13

543 66 2
                                    

Kemeja dan jas yang ia pakai kini nampak longgar ditubuhnya. Ia sudah memakai dua lapis baju namun jas itu tetap terlihat terlalu besar. Seokjin tak suka. Namun tak ada waktu untuk membeli lagi. Ia harus segera ke kantor sekarang.

Tak lupa Seokjin memoles bibirnya dengan lip gel. Meski wajahnya tetap terlihat kuyu setidaknya bibirnya tidak sepucat tadi. Ia juga menyimpen lip gel itu ke sakunya.

Seokjin keluar dari kamar, mendapati Yoongi berdiri di depan pintu.

"Kau menungguku?"

"Iya."

"Yasudah ayo berangkat."

Seokjin berjalan di depannya. Menuruni satu persatu anak tangga dan pergi menuju mobil dengan Yoongi menyetir di depan.

"Kenapa kau disini? Sana dibelakang!" Tanya Yoongi saat Seokjin duduk di samping kemudi.

"Biasanya kan memang disini."

"Kau dibelakang saja. Hari ini lalu lintas macet."

"Aku disini saja Yoon. Ayo cepat."

"Tidak. Sana di belakang!"

"Tidak mau."

"Yasudah aku tidak akan jalan."

"Dasar tukang mengancam!"

Seokjin pun keluar lagi dan masuk ke pintu belakang.

Yoongi sengaja menyuruh Seokjin di belakang, agar Seokjin bisa merebahkan dirinya di kursi.

Selama perjalanan, Seokjin yang baru keluar dari rumah sakit, masih merasakan efek tak nyaman dari tubuhnya, ia tidur di belakang. Dengan merebahkan dirinya dan memejamkan mata.

Yoongi melihat itu tersenyum.

Setibanya mereka disana, Yoongi turun duluan dan membuka pintu belakang. Ia menepuk pelan pundak Seokjin.

"Uh.. sudah sampai?" Tanya Seokjin mengusap matanya.

"Iya."

Seokjin pun bangun. Ia mengambil kacamata dan memakainya. Ia jarang memakai kacamata, Ia hanya memakai kacamata ketika matanya lelah.

Mereka masuk kedalam ruangan.

Baru saja membuka pintu.

Kedua manusia yang ada disana langsung menoleh kearah Seokjin.

Ya. Mereka adalah Jungkook dan Woojin.

"Selamat pagi," sapa Seokjin duluan.

"Pagi."

Hanya Woojin yang menjawab, Jungkook hanya diam buang muka.

"Oma akan kesini, katanya ada hal yang ingin dia sampaikan. Kita disuruh ke ruang audit sskarang."

"Terimakasih informasinya Woojin."

"Sama-sama. Aku duluan."

Woojin pergi. Sisa Seokjin, Jungkook dan Yoongi disana.

Seokjin menghampiri sang adik yang enggan menatapnya.

"Kook.. kau masih marah?"

"Tidak."

"Kau terlihat marah."

"Sudahlah. Kita harus kesana sekarang."

Kata Jungkook yang langsung berjalan keluar melewatinya begitu saja. Namun baru sampai di depan pintu, Yoongi menghalanginya.

"Apa ini sikap mu terhadap Hyungmu sendiri?"

"Kenapa? Tidak boleh? Dia saja tidak masalah kenapa kau yang emosi."

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang