Kembali lagi pada pagi ini untuk memulai rutinitas sebagai seorang yang bekerja, Xania yang baru saja selesai mandi langsung bergegas memilih pakaian yang formal karena hari ini ia akan bertemu beberapa klien.
Tidak lupa Xania menyempatkan diri untuk berdandan seadanya karena hari ini ia akan bertemu banyak orang, setelah sudah siap Xania berjalan keluar kamar.
"Kamu sudah rapih Xania?" Ujar Dinda saat melihat sang sahabat baru saja keluar dari kamar.
"Sudah, ayo kita berangkat sebelum terlambat" jawab Xania.
"Baiklah" Setelahnya mereka berlalu meninggalkan rumah mereka.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka sampai, karena posisi rumah mereka hanya berjarak tiga ratus meter dari kantor.
Xania turun dari motor nya lalu ia melihat jam yang masih pukul 06.40 yang berarti mereka hanya menghabiskan waktu 20 menit untuk sampai dikantor.
Lalu mereka berjalan beriringan memasuki gedung perusahaan tersebut, mereka mentap kartu identitas mereka sebelum memasuki area kantor. Saat sudah melewati penjagaan yang disediakan oleh perusahaan mereka langsung bergegas menuju lift.
Pintu lift terbuka dan terlihat kosong, beberapa orang berbondong memasuki lift tersebut, memang cukup padat jika di pagi hari.
Xania merasa sesak saat berdempetan di dalam lift. Memang sudah menjadi rutinitas mereka berdesakan seperti ini, sebenarnya ada tangga darurat yang di sediakan oleh perusahaan namun Xania tetap memilih menggunakan lift agar tidak menguras lebih banyak tenaga.
Saat lift sudah berhenti di lantai lima, Xania bergegas keluar dari kerumunan, rasanya ia akan kehabisan nafas jika lebih lama lagi di dalam lift.
"Astaga, aku bisa mati jika lebih lama lagi di dalam sana" gumam Xania yang masih berusaha mengambil nafas sebanyak banyak nya.
"Begini rasanya bekerja di perusahaan yang menjadi incaran banyak orang ya, semua karyawan mereka banyak sekali. Hampir semua lift terisi manusia" keluh Dinda.
"Ya begitulah Din, sudah ayo kita kembali bekerja" ucap Xania yang sudah merasa baikan. Lalu mereka kembali melangkah menuju meja kerja masing masing.
Sedangkan di luar gedung terlihat mobil mewah memasuki perkarangan kantor, sudah bisa ditebak bukan siapa pemilik mobil tersebut. Pemilik mobil tersebut membuka pintu pengemudi dan terlihatlah Riko yang akan keluar dari mobil, dengan gerakan perlahan ia keluar dari mobil membuat karyawan wanita yang sedang berada disana tercengang melihat sang CEO sangat tampan hanya karena pria itu keluar dari mobilnya.
Riko yang hari ini cukup sibuk ia dengan cepat berjalan mendekati Valet lalu melempar kunci mobil sport tersebut kepada pria yang menjadi petugas Valet. Dengan tergesa-gesa Riko memasuki gedung perusahaan lalu menuju lift yang di khususkan hanya untuk dia seorang.
~~~~
Tidak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat, terlihat sudah pukul lima sore dimanja semua karyawan akan berbondong bondong kembali ke rumah masing-masing. Termasuk Xania yang saat ini sudah menyelesaikan tugasnya langsung bergegas merapihkan barang miliknya agar tidak ada yang tertinggal.
Saat dirasa semua barang sudah tertata rapih Xania melangkahkan kakinya menuju lift, kali ini ia tidak akan langsung pulang. Xania berniat untuk mampir ke supermarket untuk mengisi bahan dapur dan keperluan bulanan nya.
Sesampai nya di lobby Xania duduk sebentar untuk memesan ojek online, ia duduk di sofa yang di sediakan tepat depan resepsionis. Setelah dapat pengemudi Xania segera menghampiri ojek online nya yang sudah menunggu di depan kantor.
"Atas nama Bu Xania ya?" Tanya si pengemudi.
"Iya, betul Pak" ucap Xania, dan pengemudi tersebut segera memberikan helm kepada Xania dan langsung dipakai oleh nya setelah itu motor tersebut langsung melesat keluar dari area kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession
Romance"Mau, lari kemana lagi? Sudah ku bilang kau tidak akan pernah bisa lepas dari jangkauan ku sayang" senyum licik terlihat jelas di wajah yg tampan itu. "Kau, bisa gak Menjauhlah dari ku!" Gadis tersebut bergegas melarilan diri,ke sebuah tempat gang...