6.ANAK CANTIK

813 36 0
                                    

🥀

"Ini adalah ruangan anda, nona" ucap Robin membuka sebuah ruangan bernuasa putih yang terasa sangat elegant dengan berbagai berfasilitas lengkap di dalamnya.

"Baiklah terima kasih, Pak Robin" ucap Clarisa menatap perkotaan dari atas jendela besar di belakang meja kerjanya.

"Ruangan ini benar-benar indah dan sangat nyaman" ucap Clarisa duduk di kursi kebesarannya.

"Sebenarnya kantor ini baru selesai di renofasi sesuai dengan permintaan tuan Dirgantara" tutur Robin. "Tuan Dirgantara benar-benar memperhatikan kenyamanan anda, nona"

Clarisa hanya diam mendengar ucapan Robin, lalu mengalihkan pandangannya sejenak menatap sebuah foto di atas meja.

"Siapa itu?" Tanya Clarisa kepada Robin.

"Ah, itu. Tuan Adrian dan Nyonya Rita, mereka pemilik asli merusahaan ini, saya yakin anda sudah mengenal mereka."

"Tidak, bukan itu!" Ucap Clarisa menunjuk potret sebuah foto anak lelaki yang tampak sedang berpelukan dengan ibunya yang indahnya bagaikan patung dewi

"Ah, dia adalah putra semata wayang nyonya Rita dan tuan Adrian, dia tuan muda Dirgo Divernata" tubuh Clarisa menegang seketika.

Ia mendadak teringat perkataan Aiko tentang keluarga Diego yang memiliki tambang emas dan perusahaan yang sangat besar. Clarisa tercengang, tak pernah sekalipun terpikirkan olehnya bahwa Diego benar-benar sangat kaya walaupun tampilannya sedikit berandalan.

"Robin, serahkan buku keuangan Divernata" ucap Clarisa langsung di turuti oleh Robin.

Clarisa membacanya dengan raut wajah serius, sesekali dahinya mengerut saat membaca buku tebal itu, sambil mengutak-atik sang buku gadis itu menepuk dahinya dengan kesal sambil mengumpat.

"Sialan! Robin, antar saya menuju ruangan karyawan, serta panggilkan managernya sekarang!" Ucap Clarisa segera di turuti oleh Robin.

Suasana kantor Divernata mendadak heboh, bagaimana tidak. Bos baru yang akan menggantikan Adrian sementara tiba tiba memanggil seluruh karyawan ke aula di jam kerja mereka.

'Jadi dia bos baru kita. Bukankah badannya takpak sangat kecil'

'Kayaknya dia seumuran adik gue yang lagi SMA'

'Lo yakin dia beneran bos kita?'

'Dia bahkan lebih muda dari pada anak magang'

"Iya pak Robin, ada apa?" Tanya sang manager membungkuk hormat kepada Robin.

"Ah, pak Wiranata. Perkenalkan ini kepala direktur perusahaan Divernata sekarang, nona Clarisa" ucap Robin memperkenalkan Clarisa.

Wiranata membungkuk sopan menyapa Clarisa, namun hanya di tangapi dengan dingin oleh gadis itu. ''Oh, jadi dia adik pak Adrian'

"Kau, siapa namamu dan apa posisimu?" Tanya Clarisa nenunjuk salah seorang karyawan wanita yang paling glamor di antara karyawan lain.

Wanita itu sontak kaget saat di tunjuk langsung oleh Clarisa. "Ya? Saya Vina ketua di bidang TI" jawabnya.

Clarisa menatap wajah wanita itu dengan raut wajah dingin. "Berarti posisimu yang paling tinggi di posisi TI, ya? Itu tertulis di dalam buku keuangan" tangkasnya membuat wanita itu mengangguk gugup,

"Be..benar"

"Berapa gajimu dalam sebulan?" Tanya Clarisa mampu membuat wanita itu terdiam membatu sambil melirik Wiranata. "Itu bukan pertanyaan sulit"

Wanita itu tampak gemetar ketakutan, bibirnya mengatup rapat saat di tanyai perihal gaji.

"Ti..tiap tahun gaji saya berbeda-beda" jawabnya gugup.

"Gaji di tahun ini?"

"It..ituu" wanita itu tampak sedang berpikir panjang.

Wajah Wiranata tampak pucat pasi. "Nona, gajinya.."

Belum sempat Wiranata menyela, ia sudah di hadiahi tatapan tajam oleh Clarisa. Tanda bahwa ia tak boleh ikut campur dalam urusan ini.

Wanita itu tampak menunduk, menyembunyikan rasa takutnya dalam-dalam. 'Aku tidak tahu berapa yang tertulis di buku keuangan,tapi aku harus menyebut jumlah yang mirip dengan begitu tuan dan aku akan selamat'

"Se..sebulan saya menerima 9 juta, nona. itu karena kemurahan hati Wiranata eh Pak Wiranata" jawabnya cepat.

Clarisa melangkah mendekati wanita itu sambil bersedikap dada. Wanita itu memang lebih tinggi dari pada Clarisa, namun entah mengapa ia tak mampu untuk menatap mata Clarisa, entahlah jikalau keluarga Dirgantara memang selalu memiliki tatapan mengintimidasi seperti itu.

"9 juta katamu? Di sini tak tertulis seperti itu. Berapa yang di terima karyawan lainnya?" Tanya Clarisa membuat wajah Wanita itu mendadak pucat, ia sudah tak berani lagi untuk mengelak dari pertanyaan Clarisa.

"Karyawan tetap menerima 6 juta perbulan, bukann 8 juta perbulan. Sedang yang lain juga hampir sama.."

PLAKKK

"30 juta" ucap Clarisa menampakkan isi buku keuangan itu kepada seluruh karyawan.

Wiranata terdiam, wajahnya berubah pucat saat semua karwayan mulai menatapnya sambil berbisik-bisik membicarakan tentang dirinya.

'Apaaa?'

'kita bahkan hanya menerima 3 juta perbulannya'

'Omong kosong apa itu? Sejak kapan kita mendapatkan uang sebesar itu'

'Uang tunjangan saja tak sampai jika di total dengan gaji yang dia sebutkan'

"Ketua kepala perbidang mendapat 40 juta perbulan, sedangkan karyawan mendapatkan 30 juta perbulannya" ucap Clarisa membacakan isi pembukuan tersebut di depan semua karyawan.

"Nona, ini hanya kesalahpahaman. Di.. dia berbohong karna dia takut gajinya terlalu besar" ucap Wiranata bersujud di bawah kaki Clarisa.

Clarisa hanya diam tak menggubris permohonan Wiranata.

"WIRANATA VERNATA!"

"Kakak" ucap Wiranata terkejut saat melihat Adrian yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

PLAKKK

"Tidak tahu malu, beraninya kamu mencuri di perusahaan keluarga kita sendiri!" ucap Adrian marah.

"Kakak, bukan seperti itu. Ini salah paham!"

"KELUAR! MULAI SEKARANG SAYA TIDAK INGIN MELIHAT WAJAHMU DI SINI!" Perintah Adrian, segera di laksanakan oleh satpam.

"Kakak! Tidak, bukan begitu" ucap Wiranata yang tampak sedang di seret paksa oleh kedua orang satpam berbadan tegap.

"Saya meminta maaf atas kejadian ini, nona" ucap Adrian membungkuk.

"Tidak, jangan meminta maaf. Ini sudah sering terjadi dalam dunia bisnis" ucap Clarisa sungkan.

"Dia adalah adik saya satu-satunya, saya terlalu memanjakannya selama ini. Saya tak menyangka dia akan menjadi congkak seperti itu" ucap Adrian menyeka air matanya.

"Tidak masalah, kedepannya saya akan mengurus perusahaan bapak dengan baik. Anda tenang saja, saya akan berusaha keras untuk menaikkan nama perusahaan ini dalam 3 bulan" ucap Clarisa dengan penuh keyakinan.

"Terimakasih nona, anda benar-benar malaikat keluarga Dirgantara. Semoga perusahaan Dirgantara dapat menjadi sukses di tangan anda" ucapnya dibalas senyuman singkat oleh Clarisa.

"Em, sebelumnya nona. Perkenalkan, dia anak semata wayang saya, Diego Divernata. Mulai hari ini, ia akan membantu anda sebagai calon pewaris perusahaan Divernata" ucap Adrian mampu membuat kedua mata mereka terkejut saat saling bertatapan.

Diego menatap Clarisa dengan wajah heran, tak bisa di pungkiri ia benar-benar kaget dengan kemunculan Clarisa di perusahaan miliknya itu.

"Saya Clarisa, mohon bantuannya mulai sekarang" ucap Clarisa mengulurkan tangannya kepada Diego. "Diego"

🥀

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang