33

393 62 7
                                    

Pembicaraan ketiga bersaudara tersebut cukup panas. Membuat Yoongi yang diluar menahan diri untuk masuk. Ia sembunyi sampai Taehyung dsn Jungkook pergi.

Saat ia masuk kedalam, Seokjin mengadah kepalanya keatas. Ia seperti sedang putus asa.

"Jin?"

"Apa aku keterlaluan pada mereka?"

"Hm. Sepertinya begitu."

"Aku tidak tau harus percaya pada siapa lagi. Bahkan orang terdekatku juga berhianat."

"Maksudmu?"

"Kau tau siapa orang yang menghapus semua bukti kejahatan paman Lee?"

Yoongi menggeleng.

"Orang itu adalah Hanna."

Bola mata Yoongi membesar, mendengar nama itu yang disebut tentu membuatnya tak percaya.

"Seokjin, kau yakin? Tidak mungkin Hanna seperti itu, kalian sudah bersama sejak lama."

"Aku sudah mengumpulkan kembali bukti-bukti itu, namun saat aku lengah, Hanna mengambilnya ketika aku tertidur. Kau bisa lihat sekarang, bukti itu lenyap lagi."

"Jin.. tapi Hanna.  Dia tidak mungkin melakukan semua ini tanpa alasan. Dia pasti sedang dalam situasi yang buruk sehingga dia melakukan itu."

"Apapun situasinya, aku tak mau ambil resiko, Yoon. Biarkan mereka melakukan sesuatu yang buruk padaku, tapi jangan kepada adik-adikku."

"Aku mengerti tapi mereka tangguh, mereka juga bisa menghadapi itu bersama-sama."

"Yoongi, ini hal terakhir yang bisa aku lakukan untuk mereka. Aku akan mati, dan ketika itu tiba aku ingin pergi dengan tenang dan melihat mereka bahagia."

Seokjin mengambil sebuah map dibawah bantalnya. Map itu ia serahkan pada Yoongi.

"Bacalah."

Yoongi membukanya, kertas hasil pemeriksaan Seokjin yang terbaru. Tak ada satu kata terlewat saat membacanya. Setelah itu Yoongi menyerahkannya kembali.

Namun dengan wajah murung.

"Kau harus segera melaporkan Lee, namun buatlah itu atas namaku."

Lalu Seokjin mengambil benda pipih besar disamping tempat tidurnya. Ia membuka file disana sambil menutup hidung. Pandangannya memburam namun ia masih bisa berusaha melihatnya.

"A-aku sudah mengirimnya. P-padamu."

Yoongi berdiri. Ia tak menatap Seokjin dan terus berjalan keluar sambil menunduk.

Saat ia sudah melewati pintu kamar. Air mata lolos menetes. Semakin lama, air mata itu bukan lagi menetes, melainkan mengalir deras diiringi isakan tertahan.

"Brengsek! Dunia brengsek!"

Ia tak bisa melupakan semua yang ia lihat. Hasil pemeriksaan menuliskan bahwa hidup Seokjin tak sampai 1 tahun.

Didalam kamar, Seokjin tersenyum simpul mengusap hidungnya yang mimisan.

"Yoongi pasti terpukul. Apalagi adik-adikku. Maaf Taehyung, Jungkook. Aku tau ini bukan yang terbaik bagi kalian, tapi ini hal terakhir yang bisa kulakukan. Semoga kalian memaafkanku."

Seokjin menutup matanya dengan lengan yang terkulai lemas diatas paha.

❤️

Selepas itu, Yoongi langsung melakukan apa yang Seokjin minta. Ia mencetak file yang sudah Seokjin buat, sudah ia rapihkan berbentuk laporan resmi pada polisi, dan ia juga melaporkan Lee atas nama Seokjin.

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang