19. CLAUDE DE FLO

520 34 0
                                    

🥀

"saya sahabat Claude semasa SMA, ayahmu itu..." ucap Cakra terkekeh kecil. "Dia itu dulu raja ketampanan semasa SMA, hingga masuk kedalam jajaran rangking cowok tertampan dulunya. Dia adalah teman yang sangat saya syukuri telah menjadi teman semasa SMA"

Cakra tersenyum tipis. "walaupun ia juga terkenal karena memiliki penyakit Hayperventalion"

Clarisa terdiam mendengarnya, ia terkejut tak bisa berkata-kata. "da—dari mana anda tahu saya anak Claude?"

Cakra mengangkat alisnya bingung sambil memperlihatkan ponselnya kepada Clarisa. "karena dia baru saja memberitahuku"

Claude De Flo

Halo Cakra, teman lamaku. Bisakah kamu memulangkan putri kecilku. Istriku sangat khawatir, dan menuduhku mencuri putri kami. Tolong antar putriku dengan aman.

Clarisa terdiam saat membaca pesan itu. Sejak kapan ayahnya mengawasinya.

"kamu tidak perlu terkejut seperti itu nak, seharusnya dari awal kamu sudah tahu jika keluarga ayahmu itu adalah seorang keluarga mafia" ucap Cakra dengan santai, hal itu tak bisa di bantah oleh Clarisa.

"Tapi mengapa aku baru pertama kali mendengar tentang hal ini, setauku putri keluarga Dirgantara menikahi Charles. apakah di keluarga Dirgantara memiliki putrid lain selain ibumu?" Tanya Cakra dib alas gelengan olehnya.

"ayah, jangan menambah beban pikiran Clarisa!" ucap Angga penuh penekanan membuat Cakra terdiam sejenak.

"sudahlah sayang, tidak perlu di pikirkan ucapan Cakra yang bodoh itu, lebih baik kita makan. Kamu mau bunda suapin?" ucap Wala di balas gelengan oleh Clarisa.

"ah, jangan malu-malu. Di keluarga konglemerat mana ada anak yang di suapi seperti ini. Setidaknya kamu harus sekali di suapi tangan seorang ibu jika ingin merasakan enaknya suatu makanan" ucap Wala tiba-tiba menyuapi Clarisa, sontak membuat Clarisa terdiam saat sendok itu sudah berada masuk ke dalam mulutnya.

"ini enak" ucap Clarisa membuat Cakra dan Wala tersenyum menatap reaksi kaget dari Clarisa.

"tentu saja enak, bunda masak sendiri. Walaupun kaya kami tak harus selalu memakai koki di rumah. Bagaimanapun masakan rumah adalah masakan terenak" jelas Wala kembali menyuapi Clarisa, di sambut hangat oleh Clarisa yang membuka mulutnya lebar saat di suapi Wala.

Angga menatap Clarisa sambil menopang dagu, melihat gadis itu makan dengan lahap dari tangan ibunya membuat hatinya sedikit tergelitik. Gadis yang selama ini sudah berhasil mengusik isi pikirannya, ternyata memiliki sisik lemah seperti itu.

🥀

"Terima kasih atas jamuan makan malamnya Bunda" ucap Clarisa di balas kekehan kecil dari Wala.

"ga perlu berterima kasih, kapan-kapan dating lagi ya. Jangan sungkan, kalau buat calon menantu mah mansion ini telalu terbuka untuk kamu" ucap Wala sambil mengedipkan matanya kepada Angga.

"Berhenti mengganggu Clarisa bun, kami tidak berpacaran" jelas Angga menghela napas panjang, dib alas decakan kecil oleh Wala.

TIN...TIN...

"sepertinya supir saya sudah menjemput" ucap Clarisa menatap sebuah mobil marcedes yang baru saja memasuki mansion. "saya pamit dulu Bunda, Angga, dan..."

"ekhem.. Lain kali jika datang panggil saya ayah" ucap Cakra malu-malu membuat Clarisa terkekeh kecil.

"baiklah ayah" ucap Clarisa tersenyum hangat.

"Clarisa!"

Clarisa menoleh, mendapati Flora yang tengah memeluknya erat secara tiba-tiba.

"Kamu dari mana saja? Ibu khawatir!" ucap Flora membuat Clarisa tersenyum tipis. "kamu tidak bertemu ayahmu bukan? Ibu sangat khawatir semenjak mendengar kabar bahwa ia berada di Indonesia"

CLARISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang