7

622 87 14
                                    

Dering telpon Yoongi berbunyi.

Ia yang tadinya hendak mengomores Seokjin pun tertahan sejenak.

Hanna's Calling

Sejenak Yoongi menatap Seokjin yang kini tertidur pulas diatas kasur, dengan banjir keringat dan ekspresi gelisah khas orang sakit membuatnya berpikir sejenak.

"Yoboseo.."

Ujungnya Yoongi mengangkat telpon tersebut.

"Yoongi ah.. aku menghubungi Seokjin sejak tadi tapi tidak diangkat."

"Seokjin tidur."

"Oh syukurlah. Aku tidak bisa mengantar Jin check up hari ini, kau ada di rumahnya kan?"

"Iya. Biar aku yang antar."

"Katakan pada Seokjin kalau aku keluar kota, sampaikan maafku karena tidak bisa menemaninya sekarang."

"Akan aku sampaikan."

"Titip Seokjin ya Yoon. Kalau ada sesuatu segera hubungi aku."

"Hm.."

Hanna menutup panggilannya.

Yoongi duduk ditepi ranjang Seokjin. Menatap lelah sosok di sampingnya.

"Kau tidak membayarku untuk berbohong, Seokjin ssi."

Yoongi pun meletakkan handuk hangat keatas kepala Seokjin lalu menepuk pipi Jin agar bangun.

"Jin? Bangun."

"Engh... saeng... yahh... ibu.. jangan tinggalkan Jin.."

"Seokjin bangun! Hei!" Kini Yoongi mulai meninggikan suaranya.

"Jin ikut.. ayah.. ibu..."

Jin menggeleng beberapa kali sampai menjatuhkan handuk yang berada di dahinya.

"Jin kau mimpi buruk! Bangunlah!"

Yoongi mengguncangkan tubuh Jin namun ia tetap meracau tak jelas.

Yoongi dengan lembut mengompres area leher Seokjin, namun hawa panas kian menjalar.

"Kau ini kenapa Jin?" Tanyanya heran. Ia segera mengambil termimeter di laci nakas menempelkannya pada telinga Seokjin.

Benda itu menyala merah. Menampilkan angka 40 dimana sudah jauh lebih tinggi dari suhu normal.

Yoongi membuka ponselnya, memanggil nomor emergency.

"Ibu... jin ikut.. bawa Jin pergi..."

Mendengar igauan tersebur membuat hati Yoongi ikut ngilu. I mendekat menempelkan tangannya yang dingin ke dahi Seokjin.

"Engh..."

Jin melenguh, sensasi dingin tangan Yoongi membuatnya nyaman.

"Yoon."

Seokjin sadar. Ia menatap sekeliling kamar dengan wajah heran.

"Tidur lagi."

"Aku.. kenapa?"

"Sejak semalam kau demam tinggi. Aku sudah panggil dokter agar datang kesini."

Yoongi membenarkan selimutnya menutupi hampir seluruh badan Seokjin yang kedinginan meski ac nya mati.

Yoongi tak bisa memarahi Seokjin jika ia sedang tak berdaya seperti ini, justru Yoongi ingin menjaganya terus bahkan sejak semalam, Yoongi tidak singgah dari kamar Seokjin.

Bel rumah terdengar. Yoongi segera keluar kamar namun saat pintu dibuka, bukan Dokter Han, melainkan Nyonya Yura, sementara Dokter Han ada disamping wanita itu.

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang