9

595 82 18
                                    

Hanna tak mau masuk kesana. Ke tempat Seokjin berada sekarang. Kini sang kekasih sedang menjalaji kemo terapi dan ia tak ada di sisinya.

Hanna tau Jin menyembunyikan sakitnya karena tak mau Hanna ikut bersedih. Alhasil selama ini ia berpura-pura tidak tau jika kondisi Seokjin memburuk.

Untuk sekarang. Hanna tak bisa menutupi kesedihannya lagi, ia menangis di kursi tunggu membiarkan kesedihannya luruh. Namun sudah sejam berlalu Hanna belum juga siap. Ia tak mau menangis di depan Seokjin. Karena jika ia menangis, Seokjin juga turut terluka.

"Bagaimana Yoon?"

"Masih sama seperti saat kemo pertama."

Hanna menggigit bibir bawahnya menahan air mata yang memaksa keluar lagi.

"Kau sebaiknya pulang saja. Jika dia sudah membaik akan kuhubungi lagi."

"Aku disini saja."

Yoongi menyodorkan sapu tangan "Kau tidak bisa menemui Seokjin dengan wajah kacau begitu."

"Hm. Terimakasih."

"Kalau begitu aku ke dalam lagi."

"Iya."

Yoongi berbalik dan masuk lagi ke dalam ruang khusus kemo terapi. Seokjin terlelap dengan wajah tidak nyaman. Sejak kemarin Seokjin mengeluh mual dan sulit makan, sekarang ia semakin kurus dan lemah karena tak ada asupan makanan yang masuk.

Melihat keringat Seokjin yang deras bercucur, Yoongi mengelapnya dengan kain hangat.

"Yoon.."

Ternyata gerakan itu mengganggu lelapnga Seokjin.

"Kau butuh sesuatu?"

Jin menggeleng "Sakiit.. hiks."

Yoongi panik. Pasalnya baru kali ini Seokjin mengeluh sakit bahkan menangis.

"Aku lelah yoon.. tolong hilangkan sakitnya.."

Yoongi mengangguk "Ne akan kucoba."

Sejujurnya ia juga ingin menangis saat ini juga namun ia berusaha kuat. Dengan membawa Seokjin ke pelukannya menenangkan si sahabat.

"Apa begini sudah tidak sakit?"

"Ibu.. Jin sakit.."

Yoongi melepas dan menyentuh wajah Seokjin dengan kedua tangannya. Seokjin mengigau. Pantas saja Seokjin seperti ini, tubuhnya kembali panas.

"Ayah? Ayah datang?"

Bayangan Yoongi nampak seperti sang ayah di mata Seokjin. Ia tak bisa membedakan mana mimpi dan mana kenyataan.

"Jin.."

"Jin rindu yah.."

Yoongi tak menjawab ia langsung memeluk Seokjin.

"Jin sakit yah. Ayah temani Seokjin malam ini.."

"Jin... kau akan sembuh."

"Iya yah. Jin akan sembuh dan melanjutkan mimpi ayah nanti. Itu yang akan Jin katakan sebelum ayah pergi menaiki mobil dengan ibu."

"Jin.. sudah semuanya sudah berlalu. Kau harus ikhlas."

"K-kini semuanya pergi.. Jin sendirian."

"Seokjin ini aku Yoongi. Kau harus ikhlas biarkan Ayah dan Ibumu pergi."

Seokjin menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia menggeleng dengan derai yang lebih deras.

"Yoon.."

Akhirnya Seokjin sadar, ia tak lagi menganggap Yoongi ayahnya.

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang