Bab 6

3.4K 99 1
                                    

DISINI AKU MENGUBAH PANGGILAN UNTUK PAK RIKO JADI HANYA RIKO SAJA YA DAN CRISTOFER AKU UBAH JADI CRIS.

Follow dulu yuk sebelum lanjut membaca :)




Udah belum?




Udah? silahkan lanjut membaca.

••••

"Saya segera kesana" Dengan langkah pasti pria itu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah Xania meninggalkan Ruangan tersebut, pria yang tak lain adalah Riko mendapat kabar dari anak buah nya bahwa seseorang yang menjadi incarannya sudah tertangkap dan sudah disekap di sebuah gedung kosong milik Riko.

Hanya Riko dan anak buah nya saja yang mengetahui tempat itu.

Setelah sudah sampai di lobby Riko menghentikan langkahnya sesaat, ia menatap dua sejoli yang berbeda jenis sedang berbincang.

Lalu tak berselang lama kedua sejoli tersebut membuat Riko menatap tajam mereka yang membuat hatinya memanas, mereka pergi meninggalkan lobby menuju kantin dengan saling merangkul.

Lebih tepatnya pria itu yang sudah berani menyentuh Xania.

Tangan Riko mengepal kuat hingga ruas kuku nya memutih, sial gadis nya di sentuh pria lain!
Tidak bisa di biarkan, Xania hanya boleh disentuh oleh dirinya saja.

Dengan emosi yang tertahan Riko melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

🖤🖤🖤

Sesampainya di kantin Xania dan Cris langsung menduduki tempat duduk yang di sediakan di kantin, mereka sepakat untuk memesan bubur untuk sarapan pagi ini.

Tidak berselang lama pesanan mereka pun datang, Xania maupun Cris memakan makanan mereka dengan lahap tanpa ada pembicaraan apapun.

Terlihat jelas Cris ingin memulai obrolan namun ia tidak berani saat melihat mood Xania pagi ini kurang baik, jadi untuk sekarang Cris cukup bersyukur bisa sarapan bareng dengan gadis pujaan nya walaupun tidak ada obrolan.

"Xania apa kamu dan Pak Riko ada hubungan ya? Kenapa aku lihat kemarin kalian jalan bareng?" Tidak tahan dengan kecanggungan, akhirnya Cris memulai obrolan yang membuatnya penasaran sejak kemarin saat ia melihat Xania memasuki mobil Riko.

"Sembarangan, kemarin Pak Riko ada rapat di luar lalu Pak Riko ngajak aku ikut padahal aku udah bilang gak bisa. Emang keras kepala sekali bos mu itu" lihatkan, bahkan Xania begitu emosi menjelaskan itu kepada Cris.

"Hahaha berani sekali kamu mengumpati Pak Riko di kawasan kantor" Cris tidak bisa menahan tawanya.

"Bodo amat aku tidak peduli, hidupku jadi suram semenjak bertemu dengan nya"

"Memang nya apa yang dia lakukan?"

"Dia orang yang pemaksa sekali Cris, masa aku di paksa mengikuti semua keinginan nya"

"Hei dia pemilik perusahaan tempat kerjamu loh Xania, bebas saja kalau Pak Riko memerintah mu sesuka hati nya." Cris hanya bisa menggeleng kepala.

"Sudahlah aku malas membahasnya, aku kembali ke ruanganku duluan ya Cris" Xania berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban Cris.

"Xania, Xania. Kenapa kamu bisa semenggemaskan itu sih" lirih Cris saat melihat Xania sudah menjauh dari jangkauan nya.

Sedangkan Riko sudah sampai di markasnya yang tak lain gedung kosong miliknya, dengan wajah datar dan aura yang menyeramkan Riko berjalan melewati bodyguard yang menunduk hormat kepadanya.

Riko melihat seseorang yang sudah tak berdaya duduk di tengah ruangan minim cahaya.

"Kita akhir nya bertemu kembali Alvin Addison, bagaimana? Aku berhasilkan menemukan tikus nakal sepertimu" ucap Riko datar.

Alvin Addison adalah mantan supir dari kedua orang tua Riko, sudah 5 tahun pria berusia 45 tahun itu bekerja dengan keluarga Carlex. Namun tanpa di duga pria tersebut menghianati Riko dengan membunuh orang tua nya dengan tragis yaitu membuang mobil mereka ke jurang, tragisnya jasad orang tua nya hangus terbakar saat mobil tersebut terjun.

Kenapa Alvin bisa selamat? Karena dia sudah lebih dulu loncat sebelum mobil itu mengeluarkan api dan terbakar abis.

"Lepaskan aku brengsek!"

"Lepaskan? Sepertinya itu hanya mimpimu saja kawan, penghianat sepertimu harus merasakan siksaan mereka. Bagaimana? Sudah mau jujur siapa tuan mu yang menyuruh kau membunuh kedua orang tua ku?!" Riko melirik dua lelaki yang sudah siap dengan pakaian serba hitam lalu tangannya yang memegang cambuk yang terbuat dari besi.

"Kamu pikir dengan cara kamu mencambuk, aku akan membuka suara? Hah jangan harap Riko. Aku ini orang yang setia dengan tuan ku" pria tersebut menatap remeh kepada Riko.

"Masih bungkam ternyata, tapi tidak apa apa. Kamu lebih baik merasakan siksaan mereka, akupun sudah tau dalang dari kematian kedua orang tua ku tanpa kamu kasih tau" Ucap Riko dengan santai namun tetap mengerikan.

"Hahaha Riko kamu itu bodoh sekali" Alvin tertawa meremehkan Riko.

"Bajingan, cambuk dia!" Teriak Riko kepada dua pria yang sudah siap di samping Alvin.

Ctak

Ctak

Ctak

"Aaarrggh sakit....sialan kau Riko aaaah!" Alvin berteriak kesakitan saat merasakan cambukan ditubuhnya, namun hal itu malah membuat Riko semakin bahagia.

"Pertunjukan yang bagus kawan, cambuk dia sampai semua kulitnya mengelupas. Pastikan bajingan itu tidak mati" tanpa menoleh kembali Riko segera keluar meninggalkan gedung tersebut.

Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang