🥀
Pagi ini, tepat sebelum pagar di tutup Clarisa sudah sampai di SMA Cakrawala dengan seragam lengkap. Tak seperti biasanya yang sering terlambat, mendadak ia datang pagi dengan pakaian rapi serta sebuah kaca mata manis bertengger di hidung mancungnya.
KRINGGG....
"Selamat pagi anak-anak" ucap seorang guru matematika memasuki ruangan membuat seisi kelas mendadak lesu.
Pembelajaran dimulai dengan tenang, namun ada yang berbeda dari hari sebelumnya dengan hari ini. Hal ini di karenakan Clarisa yang tampak sangat fokus pada pembelajaraannya, padahal selama ini ia hanya memperhatikan Daniel saat belajar.
"Permisi, buk" ucap Clarisa membuat sang guru yang tengah menulis di papan tulis berhenti sejenak.
"Hasil polinomial itu salah, seharusnya 1488 karena 16 di kali dengan 93 yang hasilnya 1488" ucap Clarisa mampu membuat seisi kelas sontak bertepuk tangan heboh kecuali Daniel.
"Kamu benar! Terima kasih sudah mengingatkan saya Clarisa" ucap sang guru dibalas anggukan oleh Clarisa.
Aiko yang tengah memandangi Clarisa sejak tadi tersenyum kecil saat melihat perubahan dari Clarisa. Ini baru yang namanya Clarisa Flora Dirgantara.
🥀
Tak hanya sekali, perubahan signifikan dari Clarisa dalam beberapa minggu ini mampu membuat semua guru menyanjungnya setiap kali memasuki kelas. Hanya dalam waktu satu bulan Clarisa sudah mendapatkan gelar anak emas sekolah atas prestasi yang di cetaknya.
"Clarisa, lo hari ini ke perpus lagi? Ga ikut ke kantin?" Tanya Aiko di balas gelengan oleh Clarisa.
"Engga, hari ini gue mau ke lapangan basket" ucap Clarisa membuat Aiko menyirit bingung.
"Hah? Ngapain ke lapangan basket"
Clarisa tidak menghiraukan perkataan Aiko, gadis itu terus melangkah menuju lapangan basket sambil membawa buku-buku yang barusan ia pinjam di perpustakaan.
"Hey! Lo kapten basket putri?" Tanya Clarisa kepada seorang gadis blasteran bernama Tifany.
"Yes it's me. What is it?" Tanya Tifany membuat Clarisa meletakkan buku-bukunya di bawah sambil mengambil sebuah bola basket.
"I challenge you. if i win lo harus jadikan gue ketua tim basket" ucap Clarisa membuat Tifany terkekeh kecil.
"Lol. Maksud lo apa nantangin gue?" Ucap Tifany mendorong bahu Clarisa membuat gadis itu sedikit terhuyun.
Lapangan basket yang awalnya sepi mendadak ramai saat melihat perdebatan itu, mereka mulai menyoraki Clarisa dan Tifany, nampaknya pertandingan itu akan segera di lakukan oleh mereka.
"Sure, kalau lo kalah, kerjakan pr gue sampai akhir semester" ucap Tifany membuat Clarisa tersenyum sombong.
"Of course" jawabnya.
Keduanya segera bersiap untuk bertanding, suasana lapangan basket tampak sangat ramai membuat kantin yang awalnya di penuhi para siswa kini mulai kosong.
Bagaimana tidak, ini adalah pertandingan berkelas antara pemain basket profesional dan gadis bidadari sekolah.
KALAHKAN DIA SAYANG!
Clarisa! Semangat!
Clarisa lo bisa!
Ayo sayang jangan sampe kalah!
Menangkan pertandingan ini Clarisa!
Sorak para kaum adam menyemangati Clarisa dengan heboh membuat para siswi SMA Cakrawala melirik mereka jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARISA
Teen FictionJika kalian sudah sering melihat adu kemiskinan di sekolah kalian, kalian harus sesekali datang ke SMA CAKRAWALA. Untuk melihat pertengkaran hebat antara dua keluarga ternama di dunia ini. "Gue Clarisa Flora Dirgantara, butuh berapa banyak hingga gu...