[17] Hold Me

4.5K 559 65
                                        

Ada koleksi baru yang disukai Jossan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada koleksi baru yang disukai Jossan. Joshia tidak benar-benar mengamatinya. Tapi belakangan, anak itu kerap membawa boneka penguin. Ya, ke mana saja. Ke mana saja boneka itu tidak pernah absen. Jossan mengangkutnya ke mana saja. Joshia jadi geli sendiri melihatnya. Sejak kapan dia mendidik anak laki-laki untuk membawa-bawa boneka? Mau menjatuhkan harga diri begitu? Meskipun Jossan masih kecil, sih. Kata Rina, nanti juga dia lepas sendiri. Saat bertambah umur, Jossan juga bisa membedakan mainan untuk diri sendiri. Tapi Joshia tidak mau mendengar.

Bukan apa-apa, sih. Joshia hanya geli melihatnya. Joshia sampai memarahi Rina begini. "Heh, Rin, kamu bawa ke sini semua robotnya Ossan itu!"

Rina mencak-mencak tidak suka. "Ah, si Bapak, mah. Dulu Bapak yang nyuruh saya ngepak mainannya ke gudang. Eh, sekarang malah suruh bongkar lagi! Gimana, sih?"

"Udah, nggak usah banyak tanya! Bawa sini cepet!"

Renata juga kena omel Joshia. "Mama yang beli boneka barunya Ossan? Emang nggak ada mainan lain apa?"

Lalu Renata hanya merespon bingung. "Mainan apa, sih, Joshi? Mama belikan Ossan itu terakhir robot dari Singapur itu, loh! Kamu tanya Jordy, biasanya dia yang suka beli boneka gitu buat Jella! Ossan paling dapet dari Jella, kan?"

Iya, pasti, memang adiknya ini tidak bisa membedakan mana mainan untuk anak laki-laki dan perempuan apa? Jadi, Joshia hanya menyindir-nyindir saat Jossan bermain di ruang tamu dengan boneka itu dan beberapa robot.

"Cowok, kok, mainan boneka?! Ck, nggak malu apa!"

Jossan meliriknya sebentar. Joshia merebahkan diri di sofa. Sesekali mencuri pandang Jossan yang kembali asyik bermain. Tak ambil pusing pada ledekannya.

"Heh, ditanya juga!" suara Joshia meninggi. Jossan kembali melirik, mengedip polos padanya. "Aku nanya!"

"Kamu ngomong?" lirik Jossan akhirnya.

"Iya, siapa lagi?! Aku ngomong sama kamu!" sahut Joshia keki. Pura-pura berdeham untuk menetralkan rasa kesalnya. Sesekali mengganti-ganti channel TV. "Grandma belikan mainan nggak berguna lagi?"

Jossan menatap Joshia tidak suka. Kata siapa tidak berguna? Sejak ada penguin ini, Jossan jadi tidak kesepian lagi. Dia seperti punya teman baru. "Ini berguna, kok! Ini temanku!"

Joshia terkesiap mendengar nada balasan Jossan yang tidak kalah menjengkelkan. Dan apa katanya tadi? Aku? Sudah makin berani menyebut 'aku' padanya? Joshia tidak bisa berkata-kata. Sejak kapan anak itu jadi berani begini?

"Wow, udah berani, ya, kamu ngomong sama aku sekarang?" Joshia membanting remote di tangannya kasar. "Anak cowok nggak boleh main boneka! Nanti jadi banci! Buang ke gudang sana, biar Grandma belikan yang baru lagi!"

Jossan malah mendekap boneka penguin itu. Joshia makin ilfeel. "Sini, kasih ke aku! Lepas!"

Jossan menggeleng sambil menjerit. "Aku nggak mau!"

Rewrite The ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang