Beberapa minggu berlalu begitu saja, tidak terasa sudah dua minggu. Sejak makan malam itu, Xania benar benar tidak diperbolehkan keluar dari apartemen miliknya. Dirinya kembali seperti dulu yang terjebak oleh jerat Riko, Riko bahkan tidak mengizinkan Xania hanya sekedar pergi ke minimarket.
Apartemen milik Xania yang terlihat sederhana, untung saja memiliki dua kamar. Jika tidak, sungguh tidak tau bagaimana nasibnya yang setiap hari harus bersama Pria yang tidak dikenal nya itu.
Jika semua ini terulang lagi, sudah dipastikan Xania akan semakin gila. Bukan hidup seperti ini yang dirinya harapkan, ia pergi ke Jakarta untuk bekerja dan menuntaskan cita-cita nya selama ini, bukan untuk terjerat cinta obsesi pemilik perusahaan.
Xania memang suka membaca cerita novel tentang CEO yang jatuh cinta ke karyawan nya lalu terobsesi untuk memiliki wanita itu, tapi bukan berarti Xania mau berada diposisi itu. Siapa juga yang mau terjebak dengan hubungan toxic seperti itu, si Pria yang melakukan berbagai cara agar bisa menjerat si wanita, bahkan cara kotor sekalipun.
Saat ini Xania sedang berada di atas ranjang, merenungkan nasibnya yang akan hancur. Namun Xania tampaknya tidak akan diam saja, ia merenung sambil memikirkan cara untuk lepas dari jeratan Riko.
"Aku harus cari cara untuk pergi, kali ini aku harus bisa menghilang tanpa di temukan. Aku tidak sudi bersama pria yang tidak tau diri sepertinya!" Ucap Xania menggebu.
"Tapi bagaimana caranya, kalau aku mengulang kembali cara yang aku lakukan dulu, sudah pasti akan sia sia." Lirihnya
Karena terlalu pusing dengan pikiran yang sedang kalut ini, Xania memutuskan untuk beranjak dari ranjang lalu menuju kamar mandi. Gadis itu memilih menjernihkan pikiran dengan berendam diri di bathtub, saat ini waktu yang tepat untuk Xania memanjakan tubuhnya.
Setengah jam berlalu akhirnya Xania menghentikan aksi berendam nya, cukup lama ia memainkan busa sambil bersenandung kecil. Setelah di pusingkan oleh Riko beberapa hari terakhir Xania jadi jarang merawat kulit mulus nya, dari dulu gadis itu selalu mementingkan tubuh nya agar terawat dengan baik.
Makanya sekarang ia menjadi sangat cantik dengan kulit putih bersih dan mulus layaknya seorang bayi, tidak sedikit pria yang mengejar Xania jaman SMA maupun Kuliah, namun semua nya tidak ada yang berhasil mendapatkan Xania.
Pertama kali bertemu Riko, Xania tidak pernah berfikir akan menjadi seperti ini masalah yang dihadapi nya. Ia yang sangat serius bekerja ternyata mendapatkan kesialan dengan kedatangan Riko, rasa kagumnya terhadap RC Entertainment menjadi musnah dikarenakan oleh sikap Riko yang membuat nya muak.
"Sudahlah, aku terlalu stress akhir-akhir ini. Sebaiknya aku sarapan pagi dulu, aku yakin pasti pria itu udah gak ada seperti hari sebelumnya" ucap Xania sembari memakai pakaian santai milik nya.
Xania berjalan keluar kamar dan menuju ruang makan, sesampainya disana, gadis itu dikejutkan dengan seorang pria yang sedang menata piring berisikan berbagai macam makanan.
"Apa yang kamu lakukan?!" Dengan raut wajah terkejut Xania mendekati pria itu dengan perlahan.
"Morning sayang, aku tadi habis pesan makanan untuk kita sarapan. Setelah itu aku sajikan di piring, untuk nanti kita sarapan bareng" dengan wajah sumringah pria itu menarik tangan Xania dengan lembut dan mendudukkannya di kursi yang tersedia disana.
"Kenapa masih disini, Riko?" ya, pria itu adalah Riko. Xania tidak mengerti kenapa pria itu masih santai dengan baju rumah nya, sedangkan sekarang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
"Kenapa masih disini?" Dengan polosnya Riko mengulang kembali ucapan Xania.
"Aku libur beberapa hari, karena ada suatu hal yang harus aku bicarakan dengan kamu. Karena aku senggang jadi aku menyiapkan makanan untuk kita, ayo makan. Nanti keburu dingin!" ucap Riko dengan lembut sembari mengambil piring untuk Xania.
"Kamu mau pakai lauk apa? Ini ada udang balado, ada tumis kangkung dan gurame asam manis" Ucap Riko dengan sabar mengambil nasi dan menyebutkan macam-macam lauk yang tersedia.
"Terserah, aku makan semua" dengan datar Xania menjawab, ia memang tidak pemilih. Semua akan ia makan kecuali pare dan jengkol atau semacamnya, ia tidak suka.
"Baiklah, semua lauk aku masukkan" ucap Riko dengan tangan yang aktif mengambil satu persatu lauk.
"Nih, makan yang banyak. Tadi aku pesan di restoran Indonesia yang ada di negara ini, karena aku tau pasti kamu merindukan masakan Indonesia. Aku lihat kamu juga semakin kurusan, nambah kalau kurang" Riko memberikan piring tersebut kepada Xania.
"Ck, kamu pikir aku tukang pacul yang membutuhkan pasokan makanan yang banyak agar tenagaku kuat memacul sawah!" Tidak terima dibilang kurusan Xania menjadi emosi, wajah nya memerah.
Tetapi itu malah membuat Riko menjadi gemas dengan tingkah Xania, di mata pria itu Xania tidaklah seram malah menjadi seperti kurcaci kecil yang sedang marah.
"Gemas sekali gadis ku ini" gumam Riko yang sedari tadi menatap wajah kesal Xania.
"Kamu itu gemesin banget sih!" Ucap Riko, lalu mencubit kedua pipi gadis cantik itu. Pria ini sudah tidak peduli nanti akan kena amuk Xania, dengan refleks ia melakukan hal itu karena tidak tahan.
"Shh, sakit Riko! Sudah aku bilang jangan pernah sentuh aku"
Kan beneran mengamuk kucing betina ini, tetapi Riko tidak perduli.
"Iya sayang, udah makan lagi. Habiskan ya, nambah kalau kurang" ucap Riko dengan senyuman yang tidak luntur.
•••••
Masih sabar nunggu next bab gak nih, readers?
Gimana sama bab kali ini?
Sikap Riko yang seperti ini kenapa gemesin banget sihh, jadi mau milikin kan.
Eh gak deng bercanda, serem kalau udah mode psychopaths🫣
Segini dulu ya, nanti aku update lagii.
Jangan lupa bantu vote & follow cerita ini ya boleh juga share ke teman-teman kalian, bantu ramaikan cerita ini biar author semangat update nya🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession
Romance"Mau, lari kemana lagi? Sudah ku bilang kau tidak akan pernah bisa lepas dari jangkauan ku sayang" senyum licik terlihat jelas di wajah yg tampan itu. "Kau, bisa gak Menjauhlah dari ku!" Gadis tersebut bergegas melarilan diri,ke sebuah tempat gang...