[15] Burn Slowly

5.2K 573 50
                                        

Weekend adalah hal yang membosankan bagi Alena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Weekend adalah hal yang membosankan bagi Alena. Setidaknya itulah yang Alena rasakan sekarang setiap minggunya. Mati kebosanan di rumah. Terjebak bersama Alana yang mulutnya runcing dan Nadin yang terus menatap penuh rasa bersalah setiap detiknya. Oh, ayolah, itu tidak mengubah apapun. Anaknya tetap mati. Alena malas harus membuang akhir weekend bersama dua manusia itu. William tidak bisa diharapkan di saat-saat seperti ini karena ada urusan mendadak di Singapura. Jadilah, Alena datang untuk mengganggu pagi Kaira.

Alena bahkan baru memarkirkan mini cooper merahnya saat bocah jelmaan Kaira muncul. Dengan pita merah yang lucu. Sedang berlarian mengganggu papanya yang sibuk mencuci mobil. Alena hanya menatap sendu. Betapa indahnya senyuman gadis kecil itu. Oh, tidak, betapa indahnya pemandangan seperti itu. Saat Alena tidak pernah memilikinya dalam hidup.

Dan teriakan Kaira mengagetkannya. "Beib, Ale, oh my! Kamu ke sini pagi banget, deh?!"

Alena mengedikkan bahu. "Sorry ya, Kair, aku ganggu?"

Alena menggigit bibir. Kaira hanya tertawa. Ya, jelas, pasti sangat menganggu. Weekend adalah waktu bagi family time. Sayang, Alena tidak memilikinya. Jadi, dia malah mengganggu Kaira dan keluarga kecilnya di sini.

"Of course... No! Emang aku pernah ngerasa keganggu?" Kaira terkekeh sambil membawa keluar nampan berisi dua cangkir teh panas. "To be honest, minggu pagi gini aku harus nganter Fella les renang. Mau ikut?"

Bola mata Alena membulat, "Tentu, aku ikut!" dan entah sejak kapan Alena jadi tertarik pada hal-hal berbau anak kecil. Ini sangat aneh dalam dirinya yang mendadak.

"Fella, come here! Aunty Ale mau ketemu kamu! Salam dulu, dear!"

Gadis kecil berpita yang dipanggil-panggil bernama Fella itu akhirnya berlarian. Meraih tangan Alena dan mengecup kedua pipinya gemas.

"Ini pertama kali aku ketemu Fella, Kair! She is so cute!"

"Aunty Ale temennya Mama, ya?" tanya Fella lirih, "kalau gitu... temen Fella juga?"

"Iya, dong, Fella. Aunty temen kamu juga!" Alena menggendong Fella dengan riang. "Jadi, Aunty boleh ikut renang juga?"

"Emang Aunty bisa renang?"

"Jago, dong! Malah Aunty renang nggak perlu pelampung kayak kamu!" Alena tidak tahu mengapa mendadak jadi sangat norak begini. "Mmm, jadi Aunty boleh ikut antar kamu les?"

"Hu'um! Bole!" Fella menengok Kaira dengan melas. Kuncirnya bergoyang-goyang lucu seirama dengan pita. "Bole, kan, Mam?"

"Of course, dear! Jadi, Papa di rumah jagain Killo, ya? Killo udah jago renang soalnya," Kaira tertawa-tawa menggoda Feris- suaminya yang masih memakai kaos oblong santai dan celana basah bekas cucian itu. Menguping dari belakang pembicaraan ciwik-ciwik di depannya. Seakan ada label, lo tuh nggak diajak, ya!

Rewrite The ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang