15

573 84 5
                                    

Selesai pertemuan mereka, Seokjin menghampiri Taeyang, seorang pemilik utama dari perusahaan yang Seokjin datangi sekarang.

"Mohon maaf atas keterlambatannya kemarin."

"Tidak apa. Justru lebih cepat dari dugaan kami. Maklum, perusahaan kami meski melejit namun masih merintis baru. Belum banyak yang stabil."

Baru saja beberapa jam mereka bertemu, mereka sudah bicara layaknya teman.

"Semoga selanjutnya kita bisa bekerja sama dengan baik."

"Benar pak Seokjin. Ayo saya antar ke restoran enak dekat sini."

"Sepertinya tidak bisa. Aku harus segera kembali ke kantor pusat."

"Maafkan aku, anda pasti sangat sibuk."

"Seharusnya aku yang minta maaf."

"Kalau begitu lain kali kita makan bersama."

"Tentu, dan terimakasih sudah membantuku untuk perihal tadi."

"Tidak masalah. Semoga masalahmu segera selesai."

"Aku pamit."

"Ya. Hati-hati, sampai bertemu lagi."

"Sampai bertemu lagi."

Seokjin pamit. Lalu pergi menuju pintu keluar dimana Hanna sudah menunggu kedatangannya.

Seokjin langsung menggandeng tangan Hanna.

"Kau mau makan siang dulu?"

"Aku ingin segera pulang."

"Kau harus makan dulu, Jin. Biar nanti aku carikan sup agar kau makan dijalan saja ya?"

"Hm."

Seokjin sudah lemas. Ia tak bisa banyak bicara. Saat masuk mobil pun ia langsung memejamkan mata bersender di kursi dengan deru nafas cepat dan panas.

Hanna tak tega mengganggu tidur Seokjin namun ia harus makan dan minum obat.

Dengan lembut, Hanna mengelus pipi Seokjin. Suhunya semakin tinggi.

"Jin, bangun dulu sebentar."

Seokjin membuka matanya sedikit, menatap Hanna disampingnya.

"Buka mulutmu."

Hanna memasukin krip sup ke mulut Seokjin sedikit demi sedikit.

"Sudah," ucao Jin.

"Baru 5 suap Jin."

"Mual."

"Baiklah, dimana obatmu?"

Seokjin menggeleng.

"Kau tidak membawanya? Astaga bagaimana ini Seokjin."

"Aku akan baik-baik saja, selama ada dirimu."

Seokjin tersenyum, berusaha membuat Hanna agar tidak panik.

"Aish! Sebentar aku masih ada obat demam."

Hanna merogoh tasnya, mencari paracetamol yang tak sengaja ia bawa namun ternyata berguna.

"Minum ini untuk sementara agar demam mu berkurang."

Seokjin menerima dan meminumnya dengan bantuan air.

"Terimakasih."

"Iya, cepat tidur."

Selama 3 jam perjalanan Seokjin tidur sampai di rumah.

Hanna ingin tetap singgah namun ia harus kembali. Ia juga seorang pekerja di salah satu perusahaan yang juga kerabat baik Seokjin. Itulah kenapa keduanya jarang berkencan.

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang