38

544 43 6
                                    

Sebelum Yura tahu, Seokjin sudah lebih dahulu menyadarinya. Tentang obat dan kondisinya yang tak lagi bisa bertahan.

Waktunya terbatas. Seokjin tidak akan menyia-nyiakan sisa hidupnya.

"Mau kemana Hyung? Sejak tadi kita hanya keliling kota," protes Jungkook yang sedang menyetir di depan.

Keadaan Seokjin cukup baik, untuk sekarang, dan Dokter membiarkannya keluar rumah sakit.

"Hm. Sebenarnya aku juga tudak tau. Tae ada tempat yang mau kau kunjungi?"

"Makan ayah dan ibu."

"Baiklah kita kesana saja."

"Astaga bilang dari tadi dong. Ini sudah dibatas kota."

"Biar aku saja yang menyetir," kata Taehyung.

"Hehe boleh Hyung."

Ia pun memberhentikan mobilnya di tepi jalan dan mengganti posisi. Sementara Seokjin masih tetap di mobil belakang.

"Kita mampir dulu ke toko bunga,"

Mereka melanjutkan perjalanan dan sampai di pemakaman keluarga. Hari mulai mending dan udara semakin dingin. Jungkook yang menyadari itu langsung memberikan jaket pada Seokjin.

"Makasih Kook."

"Kalau pusing bilang Hyung. Jangan ditahan ne?"

"Iyaa."

Ketiganya berjalan santai menuju tengah pemakaman dimana tempat kedua orang tuanya berada.

"4 tahun lalu kita kesini bersama-sama," kata Jungkook.

"Ya. Sebelum kita menjalani hidup masing-masing," jawab Taehyung.

Seokjin tersenyum. Ia berlutut lebih dulu. Meletakkan 2 tangkai bunga pada masing-masing makam ayah dan ibunya.

"Semoga ayah dan ibu memaafkan kami. Sekarang kami sudah bersama-sama kembali yah, bu. Seperti dulu saat kalian masih ada."

"Ayah ibu maaf kami membuat Jin Hyung kesusahan sendiri."

"Tidak. Taehyung sama sekali tidak salah ayah, ibu, dia sekarang sudah sukses. Aku yakin kalian melihat Taehyung pasti bangga."

"Tetap saja aku malah meninggalkan Hyung di rumah sendiri."

"Apalagi aku! 4 tahun hanya bersenang senang diluar. Pasti ayah ibu marah karena aku tidak seperti hyung-hyungku disini."

"Kalian ini malah saling merendah! Biar Hyung saja yang bicara," Seokjin melerai lalu mulai menarik nafas.

"Taehyung sudah menjadi idol yang sukses bahkan dia diidolakan jutaan orang ayah, ibu. Jungkook juga, dia banyak belajar dan membantu temannya, uang yang kuberikan pada Jungkook dipakai untuk membangun hotel dan bar yang legal. Jujur saja, aku iri dengan mereka berdua yang bisa mewujudkan cita-citanya."

"Hyung.."

"Tapi aku lebih senang melihat adikku hidup nyaman. Menjalani apa yang mereka mau seperti keinginan ayah dan ibu."

"Maksud Hyung apa?"

"Jungkook, Taehyung, ayah dan ibu sangat bersedih karena tidak sempat mengatakan ini pada kalian berdua. Ayah ibu sangat ingin anak-anaknya hidup nyaman dan sederhana, bahkan ia tak mau kita mengikuti jejak ayah."

"Tapi Hyung, justru kau sendiri--"

"Ini sudah takdirku. Aku menjalaninya dengan ikhlas. Semoga kalian memaafkan ayah dan ibu yang tak bisa mengucapkannya selama mereka hidup."

Perlahan air mata Taehyung menetes, sementara Jungkook terdiam tak percaya.

"Apa kalian tidak mau memelukku?"

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang