20.PENYAMBUTAN

518 30 0
                                    

"Clarisa, ayo bersiap-siap, kita harus melakukan penyambutan" ucap salah seorang anggota osis mengingatkan, dib alas anggukan oleh gadis itu.

Lapangan sekolah yang awalnya sepi kini tampak ramai di padati oleh siswa siswi SMA Cakrawala yang tengah berbaris rapi. Clarisa merapikan dasinya sekilas lalu naik ke atas podium dengan raut wajah dingin, penuh wibawa.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini adalah hari yang paling di nanti-nanti oleh kita semuanya. Karena pada hari ini, kita akan melaksanakan festival penyambutan siswa SMA Cakrawala yang baru pulang dari pertukaran pelajar dari Aussie. Dengan berakhirnya penyambutan singkat saya, saya buka secara resmi festival penyambutan ini!" Ucap kepala sekolah mendapat sorak dan tepuk tangan meriah dari para siswa dan siswi.

"Saya Clarisa Flora Dirgantara, ketua OSIS SMA Cakrawala. Akan memanggil empat siswa SMA Cakrawala yang sudah melewati masa sulit sebagai perwakilan dari sekolah kita untuk menempuh pendidikan yang jauh. Maka saya panggil.."

"Angga Glen Cakrawala"

"Diego Divernata"

"Wendy Mahendra"

"Erlan Van Williyam"

Keempat siswa itu mendapat tepuk tangan meriah saat melangkah naik ke atas podium di sertai sorakan heboh. Dari kejauhan Daniel menatap teman-temannya penuh rasa bangga sambil bertepuk tangan, sayang rasanya ia tak dapat ikut bersama mereka.

"Terima kasih atas perhatian kalian semua, kedepannya kami akan berusaha membawa nama baik bagi sekolah kita" ucap Diego.

"akan memberikan dan berbagi ilmu pengalaman kami selama bersekolah di sana" lanjut Wendy.

"serta akan membantu membangun dan mengembangkan sekolah kita jauh lebih baik lagi" ucap Erlan.

"mau ngembangin pake apa? baking powder" ucap Angga dengan wajah tanpa dosa mengundang tawa dari seluruh siswa dan siswi SMA Cakrawala.

Hanya dalam waktu semenit, acara yang sudah di siapkan berhari-hari malah kacau hanya karena ucapan tak berdasar dari Angga. Walaupun begitu, Clarisa yang seharusnya menjadi orang pertama yang marah malah ikut tertawa mendengarnya. Baginya bukan salah Angga jika mulutnya tidak bisa di filter, karena memang begitulah Angga Glen Cakrawala, sang pembuat onar keluarga Cakrawala.

🥀

Saat ini Diego dan teman-temannya tengah berkumpul di kantin sambil menyantap makanan mereka masing-masing. Sambil mengobrol, sudah jelas bahwa Wandy dan Erlan akan membuat sebuah kehebohan.

"Sialan, gue malu banget gara-gara Angga" ucap Erlan menggebrak meja dengan kesal. "padahal itu naskah yang sudah kita siapkan untuk bicara di depan mantan gue!"

"semenjak hukumannya di cabut dia kembali membuat onar, anak itu memang benar-benar membuat gue kesal" ujar Wendy di benarkan oleh Erlan.

Daniel menyeruput minumannya dengan tenang, saat terasa habis ia segera beranjak dari kursi hendak memesan lagi. Namun belum sempat ia memesan seseorang yang tengah membawa segelas jus jeruk menabrak Daniel membuat seragam Daniel penuh dengan noda orange.

"Astaga! Daniel lo gak papa?" ucap Diego yang duduk bersebelahan dengan Daniel. "Heh! Lo jalan pake mata dong, lo kira seragam ini murah? Lo belum tentu mampu be—" ucapan Diego tercekat saat menyadari siapa yang sudah menabrak Daniel.

"kenapa? Lo mau gue beliin seragam? Berapa banyak? Kebetulan kepala sekolah ini paman gue, oh iya pemilik sekolah ini ayah gue. Lo bisa minta sama paman gue biar dapat diskon" ucap Angga tanpa rasa bersalah membuat Diego menggeram marah.

"lo kira semua bisa di atasi dengan uang? Jangan berpikir hanya karna lo kaya lo bisa membeli semuanya!" ucap Diego mendorong Angga hingga lelaki itu terhuyun.

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang