23

503 71 6
                                    

Taehyung yang aemula tertidur nyenyak diatas sofa merasa terganggu dengan suara bising. Ia membuka mata melirik kearah jam, masih menunjukkan pukul 6 pagi. Awalnya Taehyung ingin kembali tidur namun suara itu makin jelas terdengar. Sontak Taehyung menoleh.

Seketika ia langsung bangun dan berlari kearah Seokjin berada.

Sang Kakak kini merangkak dari temoat tidur menuju kamar mandi.

"Hyung!" Panggilnya sambil membantu Seokjin untuk bangkit.

"Kau mau kemana Hyung?"

"Hyung ingin ke kamar mandi."

"Harusnya Hyung bilang padaku."

"Kau sedang tidur. Seharian mengurus Hyung, kau pasti lelah."

"Aku tidak lelah, Hyung. Ayo katanya mau ke kamar mandi."

"Iya. Maaf membangunkanmu."

"Sudah jangan dipermasalahkan."

Taehyung pun memapah Seokjin menuju kamar mandi. Disana sang kakak membersihkan dirinya, mencuci muka, menggosok gigi dan mengganti pakaian.

Saat Seokjin membuka pakaiannya, Taehyung terdiam memandangi tubuh kurus sang kakak.

"Hyung, ketiakmu membesar."

"Iya. Ini kanker getah bening. Sebelum kemo ukurannya lebih besar."

Padahal ukuran benjolan itu sekarang tidak lah kecil, bisa dibayangkan sebesar apa waktu itu.

"Hyung, kankermu... sudah stadium berapa?"

Seokjin yang semula membasuh wajahnya pun berhenti saat pertanyaan Taehyung terlontar begitu saja. Ia mematikan keran dan menatap pantulan wajah keduanya.

"Dokter bilang Hyung sudah masuk ke stadium 2, tipe B, karena hampir setiap hari aku demam dan berkeringat. Gejalanya sering muncul."

"Kau pasti kesulitan."

"Tidak juga. Sejak kecil aku sudah seperti ini. Jangan menatapku begitu, aku memang menyedihkan tapi aku tetaplah Hyung yang kuat."

Taehyung mulai tersenyum "Aku tau itu Hyung."

Sejujurnya pandangan Seokjin mulai memburam, ia tak bisa melihat Taehyung dengan baik namun ia harus menahan keluhannya, ia ingin segera ke tempat tidur dan memejamkan matanya lagi.

Taehyung pun memapah Seokjin dan membantunya kembali berbaring, saat kulit mereka bersentuhan, Taehyung terkesiap merasakan panas di kulit Seokjin. Panas abnormal yang lebih tinggi dari malam tadi.

Taehyung meraba dahi Seokjin.

Ternyata benar, Seokjin sering demam.

Lagi-lagi ia mengompres Seokjin dengan telaten. Wajah sang kakak perlahan menunjukan rasa gelisah.

"Hiks..."

"Hyung?"

"Sakit.. hiks.."

"Dimana yang sakit?"

Seokjin menggeleng gelisah sampai handuk basah yang semuka berada di dahinya terjatuh kesamping. Taehyung harus memegang benda itu agar tetap di dahi sang kakak.

"Hyung katakan, mana yang sakit?"

"Semuanya... sakit hiks.."

Seokjin semakin gelisah, tubuhnya bergerak tak nyaman, kakinya menandang udara dan kedua tangannya mencengkram sprei kuat-kuat.

"Ayah.. ibu... Jin ikut..."

"Hyung, seokjin Hyung?"

Taehyung mencoba menyadarkan Seokjin dengan mengguncang pelan bahunya.

Shed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang