30

417 58 7
                                    

Jungkook terkejut kala bangun pagi mendapati Yoongi datang dengan seseorang.

Yaitu Mingyu, sahabatnya.

Mingyu berlari kearah sel dengan wajah panik.

"Jungkook! Maaf aku tidak tahu ini akan terjadi. Aku bersumpah akan membantumu, maaf.. maafkan aku seharusnya sejak lama aku berhenti."

"Tidak apa Mingyu. Ini bukan sepenuhnya salahmu."

"Aku tau tapi andai saja aku mengikuti apa katamu untuk berhenti. Semua ini tak akan terjadi. Jungkook, aku bersedia jika harus di penjara sekarang."

"Tidak. Jangan. Itu takkan memperbaiki. Aku hanya memohon padamu tolong cari tau siapa pelaku dari semuanya, dan lakukan apapun agar kita berdua tidak dalam masalah."

"Aku.. tau siapa pelakunya."

"Siapa Mingyu? Katakan!"

"Jungkook.. kau tau siapa dia."

"Jangan bilang.."

"Iya. Woojin. Sepupumu."

Seketika Jungkook melemas. Yoongi yang mendengarnya pun ikut terkejut.

"Aku tau karena dia sering menghubungiku, dia bilang dia ingin memperbaiki hubungan keluarga kalian tapi suatu hari aku melihatnya diam-diam mengambil ponsel. Dan setelah kejadian ini, aku yakin dia pelakunya."

"Dia bohong. Dia sama sekali tak berniat memperbaiki hubungan keluarga, dia ingin menghancurkan kami lewat dirimu."

"Maafkan aku Kook, aku tidak tahu."

"Tak apa. Ini bukan salahmu."

"Tenang saja aku akan membantumu. Aku akan selesaikan semuanya dan berhenti setelah itu."

Jungkook tersenyum. Ia lega. Setidaknya ia yakin banyak yang akan membantu.

❤️

Semalam Seokjin pulang dan langsung menuju ruang kerja. Ia semalaman membantu Seokjin mencari dokumen yang harus dicari ulang. Sampai Seokjin ketiduran di meja kerja. Ia menggendong Seokjin sampai kamar dan tidur disampingnya.

Pagi-pagi ia mendengar Hyungnya menggigil hebat dan saat ia bangun Seokjin sedang meringkuk memunggunginya dengan tubuh bergetar.

Ia panik. Seokjin demam tinggi. Ia hanya bisa mengompres Seokjin namun demamnya tak kunjung turun. Ia khawatir.

"Eugh.. aku.. dimana," ucap Seokjin yang baru saja sadar.

"Kau di kamar Hyung, kau tidur di meja kerja jadi aku bawa ke kamar."

Seokjin bangun sampai membuat kompres di dahinya jatuh. Dengan mata berair ia duduk membungkuk, mengurangi sesak di dadanya.

"Terimakasih Tae."

"Kita ke rumah sakit Hyung? Kau demam. Tubuhmu panas sekali."

Jin menggeleng lalu tersenyum "Hyung tidak apa. Hyung mau tidur sebentar."

Seokjin hendak berbaring, Taehyung pun membantu dan memyelimuti Seokjin sampai dagu. Sesekali Seokjin meraup oksigen dengan mulutnya. Taehyung tak kuasa melihat Seokjin yang memaksakan diri seperti ini, sementara ia tidak membantu sama sekali.

Matanya memicing melihat ruam kebiruan di area tangan dan leher belakang Seokjin. Lebam itu nampak lebih besar dari semalam.

Tak lama pintu terbuka, Hanna datang dengan wajah panik. Ia masuk memghampiri Seokjin.

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang