32

355 55 5
                                    

Benar saja. Rencana mereka berhasil. Esoknya ia mendapat panggilan dari pihak polisi untuk datang kesana. Yoongi, Taehyung dan Mingyu tiba.

Mereka bertiga duduk di depan meja polisi.

"Pemeriksaan baru saja selesai. Hasilnya Jungkook bukan srorang pecandu maupun pengedar. Tapi aku bingung kenapa ia memiliki mint jenis seperti ini?"

"Jungkook berencana membuat hotel dengan bar didalamnya, dan mint ini lumrah dipakai untuk membuat minuman," kata Mingyu.

"Baiklah kalau begitu Jungkook bisa pulang, dia tidak bersalah."

"Lalu bagaimana dengan seseorang yang melaporkan Jungkook? Harusnya dia dihukum juga kan?" Tanya Yoongi.

"Tidak, pelapor memiliki hak untuk dilindungi."

"Maaf pak tapi dia melaporkan hal yang salah. Ini sudah termasuk penuduhan."

Polisi itu nampak memandang kearah samping dengan gelisah.

"Kerahasiaan pelapor menjadi urusan kami. Silahkan kalian pergi."

Polisi itu bangkit dan pergi begitu saja. Yoongi merasakan ada yang aneh dengan gerak geriknya namun ia tak peduli, yang terpenting Jungkook sudah bebas.

Begitu polisi membawa Jungkook keluar, Taehyung langsung memeluknya erat.

"Akhirnyaa.. maaf membuatmu menunggu."

"Tak apa Hyung. Terimakasih sudah membantu Jungkook. Semuanya terimakasih."

"Maaf Kook, aku akan menepati janjiku setelah ini."

"Kau harus segera melakukannya Mingyu."

Mereka pun pulang dengan perasaan tenang, ketigabya berpisah dengan Mingyu. Kini masalah terselesaikan. Harapan Jungkook sekarang hanya 1, ia ingin hidup tenang tanpa seseorang yang berniat jahat pada keluarganya.






❤️






Hanna datang ke tempat Seokjin lagi. Sekarang ia membawa masakan rumah yang cukup banyak karena ia baru mendapat kabar bahwa Jungkook sudah bebas.

Saat ia masuk kedalam rumah, matanya memicing mendapati Seokjin yang pucat sedang duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong. Seketika Hanna menghampiri dan duduk disampingnya.

"Apa kau baru saja keluar rumah? Seokjin Dokter Han sudah bilang padamu untuk bed rest karena kau tak mau ke rumah sakit."

Seokjin hanya diam tak menjawab bahkan ia tak menatap Hanna sama sekali. Sampai wanita itu menggenggam tangan Seokjin.

"Kau kedinginan. Apa mau kuambilkan selimut saja?"

Seokjin tidak menjawab. Ia memilih diam menatap wajah Hanna dengan lekat.

Tanpa sadar ia meneteskan air mata.

"Jin.. kenapa menangis? Apa kau kesakitan? Seokjin? Kenapa diam saja."

"Pulanglah."

"Apa?"

"Pulanglah ke rumahmu."

"Kau mengusirku? Mana mungkin aku meninggalkanmu sekarang Jin."

"Kau pergi. Sekarang. Sebelum aku benar-benar marah."

"Seokjin--"

"PERGI!!"

Hanna tersentak kaget. Matanya berkaca-kaca, tangannya yang semula menggenggam Seokjin mulai menariknya kembali.

"Aku susah payah kesini untuk menemuimu, tapi kenapa kau berteriak? Apa salahku Jin? Selama ini aku tak pernah meninggalkanmu, aku selalu merawatmu tapi kau malah membentakku?"

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang