889 36 0
                                    

🥀

Bel lonceng tanda pulang sekolah berbunyi nyaring, segera Clarisa menggendong tasnya keluar dari kelas bersama Aiko yang tampak sedang memainkan ponselnya di koridor.

"Chat siapa lo? Senyum-senyum begitu" tanya Clarisa heran menatap gadis di sebelahnya itu yang tampak sedang asik memainkan ponselnya.

"Pacar gue lah!" Ucapnya dengan penuh percaya diri. "Makanya punya pacar dong!" Ledeknya.

Clarisa merotasikan bola matanya jengah dengan tingkah laku kekanak-kanakan Aiko. Ia segera melangkah cepat menuju Rubiconnya dan segera mengendarainya untuk pulang ke rumah.

Saat di tengah perjalanan. ponsel Clarisa berdering, menampilkan sebuah panggilan dari kakeknya.

"Halo kek? Ada apa?"

"Kamu dimana?"

"Aku lagi di jalann, mau otw pulang. Kenapa kakek tiba-tiba nelfon?"

"Kemarilah ke kantor sekarang"

"Baiklah, kek"

Panggilan telfon itu segera terputus. Clarisa segera menatap kaca spion lalu membanting kasar stir mobilnya berputar menuju kantor perusahaan Dirgantara.

Sesampainya di kantor, ternyata tak hanya dia yang masih menggunakan seragam putih abu di kantor itu. Di sana tampak Daniel yang sama kacaunya, datang terburu-buru menuju kantor atas panggilan kakeknya.

"Baguslah kalian sudah datang, ayo duduk dulu di dalam" ajak Dirgantara segera membawa kedua cucunya masuk ke dalam ruang rapat.

Saat di dalam ruangan ternyata tak hanya mereka yang berada di sana. Tampak 3 orang investor dan 2 orang wakil kakek duduk di kursi rapat sambil membaca beberapa tumpulan berkas di atas meja.

"Perhatian semuanya. Perkenalkan kedua cucu saya, Clarisa Flora Dirgantara dan Daniel Dirgantara. Mereka berdua adalah calon penerus perusahaan saya" ucap Dirgantara memperkenalkan keduanya.

Clarisa tersenyum hangat, segera memperkenalkan diri dengan penuh percaya diri. "Perkenalkan, saya Clarisa Flora Dirgantara"

"Saya Daniel Dirgantara, senang bertemu dengan anda semua" ucap Daniel sopan.

Kedua lelaki paruh baya wakil Dirgantara menatap kedua anak itu lekat, meneliti mereka secara penampilan.

"Perkenalkan, saya Adrian Vernata. Saya pemilik perusahan Divernata" ucap Adrian dengan sopan berjabat tangan dengan Clarisa dan Daniel.

"Pak Dirgantara, izinkan saya untuk merekrut nona Clarisa sebagai Direktur sementara perusahaan saya" ucapnya dengan mantap, menatap Dirgantara penuh keyakinan.

"Bagaimana Clarisa? Apa kamu sanggup menjadi pemilik perusahaan Divernata selama 3 bulan?" Tanya Dirgantara mampu membuyarkan lamunan Clarisa.

Jujur saja, ini pertama kali baginya untuk menangani sebuah prusahaan secara langsung, yang lebih parahnya lagi bukan sebagai karyawan namun sebagai direktur itu sendiri.

"Apa anda yakin dengan kemampuan saya sebagai direktur?" Tanyanya. "Perusahaan Divernata itu adalah perusahaan berkembang yang saat ini berada tepat di posisi ke lima teratas dalam dunia bisnis" ucap Clarisa sedikit ragu.

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang