🥀
Saat ini hanya ada Clarisa dan Diego di dalam ruangan direktur. Sejak tadi, keduanya hanya diam tak berbicara satu sama lain sambil menyeruput teh hangat yang telah di sediakan oleh Robin.
"Apa maksudnya ini, pemilik perusahaan cabang Flo menginginkan perusahaan Dirgantara? Namun berakhir dengan masa percobaan di perusahaan Divernata" ucap Diego.
"Ini lucu, sebenarnya bagaimana kepala kecilmu itu berkerja sehingga ketiga perusahaan itu tetap berjalan dengan satu orang pemilik"
"Perusahaan Dirgantara belum menjadi milik gue" jawab Clarisa tampak tenang membaca beberapa dokumen di kursi kebesarannya.
"Bukankah sebentar lagi perusahaan itu akan menjadi milik lo?" Ucap Diego melangkah mendekati foto keluarganya yang terpajang di ruangan tersebut.
"Daniel memang menginginkan perusahaan itu, namun ia tidak ingin menggengamnya" ucap Diego mampu membuat Clarisa berhenti dari pekerjaannya.
"Apa maksud lo?"
"Lo akan tau setelah Daniel menjadi pemilik perusahaan itu" ucapnya kembali duduk di sofa.
"Perusahaan cabang Flo adalah perusahaan terbesar nomor tiga, apakah tidak masalah jika direktur mereka sibuk berada di perusahaan lain" tanya Diego membuat Clarisa melirik Diego tajam dengan ekor matanya.
"Berhenti ikut campur dalam masalah gue!"
"Jujur saja lo menarik" ucap Diego lagi-lagi membuat Clarisa jengah.
"Gue akan pulang sekarang" ucap Clarisa segera mengemas barang-barangnya dan melangkah keluar dari ruangan tersebut.
Diego terkekeh kecil melihat raut wajah kesal Clarisa. Sebelum Clarisa meninggalkan ruangan, Diego bergumam kecil yang dapat terdengar oleh Clarisa sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan dengan menghempaskan pintu sekeras mungkin.
Sampai jumpa di sekolah, Cantik
🥀
Pagi ini, tak seperti biasanya. Clarisa datang ke sekolah bersama supir pribadinya, entah karena lelah setelah begadang semalaman. Ia takut tak fokus saat mengemudi pagi ini.
"Huh, hari senin yang melelahkan" ucap Clarisa keluar dari mobilnya setelah sang supir membukakan pintu untuknya.
Clarisa melangkah dengan pelan masuk kedalam pekarangan sekolah yang sudah ramai sejak tadi. Upacara hendak di mulai, seluruh siswa dan siswi SMA Cakrawala segera berkumpul di tengah lapangan untuk melakukan upacara bendera.
"Panas banget hari ini" decih Aiko mencoba mengipasi dirinya dengan kipas elektrik miliknya. "Clarisa lo ga kepanasan?"
Clarisa menggeleng pelan, rasanya tak mampu lagi ia untuk mengucapkan sepatah kata kepada Aiko.
"GILA! Lo pucat banget!" Ucap Aiko kaget saat melihat wajah pucat Clarisa yang tengah menutupi wajahnya dengan tangannya.
"Lo istirahat di belakang aja! Ayo sini gue anter" ucap Aiko hendak menarik Clarisa menuju tempat teduh namun di tolak oleh Clarisa.
"Ayolah Clarisa, lo bisa pingsan kalau begini terus" panik Aiko, mencoba memujuk Clarisa untuk segera beristirahat.
"Minum ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARISA
Teen FictionJika kalian sudah sering melihat adu kemiskinan di sekolah kalian, kalian harus sesekali datang ke SMA CAKRAWALA. Untuk melihat pertengkaran hebat antara dua keluarga ternama di dunia ini. "Gue Clarisa Flora Dirgantara, butuh berapa banyak hingga gu...