[13] Fall Down

5K 580 66
                                        

Alena baru saja keluar dari ruang meeting saat mendapati Verra di depannya mengomel panjang lebar entah karena apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena baru saja keluar dari ruang meeting saat mendapati Verra di depannya mengomel panjang lebar entah karena apa. Rekannya si sekretaris Pak Joeshianno yang terhormat itu memang suka bergosip di belakang, sih. Jadi, tidak heran saat jam kelar meeting begini, meeting sesi duanya dengan rekan satu frekuensi dimulai. Lihat, pinggulnya bahkan bergoyang-goyang saat keluar dari pintu.

Andro- masih satu bagian dengannya menyusul Verra. "Yang sabar, ya, cyn. Emang si bapak mah suka gitu."

Verra mendengus. "Tapi, ya, gimana, ya, Ndro? Si Bapak tuh seenaknya tahu, nggak! Dibikinin kopi susah-susah, guenya disembur, dong! Eh, giliran yang ginian aja perintah seenaknya!"

"Sabar atuh, cyn, namanya juga kita kerja jadi bawahan mah gini. Kalau disuruh atasan mah nurut aja. Lo sih kebanyakan protesnya daripada nurutnya, cyn. Katanya lo mau catch his heart, ya, ini saatnya."

"Uh, tapi seenaknya banget nggak, sih, Ndro? Huh, kesel, gue!" Verra merengek, "bayangin dong, tiba-tiba ada calling gini," suaranya berubah menirukan ala Joshia, "Heh, Ver, jemput anak saya sekarang! Nanti saya nyusul! Saya masih di hotel Grand Rich!"

"Yah, derita lo, cyn!" Andro meringis.

"Ish, emang gue babu apa?"

"Bukan! Lo sekre merangkap nanny dadakannya Ocan!" Andro tertawa.

"Lagian kenapa coba sekarang si Bapak jadi sok-sokan protektif gitu! Biasanya juga nggak peduli-"

Mau tak mau Alena mengernyit juga. Mendatangi Verra dan Andro yang masih bergosip di depannya. Nyaris tersentak seperti patung saat menyadari langkahnya. Keduanya seperti akan tertangkap basah mencuri. Tapi buru-buru mendengus saat tahu itu Alena.

"Astaga, Le, ih, gue kirain siapa!" Verra berdecak, "bikin gue jantungan tahu, nggak! Kirain Pak Brisam nguping! Bisa abis gue!"

Alena meringis. "Kenapa Ver? Anaknya... Pak Joshi? Mm, Ossan, kan?"

"Yah, that's right, Ale! Si Ocan yang garing banget sumpah, deh! Percuma gue jemput, dia nggak suka gue! Mau gue traktir es krim juga sepanjang jalan anteng aja, dah! Gue dikacangin!"

"Memang mamanya kapan pulang dari Prancis?"

Verra mengernyit bingung. "Hah?" Andro buru-buru menginjak kakinya. "Eh, iya, katanya gitu! Itu gosip terbaru! Udah, ya, Le, jangan tanya soal istrinya Pak Joshi soalnya itu privasi banget! Kita nggak boleh kepoin itu! Bisa abis nanti!"

"Bu Alena cintaku, ini bukan urusan kita-kita, cyn. So, udah, yuk, kita maksi cantik aja!" rayu Andro kemudian.

Verra mendumel pada Andro. "Eh, enak banget, ya, lo? Terus ini urusan si Ocan gimana, bambang? Gue kudu jemput banget, nih?"

Andro nyengir. "Udahlah, suruh si Regi aja yang jemput. Pasti Regi mau, cyn. Lagian Regi demen momong bocah. Kalau nggak, lo ngemis-ngemis aja di depan Pak Brisam. Ntar juga dia jemput sendiri ponakannya tuh."

Rewrite The ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang