"Mumpung inget nih. masalah hukuman kemarin. sekarang gue tagih ya?"-ujar haechan tiba-tiba. Membuat azura seketika jantungan, sekarang pikiran azura sudah bercabang-cabang, pikirnya. haechan akan menghukumnya dengan hal-hal yg aneh-aneh. Salahkan aja pikiran azura yg begitu kotor. Segera azura menepis pikiran kotornya itu, tidak mungkin. Tidak mungkin haechan seperti itu. Mereka masih sekolah. Ingat, mereka masih sekolah. Lagian sebab dirinya kena hukum juga tidak masuk di akal, masa cuma karna masalah kemarin, yg azura sakit perut itu, cuma masalah kecil doang. Sampe-sampe dihukum segala, haechan lebay.
Azura memperhatikan gerak-gerik haechan. pergerakan haechan yg begitu tiba-tiba, tadi yg posisinya haechan duduk anteng disamping azura. sekarang malah duduk lesehan dibawah. Ngomong-ngomong, sekarang mereka lagi di ruang tamu, niatnya mau menonton TV, tapi malah TVnya yg menonton mereka.
"Hukum? Hukum apa? Hukum tajwid? Mim musyatdadah atau ikfa hakikih chan?"-tanya azura ingin melawak.
"Gak lucu, ayok. sekarang gue mau kasih lo hukuman"-ucap haechan menghadap ke sampai, ke arah azura. dan menatap azura sedalam dalamnya.
"Apa hukumannya? Jangan yg aneh-aneh deh"
Azura ikutan duduk lesehan, disamping haechan. Dan mereka saling melirik satu sama lain."Hukumannya... lo. Harus disisi gue setiap hari, setiap saat, setiap waktu dan setiap detik"-pinta haechan serius.
Hukuman macam apa itu!?
"Maksud lo?"-tanya azura binggung.
"Seandainya terjadi sesuatu, lo harus tetap disisi gue. Ngerti?"-tanya haechan balik.
"Iya, tapi tergantung sih"-balas azura yang terlintas dibenaknya ingin menjahili haechan. Hobi barunya, adalah menjahili haechan.
"Tergantung apa?"-tanya haechan menaikan satu alisnya.
"Seandainya gue nemu cinta sejati gue, gue nggak bisa disisi lo lagi dong, gue akan sibuk sama lelaki masa depan gue, yg pasti. Itu kayaknya bukan elo"-jawab azura membuat wajah haechan berubah datar. Datar se datar datarnya.
"Lo mau main-main dulu? Oke!"-ucap haechan berdiri dari duduknya dan dengan gerakan cepat. azura menarik pergelangan tangan haechan, agar haechan tidak melanjutkan langkahnya yg mau berjalan meninggalkan dirinya sendrian di ruang tamu ini.
"Ngambek?"-tanya azura menaik turunkan alisnya.
"Ga"
"Tatap gue"-suruh azura.
"Males"-balas haechan enggang menatap wajah istrinya itu.
"Ouhh, ceritanya ngambek ini?"-tanya azura yg sudah hafal dengan kelakuannya haechan.
"Gak"
"Gue cuma bercanda mamas ganteng, baperan Banget sih lo. Suami gue, baperan!"-ucap azura ikutan berdiri dan merangkul pundaknya haechan.
*****
"Zur. bangun, Gue lapar nih, Bangunnnn"
Haechan berusaha membangunkan azura dari tidur sorenya. Iya, tidur sore. sebentar lagi akan masuk waktunya jam makan malam, dan perut haechan tidak bisa diajak kompromi lagi, malah meminta di isi dengan segera.
"Istrinya bapak haechan.. Bangun.. Suaminya lapar ini mbak"-usaha haechan sekali lagi, sambil menepuk-nepuk pelan pipinya azura.
"Hmm?"-sahut azura dengan suara khas orang bangun tidur.
"Gue lapar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Haechan💚 (On Going)
Ficción General"Serius itu calon bini gue? Kok bisa cantik banget ya, nggak salah lagi ini, itu calon bini gue, mak lampir oke juga. nggak kaleng kaleng"-batin haechan menatap azura. "Yaampun!! kok si item jadi ganteng gini yaaa, mana tamvan amat ihh, eh anjirr a...