35

527 64 10
                                    

"Yoon, sampai sekarang aku masih belum mendapat kabar soal obat untuk autoimun. Mereka masih melakukan uji untuk obat tersebut."

"Berapa lama lagi harus menunggu. Dok?"

Dokter Nam menggeleng "Aku juga tidak tau. Seokjin sekarang tidak akan bertahan lebih dari 6 bulan."

"Bukankah Seokjin masih punya waktu 1 tahun? Kenapa sekarang 6 bulan? Dok jangan main-main dalam memprediksi!"

"Maaf tapi aku mengatakannya berdasarkan keadaan Seokjin sekarang. Limfoma yang Seokjin derita terlalu agresif, pengobatan limfoma dan autoimun menjadi tumpang tindih. Jika Seokjin tidak meminum obat imun, leukosit dan trombositnya akan semakin lemah namun jika dia meminumnya maka kanker limfoma akan semakin parah. Sekarang jantungnya mengalami peradangan, Seokjin harus berjuang dengan itu."

"Lalu bagaimana Dok? Apa Seokjin harus terus tersiksa dengan semua itu? Kenapa tidak ada cara lain??? Bukankah setiap penyakit ada obatnya tapi kenapa Seokjin tidak?"

"Yoon.. aku tau kau marah dan kecewa tapi untuk sekarang kita tidak bisa melakukan banyak. Mungkin aku bisa mengobati radang jantung dan limfomanya dengan transplantasi sumsum tulang belakang lagi. Namun itu tidak akan berpengaruh banyak, hanya memperlambat gejalanya."

"Apa Seokjin akan lebih baik setelah itu?"

"Iya, masa hidupnya mungkin bisa meningkat."

"Setidaknya Seokjin tak perlu merasakan sakit sepanjang waktu."





❤️




Hanna diam-diam masuk kedalam ruang rawat Seokjin saat Yoongi keluar dari sana. Ia berhasil mengikuti mobil Yoongi yang melaju kencang. Ia yakin Yoongi membawa Seokjin ke rumah sakit, dan ternyata tebakannya benar.

Ia melihat Seokjin berbaring diatas ranjang dengan masker oksigen terpasang di separuh wajahnya, dada dengan tulang menonjol itu terbuka menghubungkan dengan alat pendeteksi detak jantung. Seokjin nampak lebih buruk dari terakhir ia melihatnya.

Hanna menggenggam tangan Seokjin.

"Tanganmu panas, kau pasti kesakitan sekarang. Bertahanlah Jin, aku janji akan membuatmu bahagia setelah ini."

Ia mengecup punggung tangan Seokjin lama.

Seokjin yang semula tertidur kini sadar, ia menatap Hanna dengan tatapan tak suka. Meski lemas, ia menarik tangannya kembali.

"Jin, apa aku membangunkanmu? Maaf ya.."

"Pergi."

"Jin, kenapa kau mengusirku? Aku tak mungkin meninggalkanmu Jin. Biarkan aku disini, ne? Aku ingin merawat kekasihku."

Jin tidak menjawab, ia mengatur nafasnya yang tiba-tiba memburu. Hatinya kecewa begitu melihat Hanna disini.

"Apa aku melakukan kesalahan? Katakan Jin, salahku dimana kenapa kau tidak mau aku disini?"

Seokjin menepis tangan Hanna yang hendak menggapai wajahnya.

"Jin.."

"A-apa tujuanmu.. Hanna? Kenapa kau melakukan ini?"

Seokjin bangun dari tempat tidur. Ia duduk bertumpu pada kedua tangannya.

"Kau bicara apa Jin? Pakai lagi maskermu!"

"Jangan sentuh aku!" Teriak Seokjin. Hanna langsung mundur.

"Cukup Hanna. Jangan lagi tunjukan wajahmu di hadapanku."

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang